Liputan6.com, Jakarta Kabar duka atas meninggalnya Diogo Jota bukan hanya mengguncang dunia sepak bola, tetapi juga menyentuh hati para penggemar gim di seluruh dunia.
Sosok penyerang Liverpool asal Portugal itu dikenal bukan hanya sebagai predator di kotak penalti, tetapi juga sebagai salah satu pemain FIFA terbaik di dunia yang pernah menjajal dunia eSports secara serius.
Di tengah masa lockdown COVID-19 beberapa tahun lalu, ketika banyak orang mencari pelarian dari rutinitas yang terbatas, Jota justru bersinar di ranah virtual.
Diogo Jota Gamer Sarat Prestasi
Pada April 2020, ia mencuri perhatian publik dengan menjuarai ajang FIFA ePremier League Invitational, menundukkan calon rekan setimnya di Liverpool, Trent Alexander-Arnold, di partai final. Beberapa bulan setelahnya, ia resmi berseragam The Reds.
Tak berhenti sampai di situ, Jota mencatatkan rekor luar biasa di awal 2021. Ia sukses menduduki peringkat pertama dunia di FIFA 21 Champions Leaderboard untuk konsol PlayStation dengan torehan sempurna: 30 kemenangan tanpa kekalahan dalam satu bulan. Pencapaian yang nyaris mustahil, bahkan untuk pemain profesional eSports.
Cerita-cerita unik pun bermunculan. Banyak fans Liverpool yang terbangun larut malam demi memainkan FIFA, hanya untuk menyadari bahwa lawan mereka di mode online bukan sembarang gamer — melainkan Jota sendiri.
Dan seakan belum cukup membuat lawan tak berdaya di dunia maya, Jota seringkali mencetak gol di pertandingan nyata keesokan harinya.
Diogo Jota Bikin Perusahaan eSports
Jota bukan hanya bermain FIFA untuk hiburan pribadi. Ia juga aktif melakukan streaming dan membangun komunitas gamer yang positif.
Bahkan, ia mendirikan tim eSports profesional bernama Luna Galaxy, sebagai bentuk nyata investasinya di industri yang berkembang pesat ini. Hubungan erat yang ia bangun dengan para penggemar menjadikannya figur panutan lintas generasi — baik di stadion maupun di depan layar.
Meskipun selalu merendah dan tak pernah menganggap dirinya sebagai role model, sikap dan kepribadian Jota justru memperlihatkan sebaliknya.
Ia dikenal sebagai pribadi yang hangat, rendah hati, dan selalu menghormati siapa pun. Tak mengherankan jika ia dicintai di setiap klub yang pernah ia bela.
Sosok Penyerang yang Hebat
Sebagai penyerang, Jota juga sosok komplet. Dalam lima musim berseragam Liverpool, ia mencetak 65 gol dari 182 pertandingan, termasuk 13 sundulan dan 19 gol menggunakan kaki kiri yang bukan dominannya.
Ia juga dikenal sebagai pemain penentu, dengan 23 gol kemenangan yang mengantar Liverpool keluar dari situasi krusial. Gol terakhirnya? Sebuah kemenangan 1-0 atas Everton dalam Derby Merseyside — momen yang akan terus diingat oleh para Kopites.
Kini, dunia tengah berduka atas kehilangan yang tak tergantikan. Tragedi ini menyisakan luka mendalam, tak hanya untuk Liverpool, tapi juga komunitas sepak bola dan eSports global.
Namun satu hal pasti: warisan Jota akan terus hidup, baik melalui aksinya di lapangan, kontribusinya di dunia gim, maupun kenangan indah yang ia tinggalkan di hati para penggemarnya.
Sumber: Liverpool.com