Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan alasan penggunaan food tray atau ompreng Makan Bergizi Gratis (MBG) impor. Alasannya karena produk lokal masih belum bisa memenuhi kebutuhannya.
Dadan mengisahkan, sejak Juni 2024, BGN telah memetakan penggunaan ompreng MBG dari produk lokal. Ternyata, kapasitas produksi lokal pun baru mencapai 10 juta ompreng per bulan, padahal target penerima MBG mencapai 82,9 juta orang.
"Sementara kita akan butuh kurang lebih 70 juta tray tambahan. Dan kalau sekarang September, Oktober, November, Desember, 4 bulan, jadi artinya produksi dalam negeri hanya bisa memasok 40 juta (ompreng MBG)," kata Dadan di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (8/9/2025).
"Supaya program ini tetap berjalan dengan baik, maka Kementerian Perdagangan sudah koordinasi dengan kita membuka keran itu (impor)," ia menambahkan.
Dia menegaskan, pengadaan seluruh ompreng MBG impor yang digunakan saat ini dilakukan oleh mitra MBG. Sementara, BGN belum melakukan pengadaan satu pun.
"(BGN) baru akan mengadakan untuk daerah-daerah wilayah 3T dan juga seluruh SPPG yang dibangun oleh Badan Gizi, melalui APBN. Dan itu kami sudah minta agar pengadaan berbasis APBN menggunakan produk dalam negeri," tutur dia.
BPJPH Cek Kehalalan Ompreng MBG
Sebelumnya, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) akan memastikan unsur halal ompreng atau food tray makan bergizi gratis (MBG). Menyusul dugaan ompreng MBG mengandung minyak babi yang jadi perhatian masyarakat.
Kepala BPJPH, Haikal Hassan memastikan akan berangkat ke China untuk mengecek langsung proses produksi ompreng MBG tersebut. Dia tidak ingin berspekulasi atas isu ompreng MBG mengandung minyak babi.
"Mudah-mudahan dalam minggu ini kami akan berangkat ke China, karena kami tidak melayani isu, tidak melayani berita-berita yang hoaks, kami harus menyaksikan lebih dulu, kami harus audit lebih dulu semuanya," kata Haikal usai MoU Badan Gizi Nasional (BGN) dan BPJPH di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Sebagian Impor
Dia mengamini sejumlah ompreng atau food tray MBG itu didatangkan dari China. Sebab produksi dalam negeri masih belum bisa memenuhi seluruh kebutuhannya.
"Sebagian, karena kebutuhan lokal ini tidak sanggup memenuhi, sehingga sebagian impor," ujar Haikal.
Dia memastikan seluruh rantai pasok MBG harus dijamin halal. Baik menu maupun barang-barang yang digunakan. "Jadi dapurnya tersertifikasi halal, menunya tersertifikasi halal, dan peralatan-peralatan yang dipakai juga tersertifikasi halal. Bahkan kepala dapurnya akan menjadi penyelia-penyelia halal yang akan mengontrol daily activity dari penyajian untuk anak-anak," tegas dia.
Warga Tolak MBG
Sebelumnya, kekhawatiran kandungan tidak halal dalam ompreng makan bergizi gratis (MBG) dipandang serius. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menyebut ada masyarakat di satu wilayah yang menolak menerima MBG imbas isu ompreng MBG mengandung minyak babi.
Dia menjelaskan, isu ompreng atau food tray impor asal China yang dituding mengandung minyak babi tengah jadi perhatiannya. Satu kecamatan di Sulawesi Utara bahkan menolak menerima MBG karena isu tersebut.
"Kita juga sedang harus memikirkan terkait dengan isu yang berkembang, karena ada satu kecamatan di Sulawesi Utara itu yang tidak mau menerima makan bergizi karena viralnya tempat makan yang digunakan yang dianggap diragukan kehalalannya," kata Dadan di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (8/9/2025).