Robert Prevost jadi Paus Leo XIV, Ini Gaji yang Diperoleh per Bulan

9 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Seorang paus baru telah terpilih. Hal ini setelah lonceng Basilika Santo Petrus berdentang  dan asap putih mengepul dari cerobong asap di atas Kapel Sistina pada Kamis sore waktu setempat, 8 Mei 2025.

Kardinal Robert Prevost, seorang misionaris dan mengepalai kantor uskup Vatikan menjadi orang Amerika Serikat pertama yang terpilih menjadi paus dalam sejarah Gereja Katolik selama 2.000 tahun. Ia juga telah memutuskan memakai nama Leo XIV.

Sebagai paus Amerika pertama, pria kelahiran Chicago ini dianggap sebagai diplomat gereja. Seiring meninggalnya Paus Fransiskus pada April 2025, Prevost (69) mengambil alih jabatan sebagai penerus Petrus.

Selain itu, peran baru Paus Leo XIV juga memicu minat tidak hanya pada iman dan kepemimpinannya tetapi juga gaya hidupnya. Paus Leo XIV seperti pendahulunya Paus Fransiskus lebih menyukai gaya hidup sederhana.

Sebagai pimpinan Gereja Katolik Roma, Paus Leo XIV tidak menerima gaji tradisional. Sebaliknya, Vatikan menanggung biaya Paus melalui tunjangan dan uang saku yang mencakup perumahan, makanan, perawatan medis dan transportasi seperti dilaporkan Fox News dan AP.  

Vatikan memperoleh donasi dari berbagai sumber, menurut Michigan Journal of Economics, Tahta Suci memperoleh sebagian pendapatan melalui Peter’s Pence, yang merupakan istilah yang gambarkan sumbangan dari umat Katolik di seluruh dunia dan diberikan kepada Paus setiap tahun.

Jumlah ini mencapai USD 27 juta atau sekitar Rp 446,13 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di 16.523) setiap tahun dengan sumbangan terbesar dari Amerika Serikat, Jerman dan Italia menurut American Magazine seperti dikutip dari Fox News.

Adapun Paus terdahulu yakni Paus Fransiskus tidak menerima gaji meski berhak menerimanya. Tidak seperti seperti paus-paus sebelumnya, ia menolak segala bentuk upah dari gereja setelah menjabat pada 2013. Laporan menunjukkan upah untuk posisi tersebut adalah USD 32.000 per bulan atau sekitar Rp 537,83 juta (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.807), seperti dikutip dari Economic Times.

Terkait kekayaan, meski kekayaan Robert Francis Prevost saat ini tidak diketahui, tetapi ia menerima gaji bulanan antara 4.000-5.000 euro atau sekitar Rp 74,20 juta-Rp 92,75 juta (asumsi kurs euro terhadap rupiah di kisaran 18.550) saat menjabat sebagai cardinal berdasarkan laporan Merca20.

Paus Leo XIV Dijuluki Santo dari Utara Karena Kedekatannya dengan Orang Miskin

Adapun Robert Francis Prevost lahir di Chicago pada 1955. Ia menjadi anggota Ordo St.Augustine pada 1977, menerima tahbisan pada 1982. Ia melanjutkan perjalanan ke Roma untuk memperoleh gelar doktor. Ia juga kuliah di Universitas Villanova untuk mempelajari ilmu matematika.Prevost juga pernah melanjutkan pendidikan teologi di Catholic Theological Union di Chicago.

Meski Prevost dari AS, salah satu bab terpenting dari pelayanannya terjadi di Peru. Prevost bertugas di Peru selama dua dekade.Demikian mengutip dari laman NPR.

Ia diangkat sebagai Uskup Chicago pada 2014 dipromosikan menjadi uskup agung pada 2023. Kemudian menjadi cardinal pada tahun berikutna. Selama karier Prevost, ia juga mengajar hukum kanon, hukum moral dan patristik.

Paus Pertama dari AS

Sebelumnya, Robert Francis Prevost memang mencetak sejarah pada Kamis (8/5/2025), dengan menjadi paus pertama dari Amerika Serikat (AS). Namun, bagi masyarakat Peru, dia sudah lama dikenal sebagai sosok misionaris penuh pengabdian — seorang pemimpin rohani yang tak segan berjalan melewati lumpur demi membawa bantuan kepada warga yang terdampak banjir akibat hujan lebat, serta sebagai uskup yang berjasa besar dalam mengupayakan pembelian pabrik oksigen yang menyelamatkan banyak nyawa selama pandemi COVID-19.

"Dia bekerja sangat keras untuk mencari bantuan, hingga akhirnya bukan hanya satu, tetapi dua pabrik oksigen berhasil didapatkan," kata Janinna Sesa, yang mengenal Prevost saat dia bekerja untuk lembaga nirlaba Caritas milik gereja di Peru seperti dilansir AP

"Dia juga tidak segan-segan memperbaiki truk rusak sampai bisa jalan lagi."

Jadi Misionaris

Mengutip Kanal Global Liputan6.com, Paus Fransiskus, yang merupakan paus pertama dari Amerika Latin dalam sejarah, bukan tidak mungkin sudah melihat sesuatu dalam diri Prevost sejak awal. Dia pertama kali mengirim Prevost ke Chiclayo, Peru, pada 2014, lalu memanggilnya ke Vatikan pada 2023 untuk memimpin kantor penting yang menyeleksi nominasi uskup — salah satu jabatan paling berpengaruh di Gereja Katolik Roma.

Kini, Prevost yang berusia 69 tahun resmi menyandang gelar Paus Leo XIV. Pria kelahiran Chicago ini juga merupakan warga negara Peru dan telah tinggal bertahun-tahun di sana, pertama sebagai misionaris lalu sebagai uskup. Dalam pidato publik pertamanya sebagai paus, dia menyinggung pengalamannya sebagai misionaris — berbicara dalam bahasa Italia, lalu beralih ke bahasa Spanyol — tanpa mengucapkan sepatah kata pun dalam bahasa Inggris saat menyapa kerumunan di Lapangan Santo Petrus.

"Kita harus bersama-sama mencari cara untuk menjadi gereja yang misioner — Gereja yang membangun jembatan, menjalin dialog, dan selalu terbuka untuk menerima siapa pun. Seperti alun-alun ini yang menyambut dengan tangan terbuka, gereja pun harus siap merangkul setiap orang yang membutuhkan kasih, kehadiran, dialog, dan cinta kita," ujarnya.

Santo dari Utara

Prevost sudah menempati posisi penting bahkan sebelum memasuki konklaf — posisi yang jarang dimiliki oleh sebagian besar kardinal lainnya. Dia dua kali terpilih sebagai prior jenderal atau pemimpin tertinggi Ordo Agustinus, sebuah ordo religius yang didirikan pada Abad ke-13 oleh Santo Agustinus.

Setelah ditugaskan oleh Paus Fransiskus ke Chiclayo dia kemudian memperoleh kewarganegaraan Peru pada 2015. Kariernya terus menanjak hingga pada 2023, dia dipanggil ke Roma untuk memimpin kantor yang menangani seleksi uskup, sekaligus menjabat sebagai Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin. Dalam posisi ini, dia berhubungan langsung dan rutin dengan hierarki Gereja Katolik di wilayah yang memiliki populasi Katolik terbesar di dunia — peran yang sangat mungkin menjadi kunci terpilihnya dia sebagai paus.

Pembela Keadilan Sosial

Pastor Alexander Lam, seorang biarawan Agustinus asal Peru yang mengenal baik paus, menyebut Prevost sebagai sosok yang sangat dicintai rakyat, terutama oleh kaum miskin. Dia dikenal sebagai pembela keadilan sosial dan pelindung lingkungan.

"Bahkan para uskup di Peru menjulukinya santo, Santo dari Utara, karena dia selalu meluangkan waktu untuk siapa pun," sebut Lam dalam wawancara dengan AP di Roma. "Dia adalah tipe uskup yang akan menemukanmu di jalan — sosok yang hadir di tengah umat."

Lam juga mengisahkan bahwa saat Paus Fransiskus mengunjungi Peru pada 2018, Prevost memilih tidur di lantai bersama umatnya selama malam penjagaan menjelang misa kepausan.

"Itulah gaya Roberto — penuh kehangatan dan kedekatan. Mungkin tidak selalu dalam bentuk gestur kelembagaan yang besar, tetapi justru dalam tindakan-tindakan manusiawi yang sederhana," tutur dia.

Read Entire Article
Bisnis | Football |