Kurs Dolar Ditutup Perkasa: Pernyataan The Fed Bikin Rupiah Keok

9 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Senin ini. Penguatan kurs dolar ini dipengaruhi oleh sentimen eksternal yaitu pernyataan dari pejabat Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed). 

Pada Senin (3/11/2025), rupiah pada penutupan perdagangan sore ini melemah sebesar 45 poin atau 0,27 persen menjadi Rp 16.676 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.631 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada hari ini juga melemah di level Rp 16.664 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.625 per dolar AS.

Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap, pelemahan kurs rupiah dipengaruhi pernyataan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang meredam optimisme investor terkait potensi pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

“Meskipun Federal Reserve telah memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis points (bps) pekan lalu, namun komentar Ketua Fed Jerome Powell bahwa pemangkasan suku bunga lebih lanjut bukanlah sesuatu yang pasti,” ujarnya dikutip dari Antara.

Kehatian-hatian

Nada kehatian-hatian yang disuarakan oleh pejabat The Fed lainnya, telah mendorong pasar untuk mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga lagi pada bulan Desember 2025.

Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid menyampaikan bahwa sektor pekerjaan masih stabil dan inflasi AS masih tinggi.

Begitu pula dengan Presiden Federal Reserve Bank Dallas Lorie Logan yang menyinggung hal serupa, dan menentang pemangkasan suku bunga The Fed apabila inflasi tak menurun.

Adapun Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menyatakan, suku bunga tinggi masih diperlukan untuk menurunkan suku bunga.

Penutupan Pemerintah AS

Sentimen lain berasal dari penutupan pemerintah AS yang telah memasuki pekan kelima.

Para senator AS dijadwalkan untuk kembali bersidang pada hari ini, tetapi perundingan tetap mandek kendati Presiden AS Donald Trump mendesak Partai Republik untuk mengakhiri filibuster (taktik parlementer untuk menunda atau mencegah pemungutan suara terhadap Rancangan Undang-Undang/RUU) guna mendorong RUU Pendanaan.

“Penutupan pemerintah ini telah menunda rilis data ekonomi utama AS dan meningkatkan kekhawatiran atas dampaknya terhadap perekonomian secara lebih luas,” ucap Ibrahim.

Read Entire Article
Bisnis | Football |