Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak ke level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Selasa, (2/9/2025). Harga emas memperpanjang kenaikannya dalam enam sesi yang dipicu melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga AS pada September 2025.
Mengutip CNBC, Selasa (2/9/2025), harga emas hari ini di pasar spot naik 0,5% menjadi USD 3.492,26 per ounce pada pukul 01.57 GMT, setelah mencapai rekor tertinggi di USD 3.508,50. Harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Desember naik 1,4% menjadi USD 3.563,40.
Analis Pasar Keuangan Capital.com, Kyle Rodda menuturkan, kondisi ekonomi yang lebih lemah dan harapan penurunan suku bunga AS mendorong kenaikan harga loga mulia.
"Faktor lainnya adalah krisis kepercayaan yang memburuk terhadap aset dolar AS akibat serangan Presiden AS Donald Trump terhadap independensi the Fed,” ujar Rodda.
Adapun Presiden AS Donald Trump telah mengkritik the Federal Reserve (the Fed) dan ketua the Fed Jerome Powell, selama berbulan-bulan karena tidak menurunkan suku bunga dan baru-baru ini mengkritik Powell atas renovasi kantor pusat bank sentral di AS yang memakan biaya besar.
Pernyataan Menkeu AS
Pada Senin, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan, the Fed seharusnya independen. Namun, ia menambahkan, the Fed telah membuat banyak kesalahan. Bessent juga membela hak Trump untuk memecat Gubernur The Fed Lisa Cook atas tuduhan penipuan hipotek.
Di sisi lain, pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang 90% penurunan suku bunga the Fed sebesar 25 basis poin pada 17 September, menurut perangkat CME FedWatch.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah.
Sentimen Suku Bunga
Ekspektasi penurunan suku bunga dan kekhawatiran atas independensi the Fed telah membebani dolar AS yang berada di dekat level terendah dalam lebih dari satu bulan terhadap mata uang lainnya membuat emas lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Sementara itu, pada Jumat menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS naik 0,2% secara bulanan dan 2,6% secara tahunan. Kedua data itu sesuai harapan.
Para investor kini menantikan data penggajian nonpertanian AS yang akan dirilis pada Jumat pekan ini menentukan besarnya pemangkasan suku bunga the Fed akhir bulan ini.
Di sisi lain, harga perak spot tergelincir 1,5% menjadi USD 40,61 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak Septemebr 2011 pada sesi sebelumnya. Harga platinum naik 1,6% menjadi USD 1.417,16 dan paladium susut 0,9% menjadi USD 1.126,63.
Harga Emas Meroket, Tembus Level Kunci
Sebelumnya, harga emas dunia kembali menunjukkan kekuatannya di awal pekan. Logam mulia ini berhasil menembus level USD 3.450 per troy ons pada perdagangan Senin (1/9/2025). Penguatan ini terjadi meskipun pasar AS relatif sepi karena libur Hari Buruh.
Sentimen bullish emas diperkuat oleh melemahnya Dolar AS, yang dipicu oleh ketidakpastian seputar independensi Federal Reserve (The Fed) dan ketegangan perang dagang yang masih berlanjut. Kondisi ini membuat emas semakin menarik sebagai aset safe haven.
Analis dari Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, pergerakan emas saat ini masih berada dalam tren positif. Kombinasi pola candlestick dan pergerakan Moving Average menunjukkan penguatan yang konsisten.
“Jika tekanan bullish tetap berlanjut, harga emas berpotensi menanjak hingga USD 3.525. Namun, jika harga gagal mempertahankan momentum, koreksi teknikal bisa menyeret emas kembali ke area support di USD 3.440,” kata dia dalam keterangan, Selasa (2/9/2025).
Secara teknikal, level USD 3.500 menjadi resistance psikologis yang sangat penting. Jika level ini berhasil ditembus dengan volume perdagangan yang besar, emas memiliki peluang besar untuk menembus rekor harga tertinggi baru.
Sebaliknya, jika gagal, emas berisiko mengalami aksi ambil untung dalam jangka pendek. Saat ini, emas diperdagangkan di sekitar USD 3.495, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.