Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian terus memacu produktivitas dan daya saing sektor industri kecil dan menengah (IKM) untuk dapat konsisten menjadi penggerak utama perekonomian nasional. Salah satu program yang rutin dilaksanakan Kemenperin adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) bagi pelaku IKM agar semakin inovatif.
”Di era transformasi industri dan digitalisasi yang cepat, penguatan kapasitas SDM dan kolaborasi lintas sektor menjadi fondasi dalam mewujudkan wirausaha industri yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan. Sasaran ini juga berlaku untuk pengembangan para pelaku IKM dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya dikutip Kamis (3/7/2025).
Kemenperin mencatat, potensi IKM di Indonesia, tercemin dari populasinya yang mencapai 4,19 juta unit usaha atau berkontribusi sebesar 99,7 persen dari total unit usaha industri di Indonesia, sehingga memberikan dampak yang luas bagi perekonomian nasional. Dengan populasi tersebut, IKM turut andil terhadap penyerapan tenaga kerja, yaitu sebanyak 65,52 persen dari total tenaga kerja industri nasional.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan menegaskan, upaya akselerasi untuk menumbuhkan wirausaha industri baru, termasuk di sektor IKM, perlu dibarengi dengan peningkatan kapasitas SDM yang komperen dan sinergi antar-lembaga.
”Oleh karena itu, kolaborasi lintas instansi, sektor, dan daerah menjadi sangat krusial. Kolaborasi bukan hanya soal berbagi tugas, tetapi juga bertukar wawasan, menjalin kemitraan strategis, dan merancang masa depan industri Indonesia secara bersama,” jelasnya.
Balai Diklat Industri Jakarta
Mengawali semester kedua tahun 2025, Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta, satuan kerja di bawah naungan BPSDMI Kemenperin, telah menyelenggarakan Kickoff Inkubator Bisnis Balai Diklat Industri Jakarta Tahun 2025. Kegiatan yang mengusung tema “Adaptif, Kolaboratif dan Berorientasi Layanan dalam Membangun Wirausaha Mandiri yang Berkelanjutan” ini menandai komitmen kuat pemerintah dalam mengoptimalkan potensi wirausaha industri sebagai pilar utama ekonomi nasional.
Pada acara kickoff tersebut, dihadiri oleh para pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari Bank Indonesia, Kementerian UMKM, Dinas Perindustrian, Dekranas Pusat bidang Manajemen Usaha, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenperin, serta sejumlah praktisi dan pelaku bisnis di bidang fesyen dan industri kreatif. Kehadiran berbagai pihak ini menegaskan komitmen dan sinergi dalam memperkuat ekosistem IKM nasional.
Program inkubator bisnis yang dirancang khusus oleh BDI Jakarta ini untuk mengembangkan wirausaha industri di sektor fesyen, custom made, produk tekstil, aksesori otomotif, kerajinan logam, dan batik. Dari 272 pendaftar yang berasal dari 14 daerah berbeda di seluruh Indonesia, nantinya terpilih 6 wirausha industri yang akan mendapatkan pendampingan intensif untuk mengembangkan bisnis mereka.
Platform Strategis
Asisten Deputi Inkubasi dan Digitalisasi Wirausaha, Kementerian UMKM Irwansyah Putra menyampaikan, inkubator bisnis sebagai platform strategis yang mampu menyatukan jejaring dan menjadi aksi nyata untuk mencetak wirausaha yang tidak sekadar bertahan, tetapi mampu tumbuh dan naik kelas. “Bukan hanya soal peningkatan omzet, melainkan proses pembentukan karakter wirausaha yang tangguh dan berdaya saing, itu yang juga menjadi penting,” ujarnya.
BDI Jakarta juga membangun sinergi strategis dengan Bank Indonesia, di mana model inkubasi difokuskan pada penguatan rantai pasok industri secara menyeluruh, dari hulu ke hilir. Sebelumnya, BDI Jakarta sukses berkolaborasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Morowali dalam program Diklat 3in1, yang mengintegrasikan pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja sebagai bagian dari penguatan SDM industri daerah.
Kepala Grup Ekonomi Keuangan Inklusif, Dewi Rosita mengemukakan, melalui kebijakan strategis seperti pelonggaran likuiditas, penerapan QRIS, dan penyesuaian MDR, Bank Indonesia mendorong digitalisasi IKM agar pencatatan keuangan lebih rapi dan transparan. “Upaya ini diperkuat melalui kolaborasi dengan BDI Jakarta guna mendukung para wirausaha ini bisa memperluas akses pasarnya secara berkelanjutan,” terangnya.
Inkubator Bisnis
Kepala BDI Jakarta, Ali Khomaini menuturkan, inkubator bisnis ini tidak hanya menjadi ruang pengembangan usaha, tetapi juga wadah pertumbuhan ekosistem industri. “Mereka tak hanya butuh pelatihan, tetapi juga jejaring, teknologi, pendampingan bisnis, dan akses pasar. Program ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang BDI Jakarta dalam mendukung wirausaha industri naik kelas melalui pendekatan kolaboratif,” tegasnya.
Dengan program ini, lanjut Ali, Kemenperin menunjukkan bahwa pengembangan wirausaha industri bukan sekadar agenda sektoral, melainkan bagian dari strategi pembangunan nasional yang inklusif, adaptif terhadap perubahan, dan berorientasi pada keberlanjutan. Industri kini tidak lagi hanya berfokus pada ekstraksi sumber daya, tetapi telah berevolusi menjadi penggerak strategis dalam membentuk masa depan ekonomi.
“Dengan transformasi digital, dukungan pemerintah, kesadaran lingkungan, inovasi teknologi, dan tentu saja kolaborasi lintas instansi dan lembaga, Indonesia siap menempa wirausaha-wirausaha tangguh yang akan menjadi pilar ekonomi berkelanjutan di masa depan,” pungkasnya.