Liputan6.com, Jakarta Kontroversi yang melibatkan Julian Alvarez dalam drama adu penalti Atletico Madrid melawan Real Madrid di Liga Champions Maret 2025 lalu akhirnya memicu perubahan penting dalam hukum sepak bola.
Federasi pembuat aturan, IFAB, secara resmi mengubah ketentuan mengenai penalti yang mengenai dua kaki. Jika kejadian serupa terjadi di masa depan, tendangan tersebut harus diulang, bukan dianggap gagal.
Insiden Alvarez sebelumnya menjadi sorotan ketika tendangannya dibatalkan usai dinilai mengenai dua kaki secara tidak sengaja. Meski bola masuk ke gawang, wasit menganulir gol tersebut, sesuai dengan aturan yang berlaku saat itu.
Protes keras dari Atletico Madrid dan sorotan media membuat UEFA mengangkat isu ini ke FIFA dan IFAB. Kini, IFAB telah “mengklarifikasi” bahwa penalti yang mengenai kedua kaki secara tidak sengaja harus diulang jika masuk.
Ini merupakan perubahan dari aturan sebelumnya yang menganggapnya sebagai pelanggaran dan kegagalan.
Kontroversi Penalti Alvarez yang Jadi Titik Balik
Dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2024/2025, Alvarez mengeksekusi penalti dan berhasil mencetak gol, disambut sorak sorai publik Wanda Metropolitano. Bahkan papan skor sempat memperlihatkan skor adu penalti 2-2. Namun protes dari pemain Madrid langsung muncul.
Setelah pemeriksaan VAR, wasit Szymon Marciniak membatalkan gol tersebut. Tayangan ulang memperlihatkan kaki kiri Alvarez yang berdiri mengenai bola sebelum kaki kanannya menendang.
Berdasarkan Pasal 14.1, tindakan itu dianggap pelanggaran karena menyentuh bola dua kali sebelum disentuh pemain lain.
Real Madrid kemudian lolos ke perempat final setelah eksekusi dari Angel Correa dan Marcos Llorente gagal. Keputusan wasit Marciniak saat itu menuai reaksi keras dari pelatih Diego Simeone dan jajaran Atletico.
IFAB Resmi Klarifikasi Hukum Penalti
Kini, IFAB menyatakan bahwa kejadian seperti itu seharusnya tak serta-merta dianggap gagal.
Dalam surat edaran terbarunya, IFAB menyebut bahwa jika penalti mengenai kedua kaki secara tidak sengaja dan masuk ke gawang, tendangan harus diulang. Jika tidak masuk, tetap dianggap gagal atau diberikan tendangan bebas tidak langsung kepada lawan.
IFAB menekankan bahwa bagian dari Law 14 sebelumnya dibuat untuk mencegah pemain dengan sengaja menyentuh bola dua kali. Namun dalam kasus seperti Alvarez—yang tergelincir atau secara tidak sengaja menyentuh bola dua kali—tidak ada niat untuk mengelabui lawan.
Meski demikian, IFAB tetap menyatakan bahwa membiarkan gol sah setelah sentuhan ganda tetap tidak adil, karena bisa merugikan kiper dan karena arah bola yang berubah secara tidak terduga.
Atletico Madrid Tetap Merasa Dirugikan
Atletico Madrid tetap bersikukuh bahwa keputusan wasit pada malam itu adalah sebuah kesalahan.
Dalam konferensi pers usai laga, Diego Simeone menyatakan bahwa tendangan Alvarez seharusnya sah karena tidak ada pergerakan berarti dari bola saat mengenai kaki berdirinya.
Pernyataan resmi klub dua hari kemudian menyebutkan adanya “rasa frustrasi luar biasa” atas hasil laga tersebut dan mendukung perubahan hukum yang lebih adil. Mereka menilai VAR digunakan secara terburu-buru dalam pengambilan keputusan yang sangat krusial.
Juru bicara klub menyampaikan bahwa meskipun keputusan itu tidak akan mengubah hasil laga, kejadian tersebut harus menjadi pelajaran agar kesalahan serupa tidak terulang.