Liputan6.com, Jakarta Gelaran International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang berlangsung di Jakarta International Convention Center pada 11–12 Juni 2025 turut dihadiri oleh holding BUMN sektor pariwisata dan aviasi, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney. Adapun kehadiran InJourney sendiri adalah wujud komitmen nyata perusahaan untuk mendorong kolaborasi demi menciptakan ekosistem sektor aviasi dan pariwisata Indonesia yang terintegrasi.
Dengan tema “Sustainable Infrastructure for the Future: Innovation and Collaboration”, ICI 2025 menjadi wadah dialog strategis lintas sektor serta platform kolaborasi untuk mendorong pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan iklim. Forum ini mempertemukan beragam pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pelaku industri, akademisi, masyarakat sipil, hingga mitra internasional untuk menyusun langkah nyata dan memperkuat sinergi dalam menjawab tantangan infrastruktur nasional.
Soroti Peran Strategis InJourney
Direktur Utama InJourney, Maya Watono, tampil sebagai pembicara utama dalam sesi panel bertajuk “Infrastructure for Livability: Building Communities of the Future”. Dalam pemaparannya, Maya menekankan pentingnya peran strategis InJourney dalam membangun infrastruktur transportasi udara yang tidak hanya menghubungkan wilayah, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan mengangkat kekayaan identitas lokal lewat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Ia menegaskan bahwa InJourney berkomitmen untuk terus memperluas konektivitas udara demi mendorong tumbuhnya ekosistem pariwisata nasional yang berkelanjutan.
“Dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau, konektivitas menjadi kunci penting dalam menyatukan infrastruktur aviasi dan pariwisata. Untuk itu, InJourney terus bekerja dari hulu ke hilir untuk memperkuat dan mendorong pariwisata Tanah Air melalui pembangunan infrastruktur dan pengembangan destinasi pariwisata untuk mendukung konektivitas,” ujar Maya Watono.
Dalam bidang infrastruktur, InJourney mentransformasi bandara di Indonesia, dengan tahap pertama dilakukan di Bandara Internasional Soekarno Hatta dan I Gusti Ngurah Rai, yang mencakup 80% arus pariwisata Indonesia.
“Dengan transformasi di dua bandara terbesar di Tanah Air tersebut, InJourney berharap dapat memberikan layanan yang maksimal, sehingga bandara bisa benar-benar menjadi cerminan dari “wajah bangsa”,” tambah Maya.
Dukungan InJourney terhadap sektor pariwisata dan infrastruktur juga diwujudkan melalui transformasi sumber daya manusia, yang menjadi kunci utama dalam pengembangan kedua sektor tersebut. Saat ini, InJourney Group memiliki lebih dari 49.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia, dan sektor pariwisata serta aviasi melibatkan lebih dari 25 juta pekerja. Upaya transformasi SDM yang dilakukan InJourney memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja yang terlibat di industri ini.
Tampilkan Inisiatif Strategis di Area Pameran
Selaras dengan tema utama konferensi, InJourney turut menampilkan beragam inisiatif strategis di area pameran. Beberapa di antaranya mencakup transformasi signifikan di sejumlah bandara utama seperti Soekarno-Hatta (CGK), I Gusti Ngurah Rai Bali (DPS), dan Yogyakarta International Airport (YIA), yang dinilai memiliki posisi strategis serta potensi pengembangan yang sangat menjanjikan.
Hal ini juga sejalan dengan visi InJourney yang menjadikan bandara lebih dari sekadar simpul transportasi, tapi juga pusat gaya hidup (lifestyle hub) sehingga mampu menghadirkan pengalaman baru bagi masyarakat. Lewat integrasi antara pariwisata, konektivitas udara, dan pengembangan ruang publik, InJourney memperkuat peran strategisnya dalam membangun komunitas yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing di masa depan.
Highlight Potensi Pariwisata Lainnya
Tak hanya fokus pada sektor kebandarudaraan, InJourney juga menampilkan beragam potensi pariwisata di wilayah-wilayah unggulan yang dikelolanya, seperti Kawasan The Nusa Dua Bali, The Golo Mori NTT, The Mandalika NTB, serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur di Bali. Setiap kawasan ini dirancang sebagai destinasi bertaraf internasional yang terintegrasi dengan infrastruktur modern dan atraksi wisata beragam—mulai dari penyelenggaraan event global hingga layanan dan fasilitas berstandar tinggi.
Dalam rangka menarik minat wisatawan sekaligus mendongkrak pertumbuhan sektor pariwisata dan aviasi nasional, InJourney juga memperkenalkan skema investasi menarik bagi mitra strategis. Konsep kerja sama yang ditawarkan menekankan kolaborasi saling menguntungkan, termasuk pemanfaatan aset prioritas untuk kemitraan jangka panjang serta penawaran bundling packages antar-entitas dalam ekosistem InJourney guna menciptakan nilai tambah yang lebih komprehensif.
Peran aktif InJourney di ICI 2025 akan memberikan dampak besar. ICI 2025 akan menjadi panggung penting bagi kolaborasi internasional, dengan kehadiran berbagai investor dan lembaga pembiayaan terkemuka, seperti Macquarie (Australia), GIC (Singapura), World Bank, International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), dan The Asia Group.
ICI 2025 dihadiri sekitar 7.000 peserta dari 26 negara partisipan termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, Spanyol, Vietnam, Iran, Singapura, Turki, Hungaria, Myanmar, Denmark, Prancis, Inggris, Rusia, Jerman, Uruguay, Finlandia, Swiss, dan Azerbaijan hadir.