Industri Baterai Indonesia Bisa Ambil Peran Penting Dekarbonisasi Global

1 month ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Industri baterai nasional digadang bisa mengambil peran penting dalam upaya pengurangan emisi karbon global. Mengingat potensinya sebagai lokasi pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir.

Ketua Asosiasi Ekosistem Baterai Indonesia (Id Battery), Reynaldi Istanto mengintip peluang tersebut. Apalagi sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah terlibat pengembang ekosistem baterai kendaraan listrik.

“Ketika pasar global bergerak menuju dekarbonisasi, baterai dengan cepat menjadi tulang punggung dari transisi energi dan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam transformasi ini," kata Reynaldi dalam keterangannya, Rabu (6/8/2025).

Direktur Hubungan Kelembagaan Indonesia Battery Corporation (IBC) ini menyampaikan ekosistem baterai nasional yang tidak hanya memperkuat industri dalam negeri. Namun juga selaras dengan standar lingkungan dan sosial global.

Sejalan dengan itu, IBC turut menggandeng International Finance Corporation (IFC), bagian dari World Bank Group untuk menyusun kajian peta jalan industri baterai nasional. Di dalam negeri, IBC terlibat pada banyak proyek strategis. “Kerja sama ini bertujuan untuk mendukung penyusunan kebijakan baterai Indonesia yang inklusif, berbasis data, dan berkelanjutan,” tegasnya.

Kunci Swasembada Energi

Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan waktu paling lama enam tahun untuk mencapai swasembada energi. Salah satu kunci utamanya adalah pengembangan teknologi baterai untuk menyimpan daya listrik dari pembangkit tenaga surya.

Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara peresmian Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi yang merupakan kerja sama antara Konsorsium ANTAM, Indonesia Battery Corporation (IBC), dan CBL (Contemporary Amperex Technology, Brunp, Lygend). Proyek ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi mencapai 15 gigawatt hour (GWh) pada tahun 2028.

“Dan hari ini kita saksikan, tadi dilaporkan proyek ini akan menghasilkan 15 gigawatt. Kita butuh, kalau tidak salah, para pakar melaporkan kepada saya, untuk benar-benar mandiri kita memerlukan sekitar 100 gigawatt,” ujar Prabowo di Artha Industrial Hill, Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).

“Berarti, proyek ini kemungkinan besar perlu dilipatgandakan, dan saya percaya kita mampu mewujudkannya,” lanjutnya.

Pabrik Baterai Ramah Lingkungan

Proyek pembangunan pabrik ini digarap oleh PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB). Ke depannya, pabrik ini tidak hanya akan memproduksi baterai untuk kendaraan listrik, tetapi juga baterai penyimpan daya untuk panel surya.

Secara keseluruhan, proyek ini mencakup pengembangan ekosistem terintegrasi dari hulu ke hilir, terdiri atas enam proyek yang merupakan kolaborasi antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), IBC, dan Konsorsium CATL, Brunp, serta Lygend (CBL). Dari enam proyek tersebut, lima dikembangkan di kawasan FHT, Halmahera Timur, dan satu proyek lainnya berlokasi di Karawang.

Proyek ini mencakup area seluas 3.023 hektar dan diperkirakan mampu menyerap 8.000 tenaga kerja langsung, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, serta mencakup pembangunan 18 proyek infrastruktur dermaga multifungsi.

Pembangunan pabrik baterai lithium-ion tahap pertama ditargetkan memiliki kapasitas 6,9 GWh dan rampung pada tahun 2026. Adapun kapasitas maksimumnya diperkirakan mencapai 15 GWh pada 2028. Proyek ini merupakan hasil kerja sama berbentuk joint venture antara IBC dan CBL, melalui entitas PT CATIB.

Nilai Tambah

Presiden juga menyoroti besarnya nilai tambah dari proyek ekosistem baterai kendaraan listrik ini. Investasi senilai USD 5,9 miliar atau sekitar Rp 96,04 triliun ini diyakini dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan.

Menurutnya, nilai tambah dari investasi tersebut bisa meningkat hingga delapan kali lipat, mencapai USD 48 miliar atau setara Rp 781,3 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.278 per USD).

“Seperti yang saya katakan, proyek ini adalah proyek terobosan. Dengan investasi sekitar USD 5,9–6 miliar, nilai yang dihasilkan diperkirakan mencapai USD 48 miliar. Jadi, ada peningkatan nilai tambah hingga delapan kali lipat,” tuturnya dalam acara peresmian di Karawang, Minggu (29/6/2025).

Read Entire Article
Bisnis | Football |