Nasib Tarif Impor AS untuk Produk Indonesia Ditentukan Agustus 2025

2 weeks ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa keputusan akhir terkait negosiasi tarif impor antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) kemungkinan besar akan diumumkan pada Agustus 2025.

“Mohon ditunggu dalam satu bulan ke depan, kita akan melihat bagaimana hasil keputusannya atau apakah akan ada perubahan,” kata Dyah Roro Esti dikutip dari Antara, Senin (14/7/2025).

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat mengumumkan kebijakan tarif impor sebesar 32 persen terhadap produk asal Indonesia yang rencananya mulai berlaku 1 Agustus 2025. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah memastikan bahwa penerapan kebijakan tersebut sementara ditunda untuk memberi ruang bagi perundingan lanjutan.

Wamendag Roro menekankan bahwa Indonesia terus berkomunikasi secara intensif dengan pemerintah AS demi menemukan titik temu yang saling menguntungkan. “Pak Menko Perekonomian sudah ke Amerika Serikat untuk menindaklanjuti surat dari Presiden Trump. Kami tetap mengedepankan negosiasi dan komunikasi,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen menjaga hubungan baik dengan mitra dagang strategis seperti Amerika Serikat, sembari tetap memperluas akses ke pasar global lainnya.

Salah satu peluang besar yang tengah dibidik Indonesia adalah penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang telah berlangsung selama satu dekade. Kesepakatan ini dinilai sebagai momentum penting dalam memperluas pasar ekspor Indonesia, khususnya dalam konteks ekonomi hijau.

“Tidak kalah penting adalah bagaimana kita memperluas pasar luar negeri. Hari ini menjadi momen penting karena Presiden Prabowo Subianto berada di Brussel, menyampaikan langsung soal Indonesia-EU CEPA. Ini menjadi pasar baru yang harus kita optimalkan,” ujar Roro.

Tarif 32% Ditunda, Indonesia Lanjutkan Negosiasi Dagang dengan AS

Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat (AS) menunda penerapan tarif impor sebesar 32% terhadap produk asal Indonesia, yang sebelumnya direncanakan mulai berlaku 1 Agustus 2025. Penundaan ini dikonfirmasi langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, usai melakukan kunjungan diplomatik ke Washington D.C.

“Waktunya adalah kita sebut pause. Jadi penundaan penerapan untuk menyelesaikan perundingan yang sudah ada,” ujar Airlangga dikutip dari Antara, Senin (14/7/2025).

Keputusan ini merupakan hasil dari pertemuan Airlangga dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) Jamieson Greer pada Rabu (9/7) lalu di Washington D.C. Kedua pihak sepakat untuk membuka ruang dialog lanjutan guna menyelaraskan proposal dagang dalam tiga minggu ke depan.

“Tiga minggu ini diharapkan menjadi periode finalisasi penyelarasan proposal dan dokumen yang sudah dipertukarkan,” jelas Airlangga.

Sebelumnya, Airlangga bertolak ke Amerika Serikat usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Rio de Janeiro, Brasil. Kunjungannya bertujuan untuk melanjutkan negosiasi penting menyusul pengumuman kebijakan tarif oleh Presiden Donald Trump pada 7 Juli lalu.

“Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam upaya memperkuat kerja sama perdagangan antara Indonesia dan AS,” ungkap Airlangga dalam pernyataan resmi, Kamis (10/7/2025).

Lebih dari Sekadar Tarif: Fokus pada Investasi Strategis

Airlangga juga menekankan bahwa negosiasi tidak hanya terbatas pada tarif. Topik yang dibahas mencakup:

  • Hambatan non-tarif
  • Ekonomi digital
  • Keamanan ekonomi
  • Kerja sama komersial dan investasi jangka panjang

Salah satu fokus utama dari dialog ini adalah potensi kerja sama strategis di sektor mineral kritis, di mana Indonesia memiliki cadangan besar nikel, tembaga, dan kobalt—komoditas yang sangat dibutuhkan industri teknologi global.

“AS menunjukkan ketertarikan yang kuat untuk memperkuat kemitraan di bidang mineral kritis. Kita perlu mengoptimalkan potensi kerja sama pengolahan mineral tersebut,” tambah Airlangga.

Read Entire Article
Bisnis | Football |