Formasi Favorit Spalletti dan Bayangan Starting XI Juventus Jika Ia Jadi ke Turin

3 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Luciano Spalletti dikabarkan semakin dekat dengan kursi panas Juventus. Mantan pelatih Timnas Italia itu sudah melakukan pembicaraan dengan manajemen Bianconeri terkait kemungkinan menangani tim hingga akhir musim ini. Jika mampu membawa Juventus finis di empat besar, kontraknya akan diperpanjang secara otomatis.

Meski Spalletti memiliki tato Napoli di lengannya—simbol dari masa gemilangnya bersama Gli Azzurri ketika meraih Scudetto musim 2022/23—ia tampak siap menempuh tantangan baru di Turin. Pelatih berusia 66 tahun itu bahkan sempat mengakui Juventus sebagai “klub besar”, sinyal bahwa hatinya mulai terbuka untuk petualangan baru.

Jika kesepakatan tercapai, menarik untuk membayangkan seperti apa racikan taktik Spalletti di Allianz Stadium, apalagi gaya bermain dan filosofi kepelatihannya dikenal fleksibel namun disiplin secara struktur.

Promosi 1

Spalletti dan Filosofi Taktiknya

Selama kariernya, Luciano Spalletti dikenal sebagai pelatih yang mengandalkan sistem permainan berbasis penguasaan bola dengan pergerakan dinamis antarlini. Saat melatih Inter Milan pada 2017-2019, ia kerap menggunakan formasi 4-2-3-1 untuk memaksimalkan transisi cepat dari lini tengah ke depan.

Di Napoli, Spalletti beralih ke formasi 4-3-3 demi memaksimalkan kecepatan dan kreativitas duet Victor Osimhen serta Khvicha Kvaratskhelia. Pola itu terbukti efektif, mengantarkan Partenopei menjuarai Serie A setelah penantian lebih dari tiga dekade.

Dalam tugas terakhirnya bersama timnas Italia di Euro 2024, Spalletti juga menyesuaikan sistem antara 4-2-3-1 dan 4-3-3, tergantung karakter lawan. Fleksibilitas inilah yang membuatnya dikenal sebagai pelatih modern dengan kemampuan adaptasi tinggi. Jika ia akhirnya menukangi Juventus, dua formasi itu kemungkinan besar akan kembali menjadi andalannya.

Tantangan Emosional dan Pandangan Suporter

Kepindahan Spalletti ke Juventus jelas akan memantik perdebatan di kalangan tifosi, terutama pendukung Napoli. Ikatan emosional yang ia bangun di San Paolo—tempat ia menulis sejarah—akan ternoda jika ia bergabung dengan rival berat di utara Italia.

Kendati demikian, Spalletti tampaknya tak gentar dengan potensi reaksi tersebut. Ia kabarnya benar-benar tertarik dengan proyek Juventus dan peluang untuk “mengembalikan kejayaan klub”, sebagaimana dilaporkan media Italia. Ia tahu, bekerja di Turin berarti tekanan tinggi, tapi juga kesempatan membuktikan dirinya lagi di level tertinggi Serie A.

Menariknya, Spalletti pernah mengatakan pada Maret lalu bahwa ia “tidak akan melatih klub lain di Serie A selain sang juara bertahan Italia.” Kini, ucapan itu tampak tidak lagi mutlak. Mungkin, setelah setahun jauh dari hiruk pikuk Serie A, hasrat kompetitifnya kembali menyala.

Bayangan Starting XI Juventus ala Spalletti

Jika menilik skuad Juventus saat ini, Spalletti diperkirakan akan mengandalkan formasi 4-2-3-1 yang menjadi ciri khasnya. Posisi penjaga gawang kemungkinan besar tetap dipercayakan kepada Michele Di Gregorio.

Di lini belakang, cedera Gleison Bremer membuat stok bek tengah terbatas. Lloyd Kelly yang tampil konsisten berpeluang menjadi tandem Federico Gatti di jantung pertahanan. Joao Mario bisa menempati pos bek kanan, sementara Andrea Cambiaso di sisi kiri.

Untuk poros ganda di lini tengah, duet Manuel Locatelli dan Khephren Thuram akan menjadi pilihan ideal. Keduanya memiliki kombinasi keseimbangan antara distribusi bola dan kekuatan bertahan yang dibutuhkan dalam sistem Spalletti.

Di lini serang, Spalletti bisa menurunkan Jonathan David di posisi gelandang serang tengah, didukung Kenan Yildiz dan Francisco Conceicao di sayap. Sementara itu, Dusan Vlahovic tetap menjadi ujung tombak utama—meskipun status kontraknya masih belum pasti.

Dengan racikan semacam ini, Juventus berpotensi tampil lebih agresif dan modern. Gaya main Spalletti yang menekankan pressing tinggi dan rotasi posisi bisa menghadirkan nuansa baru di Turin, sesuatu yang dirindukan sejak era Massimiliano Allegri berakhir.

Juventus (4-2-3-1): Di Gregorio; Joao Mario, Gatti, Kelly, Cambiaso; Locatelli, Thuram; Francisco Conceicao, Jonathan David, Yildiz; Vlahovic.

Jika kesepakatan benar tercapai, langkah Juventus menunjuk Luciano Spalletti bukan hanya soal mengganti pelatih, melainkan membuka lembaran baru. Formasi bisa diubah, strategi bisa disesuaikan, tapi satu hal pasti: Juve tengah mengincar kembalinya identitas sebagai penguasa Italia.

Sumber: FootItalia

Klasemen Serie A/Liga Italia

Read Entire Article
Bisnis | Football |