Murka Maresca Soal Insiden Hincapie vs Chalobah di Laga Chelsea vs Arsenal: Wasit Bilang Bukan Siku, Tapi Matanya Hitam!

3 days ago 33

Liputan6.com, Jakarta Chelsea dan Arsenal sama-sama tampil ngotot saat bentrok di Stamford Bridge pada pekan ke-13 Liga Inggris 2025/2026, Minggu (30/12/2025). Duel panas itu menyajikan tensi tinggi sejak menit awal, tetapi puncak insiden terjadi ketika Trevoh Chalobah berbenturan keras dengan Piero Hincapie. Benturan tersebut membuat suasana makin memanas di antara para pemain kedua tim.

Dalam satu duel udara, lengan Hincapie terlihat mengenai area wajah Chalobah. Gelandang serbabisa Chelsea itu langsung terjatuh sambil memegangi wajahnya sebelum tim medis masuk ke lapangan. Tayangan ulang menunjukkan memar besar muncul cepat di bawah mata Chalobah, menandakan benturan yang tidak ringan.

Wasit Anthony Taylor kemudian memberikan kartu kuning kepada Hincapie. VAR sempat meninjau insiden tersebut, namun keputusan tidak berubah. Penilaian wasit pada momen itu langsung memicu protes dari para pemain Chelsea yang menganggap Hincapie melakukan sikutan berbahaya.

Situasi makin memanas karena insiden itu terjadi hanya beberapa menit setelah Moises Caicedo dikartu merah langsung akibat tekel kerasnya terhadap Mikel Merino. Perbedaan cara wasit menilai dua insiden ini menjadi awal keluhan besar dari kubu The Blues.

Maresca: Hincapie Harusnya Kartu Merah, Wasit Inkonsisten

Enzo Maresca tak menutupi kemarahannya saat berbicara dalam konferensi pers. Menurutnya, insiden Hincapie terhadap Chalobah seharusnya mendapatkan hukuman lebih berat. Ia menilai VAR dan wasit telah membuat keputusan yang tidak konsisten dalam pertandingan tersebut.

Maresca menjelaskan bahwa ia tak membantah kartu merah Caicedo karena tekel itu memang berbahaya. Namun, ia mempertanyakan bagaimana insiden Hincapie bisa dinilai hanya sebagai pelanggaran sembrono. Perbedaan penilaian itu membuatnya semakin frustrasi melihat bagaimana timnya diperlakukan wasit musim ini.

Pelatih asal Italia itu lalu menyinggung insiden sebelumnya melibatkan Rodrigo Bentancur dalam laga kontra Tottenham. Menurutnya, Chelsea sudah beberapa kali dirugikan oleh keputusan-keputusan krusial yang tidak seimbang. Ia menilai pola inkonsistensi ini membuat para manajer sulit memahami standar yang digunakan para wasit Liga Inggris.

Ketika diminta menanggapi komentar kapten tim, Reece James, yang menyebut Hincapie layak dikartu merah, Maresca langsung mengiyakan. Ia berkata, “Saya pikir Reece benar," serunya, dikutip dari Goal.

"Tapi mereka (wasit) yang memutuskan. Saya baru saja bilang, ia bertanya tentang kartu merah Moises. Itu memang kartu merah, tapi kenapa kartu Bentancur yang melawan Reece bukan kartu merah saat kami bertandang ke Spurs? Jadi kami, sebagai manajer, kesulitan memahami mengapa mereka menilai dengan cara berbeda.”

Pada kesempatan yang sama, Maresca menambahkan, “Kartu Moises memang kartu merah, ya. Kartu Bentancur memang kartu merah, ya. Kenapa mereka tidak memberinya kartu merah? Kami hanya kesulitan memahami. Kenyataannya memang itu kartu merah. Tapi kenapa mereka menilai berbeda?” serunya dengan nada bingung.

Bukti Sikutan: Area Mata Chalobah yang Langsung Menghitam

Maresca juga menyoroti kondisi Chalobah usai benturan tersebut. Ia menyebut bukti paling jelas bahwa lengan Hincapie mengenai wajah Chalobah adalah memar besar yang langsung muncul. Menurutnya, tidak mungkin luka seperti itu muncul tanpa adanya benturan keras yang seharusnya dikategorikan sebagai pelanggaran serius.

Pelatih berusia 45 tahun itu mengaku sudah menanyakan langsung kepada wasit Anthony Taylor soal insiden tersebut. Namun jawaban yang diberikan membuatnya semakin bingung. Taylor menyebut insiden itu bukan sikutan, sebuah penilaian yang membuat Maresca tak percaya dengan apa yang didengarnya.

Karena itu, ia mempertanyakan kembali bagaimana VAR bisa menilai bahwa tindakan Hincapie tidak membahayakan lawan. Ketegasannya terlihat ketika ia menegaskan, “Dan yang Trevoh, saya tanya wasit, ia bilang itu bukan siku. Jadi, beginilah yang mereka katakan," ungkapnya.

"(Matanya) hitam, dengan (kompres) es di babak pertama. Tapi mereka menilai dengan cara berbeda," keluh Maresca.

(Goal)

Read Entire Article
Bisnis | Football |