Harga Patokan Ekspor Tembaga Naik hingga Periode Kedua April 2025, Ini Penyebabnya

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Rata-rata Harga Patokan Ekspor (HPE) komoditas konsentrat tembaga (Cu ≥ 15 persen) pada periode kedua April 2025 adalah sebesar USD 4.378,58/WE.

Nilai ini naik 0,06 persen dibanding periode pertama April 2025 yang tercatat sebesar USD 4.365,62/WE. Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menuturkan, kenaikan HPE disebabkan naiknya harga mineral ikutan yaitu mineral yang terbentuk bersamaan dengan mineral utama dan memiliki nilai ekonomi yang turut memengaruhi harga konsentrat tembaga.

Selain itu, penetapan HPE juga mempertimbangkan dinamika harga konsentrat tembaga di pasar global. Penetapan HPE periode kedua April 2025 tertuang dalam Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Nomor 469 Tahun 2025 tertanggal 14 April 2025 tentang HPE atas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar. Ketentuan ini berlaku pada 15–30 April 2025.

"HPE konsentrat tembaga naik pada periode kedua April 2025 dibandingkan periode pertama. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan harga mineral ikutan, meskipun secara umum harga konsentrat tembaga menunjukkan tren penurunan selama periode pengumpulan data,” ujar Isy seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (15/4/2025).

Isy menuturkan, penetapan HPE konsentrat tembaga dilakukan dengan mempertimbangkan masukan dan usulan tertulis dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku instansi teknis. Usulan tersebut disusun berdasarkan data harga dari London Bullion Market Association (LBMA) dan London Metal Exchange (LME).

"HPE ditetapkan melalui rapat koordinasi lintas instansi yang melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Perindustrian,” kata Isy.

Bakal Dikenakan Tarif, Donald Trump Selidiki Impor Tembaga di AS

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memerintahkan penyelidikan terhadap impor tembaga di negaranya, sebagai langkah awal dari potensi kebijakan tarif pada logam tersebut.

Melansir BBC, Rabu (26/2/2025) seorang pejabat pemerintah AS mengatakan Gedung Putih ingin menemukan cara untuk meningkatkan produksi tembaga AS, komponen yang digunakan untuk membuat mobil listrik, kapal, dan pusat data yang menurut mereka penting bagi keamanan nasional.

Adapun seorang pejabat Gedung Putih menyebutkan bahwa hasil penyelidikan akan menentukan tingkat tarif impor tembaga di AS.

Pejabat tersebut juga mengatakan bahwa penyelidikan ini diperlukan untuk melindungi perusahaan tembaga AS dari persaingan dari China.

"China telah lama menggunakan kapasitas industri dan dumping sebagai senjata ekonomi untuk mendominasi pasar global, secara sistematis melemahkan pesaing dan menyingkirkan para pesaing dari bisnis," kata penasihat Presiden AS, Peter Navarro.

"Sudah saatnya tembaga kembali ke negara asal," ucap Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick.

Seperti diketahui, Trump telah menaikkan tarif pada barang-barang dari China, termasuk pajak perbatasan sebesar 25% pada barang-barang dari Kanada dan Meksiko dan tarif "timbal balik" baru yang ditetapkan untuk masing-masing negara.

AS sudah menjadi produsen tembaga utama, juga mengimpor logam tersebut terutama dari Chili, Kanada, dan Meksiko.

Ekspor tembaga global China juga meningkat 2024 lalu, karena permintaan domestik melemah, dan otoritas berlomba-lomba untuk mengekang produksi.

Donald Trump Pastikan Tarif Impor AS ke Kanada dan Meksiko Berlaku Sesuai Jadwal

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memastikan tarif impor AS dari Kanada dan Meksiko akan diberlakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dilaporkan, Trump sempat ditanya apakah tarif impor yang sempat ditunda atas Kanada dan Meksiko akan segera berlaku kembali.

"Tarif diberlakukan tepat waktu, sesuai jadwal," ungkap Donald Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, dikutip dari CNBC International, Selasa (25/2/2025).

"Jadi tarif akan diberlakukan, ya, dan kami akan menguasai banyak wilayah," ucap dia.

Pada 1 Februari 2025, Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengenakan tarif sebesar 25% atas produk dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk sebesar 10% atas impor sumber energi dari Kanada.

Trump mendasarkan perintah eksekutif tersebut pada dugaan kegagalan Meksiko dan Kanada untuk menghentikan kejahatan dan perdagangan narkoba di perbatasan AS masing-masing.

Read Entire Article
Bisnis | Football |