Liputan6.com, Jakarta Dunia sepak bola kembali berduka. Diogo Jota, penyerang Liverpool yang baru saja mengangkat trofi Premier League, meninggal dunia dalam kecelakaan mobil tragis pada dini hari 3 Juli 2025 waktu Spanyol.
Jota berpulang di usia 28 tahun, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan setim, dan jutaan penggemar di seluruh dunia.
Kepergiannya bukan sekadar kehilangan seorang pemain kelas dunia, melainkan sosok suami, ayah, dan pribadi berhati besar yang diam-diam telah menyentuh banyak hati.
Dalam Puncak Kehidupan, Takdir Bicara Lain
Hanya beberapa pekan sebelumnya, Jota sedang berada di puncak segalanya. Ia merayakan gelar juara Liga Inggris bersama Liverpool sebelum menjadi kampiun UEFA Nations League bersama Portugal.
Kemudian, Jota menikahi kekasih lamanya Rute Cardoso, dan menikmati waktu bersama ketiga anak mereka yang masih kecil. Hidupnya tampak lengkap, penuh makna, dan menjanjikan masa depan yang cerah.
Namun takdir berkata lain. Kabar kecelakaan itu seolah menghentikan waktu. Publik sulit mempercayai bahwa sosok yang begitu bugar dan bahagia bisa pergi secepat itu.
Di Balik Popularitas, Ada Hati yang Luhur
Apa yang membuat Jota istimewa tak hanya soal skill di lapangan hijau. Dalam keheningan, ia menjalani hidup dengan kepedulian yang tulus, tanpa publikasi atau sorotan kamera.
Salah satu kisah menyentuh kembali viral usai kabar duka ini: tentang video pendek yang ia rekam untuk seorang anak penggemar Liverpool bernama Liam, yang kala itu tengah berjuang melawan penyakit berat.
Video itu dibuat pada 2021, di tengah padatnya jadwal kompetisi. Jota tak ragu meluangkan waktu demi menyemangati Liam dengan pesan pribadi. Ia menyebutkan:
“Halo Liam. Aku dengar kamu sedang menghadapi masa sulit. Aku hanya ingin menyampaikan bahwa kamu punya dukungan penuh dari kami di Liverpool, sama seperti kamu selalu mendukung kami.”
Jota menambahkan pesan bijak:
“Aku bukan ahli, tapi setiap kali aku merasa kesulitan, aku selalu berusaha mendengarkan dokter dan melakukan apa yang mereka sarankan. Semoga kita bisa bertemu lagi di Anfield dalam waktu dekat.”
Pesan itu tidak pernah ditujukan untuk jadi konsumsi publik. Tapi minggu ini, ayah Liam, Ste Davies, membagikannya kembali dengan ungkapan haru:
“Saat anakku berada di titik terendah, Diogo meluangkan waktu membuat ini untuknya. Itu sangat berarti, jauh lebih besar dari yang ia sadari. Aku berharap bisa mengucapkan terima kasih secara langsung.”
Warisan yang Lebih dari Sekadar Gol
Jota memang akan dikenang lewat deretan golnya, assist penting, dan piala yang ia persembahkan untuk klub dan negaranya. Namun kini, yang paling membekas justru warisan kemanusiaannya.
Jota mendukung banyak kegiatan sosial lewat LFC Foundation, terlibat dalam berbagai inisiatif lokal, dan kerap membantu tanpa perlu pengakuan.
Di era ketika citra sering kali dibentuk lewat media sosial, Jota hadir sebagai pengecualian: ketulusan tanpa kamera, kebaikan tanpa pamrih.
Dunia Sepak Bola Kehilangan Sosok yang Berarti
Kini, Anfield tak lagi memiliki senyum khas Jota, dan ruang ganti Liverpool kehilangan sosok yang dikenal rendah hati dan hangat. Namun kenangan akan dirinya tak akan sirna.
Jota bukan hanya pemain yang luar biasa, tapi juga manusia yang menginspirasi lewat perbuatan-perbuatan kecil yang penuh makna.
Diogo Jota boleh saja tak lagi ada secara fisik, tapi jejak kebaikannya akan terus hidup dalam hati banyak orang.
"Sepak bola telah kehilangan bintang, tapi dunia kehilangan pria baik yang luar biasa."
Sumber: Marca