Harga Emas Amblas Usai Sentuh Rekor Tertinggi

1 month ago 9

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun dari rekor tertinggi pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta) setelah Gedung Putih mengatakan akan mengklarifikasi informasi yang salah tentang logam mulia yang akan dikenakan tarif.

“Gedung Putih berencana mengeluarkan perintah eksekutif dalam waktu dekat untuk mengklarifikasi informasi yang salah tentang tarif emas batangan dan produk khusus lainnya,” ujar seorang pejabat Gedung Putih dikutip dari CNBC, Sabtu (9/8/2025).

Harga emas dunia turun dari level penutupan tertinggi sepanjang masa di USD 3.491,30 setelah pernyataan Gedung Putih. Logam mulia tersebut terakhir diperdagangkan pada harga USD 3.463,30.

Asosiasi Logam Mulia Swiss memperingatkan pada hari Jumat sebelumnya bahwa tarif AS dapat berdampak negatif pada arus emas fisik internasional.

“Kami khususnya prihatin dengan implikasi tarif bagi industri emas dan pertukaran fisik emas dengan AS, mitra lama dan historis bagi Swiss,” kata Presiden Asosiasi Logam Mulia Swiss Christoph Wild.

Presiden Donald Trump telah mengenakan tarif sebesar 39% atas ekspor Swiss ke AS. Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS tampaknya mengklarifikasi minggu ini bahwa emas batangan seberat 1 kilogram dan 100 ons tidak dikecualikan dari tarif.

“Perlu dicatat bahwa klarifikasi ini tidak hanya berlaku untuk Swiss, tetapi juga untuk semua batangan emas cor seberat 1 kg dan 100 oz yang diimpor ke AS dari negara mana pun,” kata Asosiasi Logam Mulia Swiss. 

Harga Emas Tembus Level Tertinggi

Sebelumnya, harga emas naik ke level tertinggi dalam dua minggu pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta), didorong oleh permintaan aset safe haven setelah tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai berlaku dan data pekerjaan AS menambah ekspektasi penurunan suku bunga.

Dikutip dari CNBC, Jumat (8/8/2025), harga emas dunia di pasar spot naik 0,5% menjadi USD 3.385,07 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak 23 Juli di awal sesi perdagangan. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,6% menjadi USD 3.452,6.

“Ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung, dan meningkatnya ketegangan geopolitik terus menopang pasar dengan minat terhadap aset safe haven,” kata Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Senior Zaner Metals, Peter Grant.

Tarif lebih tinggi yang diberlakukan Trump terhadap impor dari sejumlah negara mulai berlaku pada hari Kamis, membuat beberapa mitra dagang seperti Swiss, Brasil, dan India berebut untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik.

Sementara itu, jumlah warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran naik ke titik tertinggi dalam satu bulan minggu lalu, mengisyaratkan adanya pelonggaran di pasar tenaga kerja AS.

Data tersebut mendukung meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. “Jika data (AS) terus menunjukkan pelemahan, kita bisa melihat ekspektasi yang lebih dovish berkembang dan hal tersebut secara umum juga mendukung emas," ungkap Grant.

Harga Emas Terus Naik

Emas, yang digunakan sebagai alat penyimpan nilai selama ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, juga cenderung berkembang dalam lingkungan suku bunga rendah.

Minggu lalu, data penggajian AS yang lebih lemah meningkatkan taruhan pemotongan suku bunga, dengan pasar sekarang memperkirakan lebih dari 91% peluang pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, menurut Alat FedWatch CME Group.

Tiga pejabat The Fed membunyikan peringatan akan melemahnya pasar tenaga kerja AS, dengan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari pada hari Rabu mengatakan bahwa pemotongan suku bunga sebesar dua perempat poin persentase pada akhir tahun adalah wajar.

Sementara itu, harga perak naik 0,7% menjadi USD 38,13 per ons, tertinggi sejak 25 Juli. Harga platinum datar pada USD 1.333,81 dan harga paladium naik 1,4% menjadi USD 1.148,29. 

Emas Dilirik Lagi di Tengah Ancaman Stagflasi dan Ketegangan Global

Sebelumnnya, harga emas dunia sempat melemah tipis pada perdagangan sesi Amerika Utara, turun 0,23% ke kisaran USD 3.372 per troy ons. Pelemahan ini dipicu oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS serta aksi ambil untung dari investor.

Analis Senior Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, tekanan harga emas juga dipengaruhi kabar bahwa Presiden AS Donald Trump berencana menunjuk pengganti Gubernur The Fed Adriana Kugler pada akhir tahun. Kabar ini memunculkan spekulasi baru tentang arah kebijakan moneter AS ke depan.

Memasuki perdagangan Kamis pagi (7/8/2025), harga emas stabil di sekitar USD 3.380. Namun, yield obligasi AS tenor 10 tahun yang melonjak ke 4,24% menjadi hambatan signifikan.

"Emas sebagai aset tanpa imbal hasil cenderung tertekan saat yield obligasi meningkat tajam," kata Andy dalam keterangan tertulis, Kamis (7/8/2025).

Di sisi lain, laporan PMI Jasa ISM AS yang lebih lemah dari ekspektasi pasar memberi sedikit dukungan bagi emas. Indeks PMI turun dari 50,8 ke 50,1, berlawanan dengan proyeksi kenaikan ke 51,5.

Selain itu, sektor ketenagakerjaan mencatat kontraksi dan indeks harga naik ke level tertinggi sejak Oktober 2022—mengindikasikan gejala stagflasi. Kondisi ini membuat investor kembali memburu emas sebagai aset lindung nilai.

Read Entire Article
Bisnis | Football |