Liputan6.com, Jakarta Musim 2024/25 berjalan cemerlang bagi Barcelona di lapangan, dengan raihan treble domestik: La Liga, Copa del Rey, dan Supercopa de Espana. Hansi Flick sukses menciptakan tim tangguh, hanya tersingkir secara menyakitkan dari semifinal Liga Champions oleh Inter Milan.
Namun, di balik kemenangan itu, masalah klasik kembali membayangi: Finansial yang belum tuntas dan aturan ketat dari La Liga. Kondisi paling dramatis terjadi pada bursa transfer Januari 2025.
Saat itu, intervensi pemerintah Spanyol diperlukan agar Barca bisa mendaftarkan Dani Olmo dan Pau Victor untuk paruh kedua musim. Masalah ini menyulut kembali konflik antara klub dan presiden La Liga, Javier Tebas, yang menilai Barca belum cukup sehat secara finansial.
Presiden Joan Laporta menegaskan bahwa klub akan kembali aktif di bursa transfer musim panas, bahkan menyebut pendapatan musim 2024/2025 mencapai sekitar 950 juta euro.
Namun, kenyataannya, kemampuan mereka merekrut pemain tetap tergantung pada apakah mereka berhasil masuk kategori ‘1:1’ — aturan La Liga yang memungkinkan klub membelanjakan uang sesuai jumlah yang mereka hasilkan.
VIP Seat, Dani Olmo, dan Jalan Pintas Keuangan Barcelona
Untuk bisa mendaftarkan Olmo dan Victor, Barca memanfaatkan celah dalam aturan pengganti cedera jangka panjang. Awalnya, La Liga menolak, namun pengadilan olahraga Spanyol (CSD) memaksa pendaftaran keduanya untuk sisa musim.
Kini, keduanya resmi terdaftar hingga kontrak mereka berakhir—2030 untuk Olmo, 2029 untuk Victor. Tapi La Liga masih mengajukan banding terhadap keputusan tersebut.
Masalahnya belum selesai. Dengan masuknya gaji Olmo dan Victor, batas gaji tim melewati ambang yang diizinkan. Sepanjang musim gugur 2024, Barca berusaha mencari sumber dana tambahan.
Salah satu solusi adalah menjual hak pendapatan masa depan dari 475 kursi VIP Camp Nou yang sedang direnovasi, dalam skema ‘Personal Seat License’ (PSL) senilai €100 juta.
Investor utama adalah NEVG dari Uni Emirat Arab milik pengusaha Moldova, Ruslan Birladeanu, dan Forta Advisors dari Inggris yang didukung dana Qatar.
Namun, pencatatan transaksi ini diragukan oleh La Liga, terutama karena tidak dicantumkan dalam laporan keuangan Desember oleh auditor lama maupun laporan April oleh auditor baru. La Liga menganggap hal ini sebagai pelanggaran keterbukaan informasi.
Bursa Transfer Terkunci Jika Dana Tambahan Tak Segera Masuk
Laporta menyatakan bahwa kursi VIP tersebut sudah selesai dan berharap pendapatan bisa dicatat bulan ini.
Namun, hingga awal Juni, La Liga belum menerima dokumen resmi, sehingga belum bisa memasukkan pendapatan tersebut dalam perhitungan batas gaji. Jika pendapatan ini gagal diakui, maka aktivitas transfer musim panas bisa terganjal.
Situasi serupa pernah terjadi dalam proyek Barca Studios yang sempat dinilai 1 miliar euro, tapi pada Oktober lalu dinyatakan kehilangan nilai karena investor tidak membayar sesuai kesepakatan.
Hal ini memicu rugi bersih 91 juta euro untuk laporan keuangan 2023/2024. Jika tidak ada investor baru, bisa jadi nilai proyek ini kembali diturunkan, dan itu akan memotong batas gaji musim depan.
Sementara itu, Barcelona meluncurkan Barca Mobile—operator virtual yang dijanjikan Laporta sebagai “tambang emas”. Lagi-lagi, investor utamanya adalah NEVG. Namun, sampai kini kontribusi nyata dari proyek ini belum terlihat.
Dengan sisa dana dari NEVG sebesar 42 juta euro belum juga cair, masa depan transfer Barca akan sangat bergantung pada realisasi dana ini sebelum 30 Juni.
Pemain Dijual, Harapan Tipis Bertahan di Aturan 1:1
Untuk keluar dari tekanan finansial, Barca perlu menjual pemain. Nama-nama seperti Ansu Fati, Clement Lenglet, dan Inaki Pena masuk daftar jual.
Bahkan jika perlu, pemain pilar seperti Ronald Araujo atau Marc-Andre ter Stegen bisa dikorbankan. Tujuannya sederhana: Agar pengeluaran tak lebih besar dari pendapatan dan bisa aktif di bursa transfer.
Laporta tetap optimis. Dalam wawancara dengan Jijantes, ia menyatakan bahwa Barca bisa kembali ke skema 1:1. “Memang sulit, tapi kalau berhasil justru makin manis,” ujarnya. Namun, ia juga mengkritik aturan fair play finansial yang disebutnya “unik dan terbuka untuk ditafsirkan”.
Konflik dengan La Liga tampaknya belum akan usai. Dengan batas waktu laporan keuangan 30 Juni makin dekat, Barca berpacu dengan waktu untuk menuntaskan pembayaran, menyelesaikan pembangunan VIP seat, dan mengamankan laporan keuangan yang sesuai dengan syarat pendaftaran pemain baru.