Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan Holding BUMN Pangan ID Food ditugaskan untuk menyerap gula hasil petani lokal. Dana penyerapan itu bukan diberikan dari Penyertaan Modal Negara (PMN).
Dia menjelaskan, dana yang digunakan berasal dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Jumlahnya mencapai Rp 1,5 triliun untuk melakukan pembelian dari petani lokal. Sehingga skema bisnis berlaku pada tahap ini.
"Jadi anggaran yang diberikan dan dibantu oleh Danantara kepada ID FOOD untuk menyerap gula petani sudah tersedia. Sampai saat ini sudah berjalan. Bertahap secara B2B," kata Arief di Kantor Kemenko Bidang Pangan, ditulis Selasa (2/9/2025).
Arief mengatakan, Rp 1,5 triliun merupakan pinjaman pemegang saham (shareholder loan) dari Danantara ke ID Food. Skema ini bisa dibilang dapat mengutamakan business to business (B2B). Artinya, bukan berupa PMN dari kas pemerintah.
"B2B itu berbeda dengan PMN. Kalau PMN itu uang yang dikasih untuk working capital (modal kerja), jadi silakan dikerjakan. Tapi kalau Danantara itu B2B, ada pengembalian berapa, biayanya berapa. Nah dengan Danantara ke ID FOOD itu disediakan untuk B2B," tambah Arief.
Informasi, Danantara telah memberikan suntikan dana senilai Rp 1,5 triliun kepada ID FOOD pada akhir Agustus lalu. Ini juga merupakan merupakan tindak lanjut terhadap usulan penguatan Cadangan Gula Pemerintah (CGP) yang disampaikan melalui surat Kepala Badan Pangan Nasional kepada Menteri BUMN tertanggal 14 Agustus 2025 dengan tembusan salah satunya ke Danantara.
Target Stok Gula 260 Ribu Ton
Sesuai Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 40 Tahun 2025 per 13 Maret 2025, ditetapkan target stok CGP minimal dikelola di angka 260 ribu ton dan stok akhir tahun 2025 di angka 26 ribu ton. Sementara per 1 September, stok CGP totalnya 170 ribu ton yang ada di ID FOOD dan Perum Bulog.
Dalam catatan NFA, per 29 Agustus realisasi serapan gula petani totalnya telah mencapai 49,9 ribu ton. Ini terdiri dari ID FOOD Group 21,5 ribu ton. Lalu asosiasi pedagang 21,59 ribu ton dan SGN 6,9 ribu ton.
Sisa target serapan yang belum terserap 31,9 ribu ton dan akan dilakukan secara bertahap setiap minggu atau saat periode pelaksanaan lelang gula petani.
Jaga Harga Petani
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan penyerapan gula dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan untuk menjaga harga di tingkat petani. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah mengutus BUMN untuk menyerap gula lokal.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah menyiapkan Rp 1,5 triliun buat mempercepat penyerapan gula petani. Cara ini bisa menjamin harga gula petani tidak anjlok sesuai harga acuan pembelian (HAP).
“Kalau BUMN pangan seperti ID Food atau Bulog diberikan dana untuk membeli gula tingkat petani, harga gula petani akan membaik dalam dua bulan lagi dengan catatan tidak ada rembesan gula industri atau gula rafinasi,” ujar Arief, mengutip keterangan resmi, Senin (25/8/2025).
Sudah Jadi Kesepakatan
Sementara itu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan, Bapanas, I Gusti Ketut Astawa menyebut Danantara sudah memastikan penyerapan gula petani nasional. Hal itu dilakukan oleh PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) alias SugarCo.
“Penyerapan gula petani oleh pemerintah melalui Danantara ini sudah ditandatangani, dan ini menjadi salah satu poin kesepakatan untuk kita kawal bersama pada rapat di Surabaya bersama seluruh stakeholder pergulaan nasional,” kata Ketut.
“Petani dan pedagang tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah hadir, pedagang berkontribusi, dan petani berjuang. Semua harus saling mendengar dan melengkapi. Dengan kebersamaan, problem penyerapan gula bisa diantisipasi.” tambahnya.