Liputan6.com, Jakarta Kesadaran dunia akan pentingnya transisi menuju ekonomi hijau dan inklusif semakin menguat. Di tengah momentum tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menegaskan komitmennya dengan terus memperbesar peran dalam pembiayaan berkelanjutan. Upaya ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan, tetapi juga memperkuat ketahanan sosial di berbagai lapisan masyarakat.
Langkah BRI selaras dengan arah kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Melalui penyaluran kredit yang berorientasi pada keberlanjutan, bank ini fokus pada pembiayaan UMKM serta sektor-sektor ramah lingkungan yang tersebar di seluruh pelosok negeri.
Direktur Human Capital & Compliance BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto, menegaskan bahwa prinsip keberlanjutan menjadi fondasi dalam setiap strategi jangka panjang perseroan. “Setiap kebijakan dan lini bisnis operasional BRI disusun dengan mempertimbangkan keseimbangan antara potensi bisnis, manajemen risiko, serta dampaknya terhadap aspek sosial serta lingkungan,” ujarnya.
Konsistensi BRI Salurkan Pembiayaan Berdampak Nyata
Komitmen tersebut diwujudkan dengan konsistensi BRI dalam menyalurkan pembiayaan yang memberi dampak nyata, baik untuk ekonomi kerakyatan maupun kelestarian lingkungan. Pembiayaan ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui skema social loan menjadi salah satu instrumen utama untuk memperluas inklusi keuangan, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi berbasis rakyat.
Selain UMKM, BRI juga aktif menyalurkan green loan yang mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon. Portofolio hijau ini meliputi proyek energi baru terbarukan, transportasi ramah lingkungan, bangunan hijau, hingga produk berwawasan lingkungan. Seluruh aktivitas pembiayaan tersebut telah sesuai dengan ketentuan POJK No. 51 tahun 2017 mengenai penerapan keuangan berkelanjutan.
Hingga Triwulan II/2025, portofolio sustainable financing BRI tercatat mencapai Rp807,8 triliun atau 64,01% dari total pembiayaan. Angka tersebut terdiri atas social loan sebesar Rp715,5 triliun, green loan Rp86,9 triliun, serta investasi pada obligasi berbasis ESG senilai Rp5,4 triliun.
Capaian ini membuktikan bahwa BRI tidak hanya memberikan nilai ekonomi dan manfaat finansial bagi nasabah, tetapi juga berkontribusi nyata pada pencapaian SDGs Indonesia, khususnya Goal No. 8 tentang Decent Work and Economic Growth serta Goal No. 11 mengenai Sustainable Cities & Communities.
Kembangkan Instrumen Pendanaan Berkelanjutan
Tak berhenti pada penyaluran kredit, BRI juga mengembangkan berbagai instrumen pendanaan berbasis keberlanjutan, mulai dari Sustainability Bond, Green Bond, hingga Social Bond. Pada periode yang sama, portofolio sustainable funding BRI telah mencapai 65,65% dari total wholesale funding yang berhasil dihimpun.
Dalam penerbitan obligasi tersebut, BRI berpegang pada regulasi nasional seperti POJK No. 60 tahun 2017 tentang Green Bond yang diperbarui melalui POJK No. 18 tahun 2023, serta standar internasional yang ditetapkan oleh International Capital Market Association (ICMA).
Selain itu, BRI juga memperhatikan dampak dari hasil penerbitan instrumen pendanaan berbasis sustainability. Dana dari Green Bond dan Social Bond dialokasikan ke sektor-sektor berkelanjutan, misalnya proyek Renewable Energy melalui pembiayaan pembangkit listrik tenaga air, Sustainable Land Use lewat dukungan pada perkebunan kelapa sawit bersertifikasi, hingga sektor Employment Generation dan Socioeconomic Advancement melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kupedes.
Dengan strategi tersebut, BRI semakin menegaskan perannya sebagai motor penggerak pembiayaan berkelanjutan di Indonesia, menghadirkan keseimbangan antara profitabilitas, dampak sosial, dan kelestarian lingkungan.