Liputan6.com, Jakarta Meski musim ini menjadi salah satu yang terburuk dalam sejarah Manchester United, bek anyar Matthijs de Ligt justru mengapresiasi gaya kepemimpinan Ruben Amorim yang blak-blakan dan penuh ketegasan.
Manchester United mengakhiri musim 2024/25 dengan catatan kelam. Mereka hanya mampu finis di posisi ke-15 Premier League dan harus menelan kekalahan dari Tottenham di final Liga Europa.
Situasi semakin memprihatinkan ketika mereka kalah dari tim ASEAN All-Stars dalam tur pascamusim di Kuala Lumpur, meski sempat menutup tur dengan kemenangan atas Hong Kong.
Ruben Amorim, yang mengambil alih kursi pelatih dari Erik ten Hag pada November lalu, belum mampu menunjukkan hasil signifikan. Dari 42 pertandingan kompetitif, ia hanya meraih 16 kemenangan—catatan yang jauh dari harapan.
Meski begitu, salah satu rekrutan teranyar United, Matthijs de Ligt, menyuarakan dukungan terhadap pelatih asal Portugal tersebut.
Pujian De Ligt untuk Amorim
Dalam sebuah wawancara, De Ligt mengungkapkan rasa hormatnya terhadap Amorim, terutama atas kejujuran yang ditunjukkan sang pelatih di hadapan media.
Amorim secara terang-terangan menyebut skuadnya sebagai 'mungkin yang terburuk dalam sejarah Manchester United' pada Januari lalu, dan bahkan menyebut mereka sebagai 'tim pengecut' usai kekalahan dari ASEAN All-Stars.
“Sebagai orang Belanda, saya menyukai gaya bicara seperti itu,” ujar De Ligt seperti dikutip Mirror.
“Mungkin media terkejut karena hal seperti ini jarang terjadi, tapi menurut saya justru menyegarkan melihat ada seseorang yang berani bicara apa adanya.”
Menurut De Ligt, ketegasan Amorim memberi rasa percaya diri pada para pemain, karena sang pelatih menunjukkan kejujuran dan keterbukaan yang membangun kepercayaan dua arah. Ia juga memuji pendekatan Amorim yang detail dan fokus pada pembangunan budaya tim yang sehat.
Bukan Sekadar Beli Pemain
De Ligt, yang bergabung dari Bayern Munchen musim panas lalu dengan nilai transfer £42 juta, juga menyoroti pendekatan Amorim dalam membangun ulang skuad.
Bagi Amorim, kualitas individu bukan satu-satunya pertimbangan dalam merekrut pemain baru—yang lebih penting adalah menciptakan tim yang solid dan bersatu.
“Dia ingin membentuk tim yang benar-benar bermain sebagai satu kesatuan, saling mendukung, dan memberikan segalanya untuk klub,” kata De Ligt.
“Mungkin sebelumnya kita punya pemain terbaik, tapi tidak memiliki tim yang sesungguhnya.”
Kesiapan Ruben Amorim
Meski gagal membawa perubahan instan, Amorim tidak gentar menghadapi tantangan ke depan. Usai tur pascamusim, ia menyatakan kesiapannya untuk menyusun ulang skuad dan memperbaiki fondasi klub.
“Kami punya banyak hal yang harus dipersiapkan. Kami sedang membangun ulang banyak hal, termasuk gedung latihan,” ujar Amorim setelah pertandingan di Hong Kong.
“Saya siap untuk musim depan.”
Kini, harapan para pendukung Setan Merah bertumpu pada tangan dingin Amorim dan komitmen para pemain seperti De Ligt yang siap berjuang demi kebangkitan klub.
Sumber: Mirror