Adu Rekam Jejak Branko Ivankovic vs Patrick Kluivert Jelang Kualifikasi Piala Dunia, Siapa Paling Menyala?

3 days ago 19

Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia sebentar lagi akan melanjutkan perjuangan mereka dalam putaran 3 grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Skuad Garuda diagendakan menjamu China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Kamis (5/6/2025), dilanjutkan partai tandang kontra Jepang lima hari berselang.

Pertandingan tersebut bakal menjadi momen krusial bagi Timnas Indonesia dalam menentukan asa mereka melaju ke FIFA World Cup tahun depan.

Jay Idzes dan kawan-kawan saat ini bertengger di urutan 4 klasemen sementara grup C dengan perolehan 9 poin dari 8 pertandingan. Indonesia paling mungkin mengejar target finis 4 besar agar bisa mencoba peruntungan lagi via kualifikasi putaran keempat.

Pelatih Patrick Kluivert sendiri sebelumnya mengakui bahwa anak-anak asuhnya mungkin bakal sulit menaklukkan Jepang, yang sudah menahbiskan diri sebagai juara grup C dan tembus otomatis ke Piala Dunia 2026.

Untuk itu, kemenangan melawan China jadi target paling masuk akal saat ini. Juru taktik Garuda menilai Timnas Indonesia punya peluang besar mencuri tiga poin di kandang sendiri kala menjamu Dragon Team, Kamis (5/6/2025) mendatang.

"Tentu saya menghormati kedua negara, tetapi saya pikir kami punya peluang bagus untuk menang melawan China," ujar Patrick Kluivert dalam wawancaranya yang diunggah di saluran Youtube resmi Timnas Indonesia.

Jelang bentrokan antara duo kesebelasan, perbandingan rekam jejak pelatih China Branko Popovic dan juru taktik Garuda Patrick Kluivert pun jadi sorotan. Dari antara keduanya, mana yang punya prestasi paling mentereng? Simak ulasannnya pada halaman berikut ini.

Berita Video, komentar Calvin Verdonk saat ditanya perbedaan gaya melatih Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert

Perjalanan Karier Branko Ivankovic

Branko Ivankovic mengawali kariernya di dunia kepelatihan dengan menukangi mantan klubnya Varteks pada periode 1991 hingga 1995 silam.

Setelah itu, dia sempat melanglangbuana ke beberapa klub lain, mulai dari Bedworth United hingga HNK Rijeka, sebelum mengecap karier di level internasional pada 1998 dengan menjadi asisten pelatih Timnas Kroasia di bawah kepemimpinan Miroslav Blazevic.

Cabut sebentar ke Hannover 96, juru taktik kelahiran 26 Februari 1954 itu lantas balik menempati posisi sebagai asisten pelatih Kroasia pada 2000 hinga 2001.

Setelahnya, dia bertugas di Timnas Iran dan pindah melatih beberapa klub seperti Dinamo Zagreb dan Al-Ahli, sebelum akhirnya dipekerjakan China sejak Februari 2024 usai menyelesaikan tugas di Timnas Oman sebulan sebelumnya.

Prestasi Branko Ivankovic

Meski media China santer melaporkan posisi Branko Ivankovic dalam bahaya jika tak berhasil membawa Tim Naga melaju ke putaran empat Kualifikasi Piala Dunia 2026, juru taktik berusia 71 tahun sebenarnya dikenal sebagai salah satu pribadi bertangan dingin.

Di level internasional, Ivankovic pernah membawa Iran menggondol medali emas usai keluar sebagai juara Asian Games 2002 dengan menaklukkan Jepang 2-1 di babak final.

Dia juga bersinar saat menukangi Dinamo Zagreb dengan mempersembahkan trofi juara liga dan Piala Kroasia di musim yang sama (2006/2008), serta membawa Shandong Luneng Taishan menjadi Chinese Super League pada 2010.

Sementara itu, prestasinya yang paling menonjol tersaji saat Ivankovic menukangi klub Iran Persepolis FCdari periode 2014/2015 hingga 2018/2019.

Situs Transfermarkt mencatat, Ivankovic pernah mempersembahkan tiga gelar Liga Iran beruntun pada musim (2016/2017, 2017/2018, 2018/2019), meraih 3 trofi Super Cup (2017/2018, 2018/2019, dan 2019/2020), serta menjadi juara Iranian Cup pada 2018/2019.

Patrick Kluivert Paling Gacor Jadi Pemain

Berbeda dengan Branko Ivankovic, karier pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert justru paling menonjol saat dia masih berstatus sebagai pemain.

Pria asal Belanda itu mengawali karier profesionalnya bersama Ajax Amsterdan dan sukses jadi bagian dari generasi emas klub di era 1990-an. Kluivert bahkan sempat menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah final Liga Champions usai mencetak gol kemenangan melawan AC Milan pada ajang edisi 1995 di usia 18 tahun.

Setelahnya, dia bergabung dengan Barcelona pada 1998 dan menikmati puncak kejayaan dengan mencetak 124 gol dalam 249 pertandingan sepanjang enam musim kariernya, sekaligus memenangkan gelar LaLiga 1998/1999.

Selain dengan dua klub tersebut, Kluivert juga pernah menjajal karier bersama AC Milan, Newcastle United, Valencia, PSV Eindhoven, hingga Lille. Di ranah internasional, Kluivert bermain untuk Timnas Belanda sejak 1994 sampai 2004 dan sempat menyandang status pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk negaranya berkat torehan 40 gol dalam 79 laga, sebelum dipatahkan Robin van Persie.

Kiprah Patrick Kluivert Sebagai Pelatih

Sayangnya saat menjajal karier manjerial, Patrick Kluivert belum sempat mempersembahkan trofi. Dia hanya pernah membantu Louis van Gaal membawa Belanda finis sebagai peringkat tiga Piala Dunia 2014.

Di luar itu, pria berusia 48 tahun sempat menyambangi peran lain seperti Direktur Akademi La Masia di Barcelona pada 2019, pelatih striker di AZ Alkmaar dan NEC Nijmegen, hingga manajer tim kelompok umur FC Twente serta Ajax.

Adapun sebagai pelatih kepala skuad senior, Kluivert hanya sempat memegang jabatan di Timnas Curacao dan Adana Demirspor, sebelum dipekerjakan oleh Indonesia per 8 Januari 2025.

Untuk diketahui, Patrick Kluivert tercatat baru memimpin dua pertandingan di Timnas Indonesia. Laga pertama ialah partai tandang melawan Australia yang berakhir dengan kekalahan 1-5 pada 20 Maret, serta laga kandang melawan Bahrain, di mana skuad Garuda menang 1-0 lima hari berselang.

Read Entire Article
Bisnis | Football |