Tarif Trump Berlaku 7 Agustus 2025, Mendag Terus Nego hingga 0%

1 month ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Pengenaan tarif resiprokal sebesar 19 persen oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Indonesia mulai berlaku per 7 Agustus 2025. Namun, pemerintah masih terus coba bernegosiasi agar tarif Trump untuk beberapa komoditas bisa 0 persen.

"Jadi kita kan ini masih proses negosiasi. Kita kan pingin ada komoditas yang tidak diproduksi oleh Amerika itu untuk mendapatkan 0 (persen tarif Trump)," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

Mendag menargetkan, kesepakatan tarif untuk beberapa komoditas tersebut bisa diselesaikan sebelum 1 September 2025. Meskipun Trump bakal memberlakukan tarif impor 19 persen mulai 7 Agustus, namun ia meyakini masih ada ruang negosiasi lebih lanjut dengan Washington DC.

Ia lantas mengacu pada pemberlakuan tarif awal kepada Indonesia sebesar 32 persen per 2 April 2025. Namun, Trump kemudian mengumumkan penundaan tarif selama 90 hari sejak diumumkan, yang berarti mulai berlaku pada 9 Juli lalu.

Setelah melewati proses negosiasi panjang, akhirnya Indonesia resmi mendapat pengurangan tarif menjadi 19 persen. Dengan permintaan lain, sejumlah barang impor dari AS ke Indonesia akan dipatok tarif 0 persen. Kendati begitu, Indonesia diklaim masih terus melobi Negeri Paman Sam.

"Nah sekarang resiprokal diberlakukan tanggal 7 (Agustus). Sambil kita berunding lagi, karena memang dikasih kesempatan untuk berunding," kata Mendag.

"Mudah-mudahan sebelum 1 September (2025) sudah selesai, kan masih banyak yang akan kita usahakan untuk lebih bagus," dia menambahkan.

Hanya saja, Mendag belum mau membeberkan apa saja komoditas yang coba ditawarkan Indonesia agar bisa mendapat tarif resiprokal 0 persen. "Nanti aja itu, ya kan lagi negosiasi, jangan diomongin," pungkasnya.

Prabowo Puji Tim Ekonomi Negosiasi Tarif Trump: Kita Hadapi dengan Tenang, Tidak Emosional, Tidak Terpancing

Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia menghadapi ketidakpastiaan geoekonomi karena penetapan tarif impor yang dikenakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Namun, kata dia, pemerintah menghadapi kondisi tersebut dengan tenang.

"Belum lagi kita hadapi kondisi Geoekonomi dunia, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh tarif yang dipasang oleh Amerika Serikat. Kita menghadapinya dengan tenang," kata Prabowo saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Dia memuji tim ekonomi yang berhasil negosiasi dengan pihak AS sehingga tarif impor yang dikenakan untuk produk Indonesia turun dari 32 persen menjadi 19 persen. Prabowo menyampaikan para menteri berunding tanpa emosional dan tidak terpancing.

"Saya terima kasih dengan tim ekonomi kita. Saya terima kasih saudara-saudara bekerja dengan tim sebagai tim yang baik. Menteri Koordinator Perekonomian dengan timnya dibantu oleh Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional dengan timnya juga," ujarnya.

"Menteri Investasi semua melaksanakan, Menteri Luar Negeri dengan diplomasinya. Kita bergerak sebagai satu tim, kita negosiasi, kita berunding, kita tidak emosional, kita tidak terpancing," sambung Prabowo.

Menurut dia, pemerintah menyadari bahwa ada masyarakat dan pekerja yang harus dilindungi sehingga negosiasi tarif impor dilakukan dengan tenang. Prabowo berjanji akan selalu mencari cara untuk memperbaiki kondisi ekonomi nasional.

"Kita mengerti bahwa kita punya kepentingan yang besar, tugas pemerintah Indonesia adalah melindungi rakyat Indonesia, melindungi pekerja-pekerja kita dan keluarga mereka," tutur Prabowo.

"Untuk itu, kita telah mencapai suatu titik yang terbaik yang bisa kita capai pada saat ini. Walaupun kita tidak akan berhenti untuk selalu mencari kondisi yang lebih baik untuk ekonomi kita, untuk bangsa kita, untuk rakyat kita," imbuh dia.

Kondisi Geopolitik

Di sisi lain, Prabowo juga menyoroti kondisi geopolitik yang terjadi saat ini dimana banyak perang dan konflik antarnegara. Tak hanya konflik di Timur Tengah, namun juga kawasan ASEAN yang memakan banyak korban.

"Sekarang tidak hanya kita menghadapi dampak dari perang di mana-mana konflik di mana-mana, konflik di Ukraina konflik di Timur Tengah Gaza, tepi barat, Lebanon, Suriah yang begitu dahsyat, yang memakan korban begitu banyak di depan mata seluruh dunia. Perempuan, anak-anak kecil, puluhan ribu dibantai. Kita juga lihat konflik Israel Iran di mana negara adikuasa pun. Kita lihat konflik India dan Pakistan, kita lihat di kawasan kita sendiri konflik Myanmar jalan terus," jelas dia.

Read Entire Article
Bisnis | Football |