Liputan6.com, Jakarta Manchester United boleh saja gagal lolos ke Liga Champions maupun Liga Europa musim depan. Tapi itu tak lantas membuat daya tarik Setan Merah meredup di mata para pemain bintang. Buktinya? Matheus Cunha.
Cunha baru saja menuntaskan musim gemilang bersama Wolverhampton di Premier League 2024/2025. Ia mencetak gol-gol krusial, tampil konsisten, dan menjadi salah satu pemain paling menonjol di skuad asuhan Gary O’Neil.
Chelsea, Arsenal, Manchester City, hingga Aston Villa dikabarkan menunjukkan minat serius. Mereka semua akan tampil di kompetisi Eropa musim depan, baik itu Liga Champions maupun Liga Europa. Dalam konteks karier, pindah ke salah satu dari mereka tampaknya menjadi pilihan logis bagi Cunha.
Namun, Cunha justru memilih MU. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena MU baru saja menelan kekalahan pahit dari Tottenham di final Liga Europa dan dipastikan absen dari pentas Eropa musim 2025/2026.
Cinta Tak Butuh Alasan Rasional
Menurut laporan Sky Sports News, Cunha tak terpengaruh oleh kegagalan MU menembus Eropa. Ia justru menunjukkan keinginan kuat untuk berseragam merah khas Old Trafford. “Dia mencintai MU,” ungkap salah satu sumber yang dekat dengan sang pemain.
Cunha melihat Setan Merah bukan sekadar klub, tapi institusi sepak bola. Bagi pemain asal Brasil itu, bermain di Theatre of Dreams adalah mimpi masa kecil yang akhirnya menjadi kenyataan. Ia menilai MU tetap menjadi salah satu klub terbesar di dunia, terlepas dari situasi mereka saat ini.
"Meski ada minat dari tim lain, Cunha ingin bermain untuk United. Ia menganggap United adalah salah satu klub terbesar di dunia dan tidak gentar meski mereka gagal tampil di Liga Champions," tulis Sky Sports.
Matheus Cunha Bakal Cocok dengan Sistem Bermain MU
Pandit sepak bola Inggris, Gary Neville, meyakini bahwa Matheus Cunha akan cocok untuk MU. Dia menilai bahwa pemain asal Brasil itu bisa masuk dan sesusai dengan sepak bola yang dimainkan manajer Ruben Amorim.
"Cunha adalah tipe pemain yang cocok dengan sistem yang ingin dimainkan Ruben Amorim," kata Neville pada Sky Sports.
"Mereka harus mencetak gol. Ruben Amorim mengatakan pada akhir pekan bahwa mereka hanya kesulitan untuk mencetak gol, jadi Anda membutuhkan pemain yang dapat mengambil risiko, bagus di sepertiga akhir, dan Cunha memiliki banyak kemampuan," sambungnya.