Liputan6.com, Jakarta - Bagi banyak penggemarnya, musik Taylor Swift telah menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup mereka. Hal yang sama dirasakan oleh Sinéad O’Sullivan, seorang penggemar yang menemukan inspirasi tak terduga dari Taylor Swift ketika ia berada di masa transisi karier.
Sullivan memutuskan meninggalkan kariernya sebagai insinyur kedirgantaraan sekaligus perancang penerbangan antariksa manusia di NASA untuk menempuh studi MBA di Universitas Harvard. Langkah besar itu akhirnya mengantarkannya pada posisi saat ini sebagai seorang ekonom dan investor.
Dikutip dari CNBC, Rabu (10/9/2025) di Harvard, ia mulai menelaah perjalanan Taylor Swift dari sudut pandang profesional. Dari sana muncul sebuah pertanyaan yang mendorongnya untuk berpikir lebih jauh:
"Bagaimana seseorang yang tampak biasa mampu melakukan hal-hal luar biasa? Bagaimana mereka bisa berkembang menjadi “unicorn” yang begitu sukses?"
7 Sifat yang Bawa Kesuksesan
Setelah membaca buku Dedicated: The Case for Commitment in an Age of Infinite Browsing karya akademisi hukum dan pembuat film dokumenter Paul Davis, Sullivan mulai melihat pola yang sama pada sosok-sosok sukses.
Ia menemukan bahwa Taylor Swift secara konsisten menunjukkan tujuh karakteristik khusus yang membedakan dirinya dengan orang kebanyakan.
1. Imajinasi
Setiap orang terlahir dengan imajinasi, namun seiring bertambahnya usia, kita kerap membatasi diri dari rangsangan kreatif yang hadir di sekitar.
Taylor Swift justru melakukan hal sebaliknya: ia mampu mengubah percikan kecil seperti sebuah frasa, perasaan, atau kalimat yang tak sengaja terdengar menjadi sebuah dunia yang utuh.
Cara terbaik unru meniru pendekatan ini adalah dengan lebih peka terhadap fragmen-fragmen yang menarik perhatian kita. Tanyakan pada diri sendiri mengapa hal itu beresonansi, lalu abadikan dalam catatan.
Swift menyadari bahwa imajinasi tidak berawal dari penemuan, melainkan dari rasa ingin tahu. Ia jeli menangkap detail terkecil yang penuh makna, kemudian membangunnya menjadi semesta yang hidup.
2. Sintesis
Kemampuan untuk menghubungkan ide lama dan baru melalui kreativitas disebut sintesis. Proses ini menuntut keberanian, sebab membayangkan kembali dunia atau melakukan sesuatu dengan cara yang belum pernah dicoba orang lain bukanlah hal mudah.
Rekam jejak Taylor Swift dalam hal sintesis sudah jelas terlihat. Lagu ikonisnya, Death by a Thousand Cuts, misalnya, terinspirasi dari kisah putus cinta tokoh utama dalam film komedi romantis Someone Great.
Namun, contoh paling terkenal dari kepiawaiannya adalah Love Story. Dalam lagu ini, Swift menafsirkan ulang tragedi romantis Shakespeare Romeo dan Juliet menjadi sebuah kisah dengan akhir yang bahagia.
3. Fokus
Fokus berarti menjadikan tujuan sebagai bagian tak terpisahkan dari diri. Taylor Swift menjadi contoh nyata: ia tidak merilis lini kosmetik atau merek fesyen, juga tidak terlibat dalam hal-hal yang bukan prioritasnya. Sejak remaja, tampil di panggung dan menulis lagu adalah hal utama, dan hingga kini ia sepenuhnya mencurahkan diri untuk menjadi yang terbaik dalam bidang tersebut.
Untuk mempertajam fokus, ajukan pertanyaan sederhana pada diri sendiri: Apakah ini mendekatkan saya pada tujuan inti, atau justru hanya gangguan? Menolak gangguan bukanlah sebuah kerugian, melainkan strategi untuk mengalokasikan dan melindungi energi agar bisa dicurahkan pada hal yang paling penting.
4. Kegigihan
Kegigihan adalah kemampuan untuk terus maju meski menghadapi kesulitan. Taylor Swift sering menunjukkannya di atas panggung saat sakit, lelah, patah hati, bahkan saat harus tampil di tengah hujan deras.
Meski begitu, ia selalu memperlakukan setiap pertunjukan seakan-akan itu adalah malam terbaik dalam hidupnya. Ia membuktikan bahwa terkadang, meski semangat terasa hilang, berpura-pura kuat bisa membantu kita menemukan kekuatan itu kembali.
5. Gairah
Gairah adalah antusiasme yang tetap ada meski sesuatu mulai terasa biasa. Ia sering berjalan beriringan dengan kegigihan karena keduanya membutuhkan ketahanan.
Untuk menyalakan kembali gairah, ingat kembali alasan awal Anda melakukannya. Cari cara kecil untuk menemukan lagi rasa senang itu melalui mencoba hal baru, bereksperimen, atau sekadar terus bertahan.
6. Penghormatan
Kemampuan ini adalah tentang merasakan kekaguman dan hormat yang mendalam terhadap sesuatu. Sulit untuk menjaga semangat jika hal yang kita perjuangkan tidak memberi rasa bahagia dan takjub, atau perasaan bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.
Dari sanalah rasa hormat menyalakan tujuan, tujuan menyalakan gairah, dan akhirnya kita bisa mencurahkan dedikasi penuh pada apa yang kita lakukan.
7. Komitmen
Ciri terakhir adalah komitmen, yakni kesediaan untuk melepaskan banyak pilihan demi mengejar satu tujuan utama. Bagi Taylor Swift, komitmen itu terlihat dari pilihannya menaruh musik dan tur di atas segalanya, alih-alih kuliah atau menempuh jalur karier lain.
Komitmen sejati hampir selalu menuntut pengorbanan. Pertanyaannya: apa yang rela Anda korbankan demi mencapai tujuan? Sesuatu yang opsional terasa aman, tetapi kehebatan lahir dari mereka yang berani mempertaruhkan hal paling berharga untuk meraihnya.
Swift membuktikan hal ini lewat kesetiaannya yang tak tergoyahkan pada musik.