Liputan6.com, Jakarta Ada sesuatu yang magis dari angka tiga dalam sepak bola. Treble menjadi simbol supremasi mutlak sebuah klub dalam satu musim.
Dalam tiga tahun terakhir, dua tim sukses menorehkan sejarah dengan meraih treble. PSG menyusul jejak Manchester City sebagai penguasa Eropa, domestik, dan piala nasional sekaligus.
Namun, jika ditarik lebih jauh ke belakang, treble sejatinya adalah pencapaian langka. Hanya segelintir klub yang mampu menggabungkan dominasi lokal dengan kejayaan benua.
Faktanya, dalam sejarah kompetisi selama puluhan tahun, hanya 11 kali momen treble tercipta, dan di antaranya ada klub-klub yang melakukannya dua kali, yaitu Barcelona dan Bayern Munchen.
Artinya, secara menyeluruh, hanya ada 9 klub berbeda yang pernah meraih treblewinners, membuktikan pencapaian ini istimewa dan tidak bisa disamai begitu saja.
Mulai dari Celtic pada tahun 1967 hingga yang terbaru PSG pada tahun 2025, berikut daftar tim yang pernah meraih treble.
Celtic 1966/67: Pionir Peraih Treble Sekaligus Quadruple
Celtic mencatat sejarah sebagai tim pertama yang sukses meraih treble, bahkan quadruple. Mereka menjuarai Liga Skotlandia, Scottish Cup, dan Scottish League Cup, sebelum menjadi tim Inggris pertama yang memenangkan European Cup.
Skuad asuhan Jock Stein hanya kalah dua kali di liga, keduanya dari Dundee United, dan unggul tiga poin dari rival abadi, Rangers. Mereka juga mengalahkan Rangers di final League Cup dan menumbangkan Aberdeen di final Scottish Cup.
Puncaknya terjadi di Lisbon saat menghadapi Inter Milan. Tertinggal lebih dulu lewat penalti Sandro Mazzola, Celtic bangkit berkat gol Tommy Gemmell dan Stevie Chalmers untuk mengunci kemenangan 2-1 dan gelar Eropa pertama mereka.
Ajax 1971/72: Warisan Total Football Tetap Berkobar
Setelah ditinggal Rinus Michels, Ajax tak kehilangan tajinya. Di bawah Stefan Kovacs, mereka melaju dominan dengan hanya satu kekalahan di liga dan mengakhiri musim dengan gelar Eredivisie.
Mereka menjuarai KNVB Cup usai menekuk FC Den Haag 3-2, sebelum mengulangi kesuksesan di Eropa. Di final, mereka kembali bertemu Inter Milan dan menang 2-0 berkat dua gol dari Johan Cruyff.
Laga tersebut digelar di Rotterdam, memberikan keuntungan kandang bagi Ajax. Treble ini menjadi satu-satunya dalam sejarah klub, meski mereka mencetak hat-trick European Cup pada era itu.
PSV 1987/88: Ketika Efisiensi Jadi Kunci
PSV mengikuti jejak Ajax dengan meraih treble pada 1988. Dipimpin Guus Hiddink, mereka mengoleksi 117 gol di Eredivisie dan unggul sembilan poin dari Ajax.
Kemenangan dramatis di KNVB Cup datang lewat perpanjangan waktu melawan Roda JC. Tapi di Eropa, pendekatan pragmatis lebih dominan dengan hasil imbang dan keunggulan gol tandang.
Di final Eropa, mereka menghadapi Benfica dan bermain imbang tanpa gol hingga adu penalti. PSV akhirnya menang 6-5 dan membawa pulang gelar Eropa pertama mereka.
Manchester United 1998/99: Kisah Drama Sepanjang Musim
Sir Alex Ferguson akhirnya meraih Champions League perdananya musim tersebut. Manchester United menyalip Arsenal untuk merebut gelar Premier League dengan selisih satu poin.
Di FA Cup, gol legendaris Ryan Giggs ke gawang Arsenal jadi penentu semifinal sebelum mereka mengalahkan Newcastle United 2-0 di final. Champions League juga penuh drama dengan kebangkitan luar biasa melawan Juventus.
Puncaknya terjadi di Camp Nou, duel Liga Champions. Dua gol telat dari Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer memastikan comeback 2-1 atas Bayern Munchen dan menjadikan musim itu abadi dalam sejarah klub.
Barcelona 2008/09: Awal Dominasi Era Guardiola
Pep Guardiola langsung tancap gas di musim debutnya sebagai pelatih Barcelona. Meski kalah di laga pembuka La Liga, Blaugrana mengunci gelar dengan selisih sembilan poin dari Real Madrid.
Mereka mengalahkan Athletic Bilbao 4-1 di final Copa del Rey untuk gelar kedua. Lalu menghadapi Manchester United di final Liga Champions dan menang 2-0 berkat gol Eto’o dan Messi.
Sukses ini menjadikan Barcelona klub Spanyol pertama yang meraih treble. Mereka juga melewati rintangan berat termasuk Chelsea dan Bayern di fase gugur Eropa.
Inter Milan 2009/10: Taktik Mourinho Hancurkan Raksasa
Setahun setelah Barcelona, giliran Inter Milan menorehkan treble. Di bawah asuhan Jose Mourinho, Nerazzurri menjuarai Serie A dan Coppa Italia dengan menyingkirkan Roma dua kali.
Di Liga Champions, Inter finish di bawah Barcelona di fase grup tapi balas dendam di semifinal. Strategi bertahan total Mourinho sukses menahan gempuran Barca di Camp Nou.
Final di Bernabeu jadi panggung Diego Milito. Brace dari striker Argentina itu membawa Inter mengalahkan Bayern 2-0 dan meraih gelar Eropa pertama sejak 1965.
Bayern Munchen 2012/13: Dominasi Mutlak di Semua Lini
Jupp Heynckes membangun tim Bayern yang tak terhentikan di musim itu. Mereka hanya sekali kalah di Bundesliga dan unggul 25 poin dari Borussia Dortmund.
Setelah menumbangkan Arsenal, Juventus, dan Barcelona, mereka kembali bertemu Dortmund di final Liga Champions. Gol Arjen Robben di menit 89 memastikan kemenangan 2-1.
Sebagai penutup, Bayern mengalahkan Stuttgart 3-2 di final DFB-Pokal untuk mencatat treble pertama dalam sejarah Jerman.
Barcelona 2014/15: Trio MSN dan Treble Kedua
Luis Enrique sukses mengantarkan Barcelona meraih treble keduanya, pencapaian yang belum pernah dilakukan klub lain. Messi, Neymar, dan Suarez menjadi trio maut dengan total capaian 122 gol.
Barcelona menjuarai La Liga setelah bersaing ketat dengan Real Madrid. Copa del Rey juga diraih usai mengalahkan Athletic Bilbao 3-1 di final.
Di Liga Champions, mereka melewati PSG, Bayern, dan Juventus. Gol dari Rakitic, Suarez, dan Neymar mengakhiri final dengan skor 3-1 dan mengukuhkan treble kedua Blaugrana.
Bayern Munchen 2019/20: Treble Senyap di Tengah Pandemi
Bayern kembali mencatat sejarah meski musim berjalan di tengah pandemi COVID-19. Setelah memecat Niko Kovac, Hansi Flick mengubah segalanya dengan rentetan kemenangan luar biasa.
Mereka mengakhiri Bundesliga dengan selisih jauh di puncak klasemen. Gelar DFB-Pokal diamankan lewat kemenangan atas Bayer Leverkusen.
Di Eropa, sistem turnamen mini di Lisbon tak jadi masalah. Bayern membantai Barcelona 8-2, lalu menaklukkan PSG 1-0 di final lewat gol Kingsley Coman.
PSG 2024/25: Akhir Penantian Panjang
PSG akhirnya mencetak sejarah sebagai tim Prancis pertama yang meraih treble. Mereka menyegel gelar Ligue 1 dan Coupe de France sebelum tampil luar biasa di final Champions League.
Melawan Inter Milan, PSG tampil tanpa ampun dan menang telak 5-0. Kemenangan ini menghapus label ‘tim bintang tapi gagal’ yang selama ini melekat.
Treble ini menjadi penegasan dominasi PSG di bawah era baru dan mungkin jadi awal dari dinasti panjang di Eropa.