Liputan6.com, Jakarta Marcus Rashford akhirnya mewujudkan mimpinya bergabung dengan Barcelona. Bagi sang penyerang asal Inggris, ini bukan sekadar kepindahan, tapi awal dari kemungkinan baru dalam karier yang sempat menurun.
Barcelona sendiri sudah lama meminati Rashford. Pada 2019, mereka pernah mencoba mendekati Manchester United, meski tahu harganya yang mencapai 100 juta pounds saat itu nyaris mustahil dijangkau.
Kesempatan akhirnya datang pada 2025. Meski tak lagi dipandang sebagai bintang utama, Rashford justru mendapat peluang emas untuk membuktikan diri, membungkam keraguan, dan memulai ulang dari panggung Eropa yang lebih terbuka.
Peluang Besar Setelah Masa Sulit di Old Trafford
Meski hanya mencetak enam gol saat dipinjamkan ke Aston Villa musim lalu, Rashford tetap dianggap layak dicoba oleh Barcelona. United juga diuntungkan karena bisa menghemat gaji pemain, sementara Rashford rela memotong upah demi merealisasikan kepindahan ini.
Barcelona mendapatkan opsi pembelian sebesar 30 juta euro jika sang pemain tampil meyakinkan, angka yang bisa jadi sangat murah bila ia tampil optimal. Ini memberi insentif bagi semua pihak untuk menjadikan transfer ini sukses.
Jika proses pendaftaran di La Liga berhasil diselesaikan, Rashford akan mendapatkan tempat di skuad elite, bertarung di El Clasico, Liga Champions, dan mendapatkan peran yang lebih dominan dalam sistem menyerang Barcelona.
Bukan Pilihan Utama, tapi Dinilai Bisa Beri Dampak
Kepindahan Rashford ke Barca terjadi setelah klub gagal mendapatkan Nico Williams dan Luis Diaz. Ia bukan pilihan utama, tapi merupakan opsi yang lebih murah dan tanpa biaya transfer langsung, sesuatu yang sangat dihargai di tengah kondisi keuangan Barca.
Meski bebannya besar dari sisi gaji, Barcelona punya pengalaman menangani situasi serupa. Klub berharap bisa mengimbangi pengeluaran itu lewat penjualan merchandise, terutama karena Rashford termasuk pemain United dengan penjualan jersey terbanyak dekade ini.
Rashford akan masuk ke skuad juara yang musim lalu mencetak 174 gol dalam 60 pertandingan dan memenangkan tiga trofi. Meski bukan megabintang, ia dinilai punya kemampuan serba bisa untuk menambah kekuatan lini serang Barca.
Dari Tekanan di Inggris Menuju Harapan Baru di Catalunya
Lingkungan baru di Barcelona bisa membantu Rashford menjauh dari tekanan dan hubungan yang sudah renggang dengan fans United. Kehidupan di dekat laut Mediterania dan pelatih Hansi Flick yang bisa berbahasa Inggris menjadi nilai tambah dalam proses adaptasi.
Namun, Rashford harus siap menghadapi ekspektasi tinggi dari media dan suporter Barcelona. Ia perlu menunjukkan sikap terbuka, rendah hati, dan siap belajar budaya lokal, hal yang dihargai di klub milik anggota seperti Barca.
Pengalaman masa lalu membuktikan bahwa pemain Inggris bisa berhasil atau gagal tergantung pada bagaimana mereka menyatu dengan kultur klub. Contoh positif datang dari Gary Lineker, sementara Mark Hughes punya cerita sebaliknya.
Semua Mata Tertuju: Rashford di Titik Persimpangan Karier
Barcelona adalah klub besar, dan ekspektasi akan selalu tinggi. Rashford datang dengan status bukan sebagai penyelamat, tapi sebagai pemain yang punya sesuatu untuk dibuktikan.
Ia mengikuti jejak David Beckham, yang sempat diragukan saat pindah ke Spanyol tapi akhirnya dihargai atas kerja kerasnya. Jika Rashford mampu menyesuaikan diri dan memberi dampak, kisahnya bisa berubah dari "opsi cadangan" menjadi "pilar utama".
Dengan dukungan Flick, minat jangka panjang dari Deco, dan restu dari United untuk menyelesaikan situasi ini dengan cepat, Rashford kini berada di tempat yang tepat guna menghidupkan kembali kariernya.