Juventus Kehilangan Vlahovic, Trio Ultra-Ofensif Bisa Jadi Solusi

Liputan6.com, Jakarta Juventus menghadapi fase penting musim ini setelah Dusan Vlahovic dipastikan absen cukup lama akibat cedera serius yang dialaminya dalam kemenangan 2-1 atas Cagliari di Serie A. Kondisi ini memaksa pelatih Luciano Spalletti mencari solusi baru di lini depan mengingat striker asal Serbia itu merupakan tumpuan utama sejak awal musim. Juventus pun memasuki periode penuh eksperimen untuk menjaga ketajaman mereka.

Sejak kedatangannya, Spalletti sangat mengandalkan Vlahovic dengan memberikan lima starter dalam enam pertandingan. Akan tetapi, absennya pemain 25 tahun tersebut membuka kembali kompetisi internal antara Jonathan David, Lois Openda, dan Kenan Yildiz. Ketiganya tampil tak konsisten sejauh ini sehingga sang pelatih harus mencari formula berbeda. Juventus membutuhkan kreativitas demi menjaga stabilitas performa.

Cedera Vlahovic juga mendapat perhatian dari mantan gelandang Bianconeri, Hernanes. Ia menilai cara terbaik bagi Spalletti adalah memainkan Kenan Yildiz sebagai false 9. Namun, laporan dari Giovanni Albanese (La Gazzetta dello Sport) justru mengatakan kalau Spalletti dapat mengambil langkah sebaliknya: menurunkan David, Openda, dan Yildiz secara bersamaan dalam sebuah trio ultra-ofensif. Juventus kini berada di persimpangan taktik yang menarik.

Keluarnya Vlahovic di babak pertama saat melawan Cagliari menjadi titik krusial. Jonathan David masuk menggantikan sang bomber, tetapi ia tampil di bawah standar hingga mendapat cemoohan dari suporter di Allianz Stadium. Lois Openda yang turun sebagai pemain pengganti juga tak memberikan dampak signifikan meski keduanya sempat mencetak gol saat menghadapi Bodo/Glimt di laga tengah pekan. Sejak bergabung di Turin, duo rekrutan musim panas itu baru mengoleksi tiga gol.

Kondisi tersebut menghadirkan dilema besar bagi Spalletti. Hernanes menyarankan, “mainkan Yildiz sebagai false 9,” sebuah opsi yang menonjolkan kreativitas dan mobilitas sang pemain muda Turki. Akan tetapi, laporan Albanese menyatakan bahwa Spalletti justru mempertimbangkan eksperimen berbeda yang lebih agresif: memainkan ketiganya sekaligus dalam satu formasi.

Dalam skema itu, Openda digambarkan sebagai striker utama yang menyerang ruang, sementara David menjalankan peran second striker yang bisa menghubungkan lini permainan. Yildiz akan diposisikan lebih sentral, berperan sebagai Trequartista khas Serie A yang mengatur tempo dan kreativitas serangan. Konsekuensinya, Francisco Conceicao mungkin kehilangan tempat sebagai starter, tetapi Albanese meyakini ia tetap memiliki ruang bermain di skema Spalletti.

Spalletti dikenal sebagai pelatih yang fleksibel dan tak ragu mengambil keputusan berani demi keseimbangan tim. Kombinasi David–Openda–Yildiz menawarkan warna baru: kecepatan, daya jelajah, dan kreativitas. Namun, eksperimen ini berisiko mengubah keseimbangan struktur permainan yang selama ini mengandalkan soliditas di lini tengah.

Pertanyaannya kini, apakah Spalletti benar-benar akan meluncurkan trisula ultra-ofensif tersebut atau tetap mempertahankan pola 3-4-2-1 sambil menunggu Vlahovic pulih? Juventus akan segera menghadapi rangkaian laga penting sehingga keputusan dalam beberapa hari ke depan bisa memengaruhi arah perjalanan mereka di musim ini.

Yang jelas, absennya Vlahovic memaksa Juventus bergerak cepat. Spalletti mesti memilih antara stabilitas atau revolusi taktik. Dengan tekanan yang terus meningkat, keputusan sang pelatih dapat menjadi titik balik Bianconeri menuju sisa musim.

Sumber: La Gazzetta dello Sport, juvefc