Pilar-pilar Tersembunyi Barcelona

3 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta Musim 2024/25 menjadi momen kebangkitan Barcelona. Di bawah arahan Hansi Flick, tim ini kembali memancarkan identitas permainan yang menghibur dan efektif. Tiga trofi domestik berhasil disabet, bahkan hampir menembus final Liga Champions.

Meski nama-nama seperti Lamine Yamal, Pedri, dan Lewandowski mendominasi pemberitaan, keberhasilan Barcelona tak semata lahir dari para bintang utama. Di balik layar, ada sejumlah pemain yang mungkin tak selalu jadi pilihan utama, tapi perannya sangat menentukan.

Para pemain ini mungkin tak banyak disorot, tapi setiap kali dipanggil, mereka menjawab dengan semangat dan kontribusi pasti. Tanpa pilar-pilar tersembunyi ini, musim gemilang Barcelona bisa saja hanya tinggal mimpi.

Eric Garcia: Sempat Berada di Ambang Pintu Keluar

Eric Garcia sempat berada di ambang pintu keluar Barcelona. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Dia menutup musim sebagai salah satu pemain paling bisa diandalkan Hansi Flick.

Sebagai jebolan La Masia, Garcia membawa satu kualitas langka, yakni fleksibilitas. Dia mampu tampil sebagai gelandang bertahan, bek tengah, dan bahkan bek kanan saat dibutuhkan.

Puncaknya terjadi saat dia menggantikan Jules Kounde sebagai bek kanan. Di posisi ini, Garcia mencetak gol penting melawan Inter Milan dan Real Madrid. Dia menutup musim sebagai bek kanan solid dengan kontribusi krusial dalam laga-laga besar.

Gerard Martin: Tak Terlihat, Tapi Terasa

Ketika Hansi Flick memilih Gerard Martin ketimbang Hector Fort, banyak yang mengernyitkan dahi. Namun, sang pelatih tahu apa yang dia lakukan, dan Martin menjawab dengan performa yang tak main-main.

Meski tak spektakuler, Martin tampil konsisten. Dia jadi sosok penting saat Alejandro Balde absen, menjaga kestabilan sisi kiri pertahanan dengan kerja keras dan disiplin.

Laga terbaiknya adalah saat melawan Inter Milan, di mana dia mencatat dua assist. Meski laga berakhir dengan kekalahan, momen itu menjadi simbol dedikasinya. Air mata usai laga memperlihatkan seberapa besar artinya mengenakan seragam Barcelona.

Fermin Lopez: Spirit yang Tak Bisa Dibeli

Kedatangan Dani Olmo sempat menutup peluang Fermin Lopez. Namun, sang pemain muda tak menyerah. Dia menjawab dengan performa yang membuat fans jatuh hati.

Lopez mungkin tak sehalus Olmo dalam teknik, tapi dia punya sesuatu yang tak bisa diajarkan: semangat. Dia terus memberikan tekanan ke pertahanan lawan dan mencetak gol-gol penting sepanjang musim.

Tiga kontribusi gol dalam tiga laga terakhir menutup musim yang brilian. Dengan total sebelas kontribusi gol, Lopez menjelma menjadi sosok supersub andalan Flick dan layak menjadi bagian penting skuad musim depan.

Marc Casado: Menjawab Saat Dibutuhkan

Marc Casado mungkin tak masuk radar pada awal musim. Cedera yang menimpa Marc Bernal membukakan jalan baginya, kemudian dia tampil gemilang sejak momen pertama.

Di usianya yang baru 21 tahun, Casado tampil dalam 20 laga liga dan menjadi mitra ideal bagi Pedri di lini tengah. Dia lihai dalam menjaga ritme permainan dan memutus serangan lawan.

Perannya dalam mendefinisikan paruh pertama musim tidak bisa diremehkan. Meski tak seterkenal gelandang lain di skuad, Casado membuktikan bahwa dia adalah bagian vital dari fondasi Barcelona.

Ferran Torres: Senjata Rahasia yang Mematikan

Di awal musim, Ferran Torres bukanlah pilihan utama. Namun, seiring waktu, dia menjelma menjadi senjata rahasia yang mematikan.

Torres mencetak dua gol penting melawan Dortmund, hat-trick ke gawang Valencia, dan brace krusial dalam kemenangan atas Atletico Madrid. Dia juga mencatat tiga assist dalam El Clasico penutup musim.

Dengan total kontribusi luar biasa dan sikap profesional sebagai pelapis, Torres menunjukkan kelasnya. Dia tak hanya menerima peran sekunder, tapi juga menjadikannya ladang untuk membuktikan kapasitasnya. Musim ini mungkin adalah yang terbaik dalam kariernya sejauh ini—Rp963 miliar yang dibayarkan untuknya kini terasa sangat layak.

Sumber: Barca Universal

Read Entire Article
Bisnis | Football |