Liputan6.com, Jakarta Saga transfer Viktor Gyokeres menuju Arsenal akhirnya memasuki babak akhir. Penyerang asal Swedia berusia 27 tahun tersebut dikabarkan tinggal selangkah lagi merapat ke Emirates Stadium setelah negosiasi panjang dengan Sporting CP menemui titik terang.
Namun, di balik kesepakatan senilai £54,8 juta plus tambahan bonus sebesar £8,6 juta, ternyata sempat muncul ancaman dari dua arah yang hampir menggagalkan proses kepindahan ini.
Fabrizio Romano menyebutkan bahwa Sporting sempat berusaha menawarkan Gyokeres kepada Manchester United dan klub-klub Liga Arab Saudi melalui pihak perantara.
Presiden Sporting, Frederico Varandas, bahkan secara terbuka menyuarakan tuntutan finansial tinggi yang membuat proses negosiasi dengan Arsenal semakin rumit.
Sementara itu, sang pemain sendiri menolak untuk kembali berlatih bersama klub Portugal tersebut, sebagai bentuk tekanan agar transfernya segera rampung.
Tekad Gyokeres
Meski banyak godaan dari klub lain, Gyokeres dilaporkan telah bulat hati ingin bergabung dengan Arsenal. Tekad kuat itulah yang akhirnya membuat upaya Sporting menjajaki opsi lain gagal total, karena sang pemain hanya bersedia berlabuh ke klub London Utara tersebut.
Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, menolak memberi konfirmasi resmi terkait kedatangan Gyokeres. Namun ia mengisyaratkan bahwa beberapa pemain baru kemungkinan akan segera bergabung untuk tur pramusim di Asia.
“Kami masih mencari tambahan pemain untuk memperkuat kedalaman dan kualitas skuad. Saya berharap kesepakatan bisa segera selesai,” ujarnya.
Keseriusan Arsenal
Jika rampung dalam waktu dekat, Gyokeres akan menyusul jejak rekrutan anyar Arsenal musim panas ini seperti Noni Madueke, Kepa Arrizabalaga, Christian Norgaard, dan Martin Zubimendi.
Bahkan bek muda Valencia, Cristhian Mosquera, disebut sudah bertolak ke Singapura untuk menyusul tim, meski belum ada pengumuman resmi dari klub.
Arsenal tampaknya serius memperkuat tim menjelang musim baru. Dan dengan kehadiran Gyokeres, lini depan The Gunners dipastikan akan semakin tajam dan kompetitif.
Sumber: Fabrizio Romano