Liputan6.com, Jakarta Manchester United kembali berada di pusaran badai akibat performa yang tidak memuaskan dari para penjaga gawangnya. Andre Onana, yang didatangkan dengan harga mahal, akhirnya pergi meninggalkan masalah yang justru semakin runyam untuk diatasi.
Catatan buruk The Red Devils dalam dua tahun terakhir berjalan beriringan dengan periode Onana di bawah mistar. Meski bukan yang terburuk, era sang kiper Kamerun itu diwarnai sederetan blunder yang berujung pada hasil negatif.
Musim panas ini, manajemen memecahkan masalah dengan melepas Onana ke Trabzonspor dengan skema pinjaman. Namun, solusi yang mereka hadirkan justru menciptakan dilema baru bagi pelatih Ruben Amorim.
Kini, sang manajer terjebak antara dua pilihan yang sama-sama berisiko: Mempertahankan Altay Bayindir yang tidak meyakinkan atau melemparkan kiper anyar Senne Lammens yang masih hijau ke dalam kancah derbi Manchester.
Krisis Kepercayaan di Bawah Mistar
Setiap laga Manchester United sejauh ini telah diwarnai oleh kesalahan dari pemain yang dipilih untuk mengenakan sarung tangan. Baik itu Altay Bayindir, kiper internasional Turki yang bermain di tiga laga liga, maupun Onana di Carabao Cup, ceritanya tetap sama: Inkopetensi di gawang yang berujung pada hasil negatif.
Kepergian Onana ke Trabzonspor dengan status pinjaman hanya menyoroti kekacauan yang harus diurai Amorim di posisi yang arguably paling penting dalam timnya. Situasi ini sangat kontras dengan rival sekotanya, Manchester City, yang dengan sigap membenahi departemen kiper mereka musim panas ini.
Onana, pengganti David de Gea senilai 47 juta pounds pada 2023, tidak pernah menunjukkan kualitas yang cukup untuk menjadi kiper pilihan pertama di klub sebesar United. Debutnya di Premier League sudah dinodai kesalahan, dan diakhiri dengan performa memalukan saat dikalahkan Grimsby Town dari League Two.
Upaya Perbaikan yang Setengah Hati
Amorim, yang sangat khawatir dengan opsi kiper yang ada, menginginkan klub merekrut kiper Argentina dan pemenang Piala Dunia Emiliano Martinez. Sayangnya, tawaran pinjaman ala kadarnya dari MU di awal bursa transfer gagal membujuk Aston Villa untuk melepas sang kiper.
MU juga sempat menunjukkan ketertarikan kepada Gianluigi Donnarumma ketika PSG bersedia mendengarkan tawaran. Namun, pada akhirnya, MU memilih jalan lain. Alih-alih mendatangkan kiper berpengalaman, mereka memutuskan untuk merekrut Senne Lammens senilai18.2 juta pounds dari Royal Antwerp.
Sumber-sumber di Belgia menyebut Lammens dianggap sebagai calon penerus Thibaut Courtois untuk timnas, tetapi ia masih sangat mentah.
Satu sumber bahkan menyebutnya tidak meyakinkan dalam menangani bola-bola umpan silang. MU sendiri berulang kali menekankan bahwa Lammens adalah investasi masa depan.
Dilema Berat Menjelang Derbi Manchester
Ketiadaan kiper yang siap tempur meninggalkan dilema berat bagi Ruben Amorim. Sang pelatih kini dihadapkan pada pilihan yang sulit jelang bentrok dengan Manchester City di Etihad.
Apakah ia akan memulai dengan Bayindir yang tidak meyakinkan, atau justru memberikan debut kepada Lammens di arena yang tidak kenal ampun seperti laga derbi?
MU, bukan Amorim, yang hanya bisa menyalahkan diri sendiri atas situasi ini. Sebuah sumber internal menyatakan bahwa Bayindir hanya didatangkan dengan harga murah sebagai cadangan untuk Tom Heaton. Performanya sejak itu membuktikan bahwa ia tidak siap untuk menjadi kiper nomor satu.
Dengan Lammens yang masih dianggap sebagai proyek masa depan, Amorim praktis tidak memiliki kiper yang benar-benar dapat diandalkan.