Liputan6.com, Jakarta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali diproyeksikan mampu menghemat devisa negara hingga Rp 86 triliun. Ini bisa didapat dari peningkatan pelayanan dan berjalannya wisata kesehatan di kawasan tersebut.
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) Maya Watono meyakini KEK Sanur memberikan dampak besar terhadap ekonomi nasional. Baik dari penghematan devisa, arus investasi, pariwisata, hingga tenaga kerja lokal.
“Kami memproyeksikan KEK Sanur dapat membuka kesempatan ribuan lapangan kerja baru dan mendorong peningkatan jumlah wisatawan mancanegara untuk berwisata dan berobat ke Indonesia,” kata Maya dalam keterangannya, Kamis (7/8/2025).
InJourney Hospitality sebagai pengelola KEK Sanur memproyeksikan ada 123.000 hingga 240.000 pasien pada tahun 2030, yang sebelumnya memilih layanan kesehatan di luar negeri. Maka, potensi penghematan devisa hingga Rp86 triliun dan penambahan devisa negara sekitar Rp19,6 triliun dalam periode 2022-2045.
KEK Sanur juga ditargetkan dapat menyerap Investasi sebesar Rp15–20 triliun. Pada tahun 2045, keberadaan KEK Sanur diprediksi akan memberikan efek berganda pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional senilai Rp 80,7 triliun dan menyerap sekitar 18.375 tenaga kerja. Angka itu meningkat sekitar 2.069 persen dibandingkan kondisi tanpa status Kawasan Ekonomi Khusus.
"Kami optimis, The Sanur tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur layanan kesehatan dan pariwisata, tetapi juga motor penggerak perekonomian yang berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian nasional," sebut Direktur Utama InJourney Hospitality, Christine Hutabarat.
Diresmikan Prabowo Subianto
Diberitakan sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan The Sanur, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan pertama di Indonesia pada Rabu (26/06). KEK ini digadang menjadi pilar utama dalam transformasi sektor pariwisata dan kesehatan Tanah Air, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi unggulan wisata kesehatan di Asia Tenggara.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyebut KEK Sanur sebagai sebuah terobosan bersejarah dalam pelayanan kesehatan.
“Saya ingin juga menyampaikan terima kasih atas penghargaan atas semua pihak yang telah merintis pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus ini yang diperuntukkan untuk kesehatan. Saya kira ini adalah suatu terobosan yang pertama kali di republik kita,” ujarnya, dikutip Selasa (8/7/2025).
Danantara Tarik Investor Global
CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menegaskan komitmen perusahaan untuk mendorong investasi strategis di KEK Sanur.
“Kami memastikan aset-aset ini dikelola secara optimal untuk mendorong pertumbuhan investasi. Melalui KEK Sanur, kami melihat potensi besar untuk menarik investor global di dua industri besar yang menjadi motor penggerak ekonomi nasional, yakni sektor kesehatan dan sektor pariwisata,” ungkap Rosan.
KEK Sanur berdiri di atas lahan seluas 41,26 hektar dan dirancang sebagai destinasi health and wellness berstandar internasional. Fasilitas utamanya meliputi Bali International Hospital yang mampu menampung 240.000 pasien per tahun, serta berbagai Center of Excellence seperti CONGO (Cardiology, Oncology, Neurology, Gastroenterology, Orthopedics), Stem Cell, Fertility Treatments, Aesthetic Surgery, dan klinik-klinik internasional seperti Alster Lake Clinic dari Jerman.
Tarik Warga Berobat di Dalam Negeri
Menteri BUMN, Erick Thohir, menegaskan pentingnya KEK Sanur sebagai solusi sistemik untuk mengurangi angka warga Indonesia yang berobat ke luar negeri.
“Bapak Presiden selalu mengingatkan bahwa kita bangsa besar, bangsa yang bisa berdiri di atas kaki sendiri. Tapi kenyataannya, tiap tahun sekitar 2 juta masyarakat kita berobat ke luar negeri dan menghabiskan hampir Rp 150 triliun. Ini menjadi tantangan besar yang harus dijawab secara sistemik dan KEK Sanur adalah bagian dari jawabannya,” kata Eric
Fasilitas KEK Sanur tak hanya mencakup layanan kesehatan, tetapi juga pendukung pariwisata kelas dunia. Di antaranya hotel bintang lima The Meru Sanur dan Bali Beach Hotel, Convention Center berkapasitas 5.000 orang, ethnobotanical garden, serta Sentra UMKM Sanur sebagai wadah pemberdayaan ekonomi lokal.