Liputan6.com, Jakarta - Kelompok pengusaha menaruh sejumlah harapan kepada Purbaya Yudhi Sadewa, yang resmi diangkat menjadi Menteri Keuangan oleh Presiden Prabowo Subianto menggantikan Sri Mulyani Indrawati.
Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Anggawira mengatakan, kelompok pengusaha menghargai dan memahami keputusan Presiden dalam melakukan reshuffle kabinet, termasuk pergantian menteri keuangan.
"Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Ibu Sri Mulyani atas dedikasi dan kontribusi beliau dalam menjaga fondasi fiskal Indonesia selama ini," kata Anggawira kepada Liputan6.com, Senin (8/9/2025).
Ia juga menyambut positif penunjukan Purbaya sebagai Menteri Keuangan yang baru. Ia pun optimistis dengan rekam jejak sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 2020.
"Dengan pengalaman beliau di LPS serta rekam jejak panjang dalam kebijakan keuangan, kami optimistis ke depan akan ada kesinambungan kebijakan fiskal sekaligus ruang inovasi baru dalam menghadapi tantangan global," ungkapnya.
Pengusaha dan para pelaku UMKM pun menaruh harapan, agar menteri keuanganbaru tersebut bisa semakin memperkuat akses pembiayaan, menurunkan biaya intermediasi keuangan, serta memperluas stimulus fiskal yang mendorong dunia usaha tumbuh lebih cepat.
"Kami yakin dengan sinergi yang kuat antara pemerintah dan dunia usaha, Indonesia akan mampu menjaga stabilitas makroekonomi sekaligus mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," tutur Anggawira.
Profil Purbaya Yudhi Sadewa
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani. Ini menjadi reshuffle kabinet pertama yang dilakukan kepala negara jelang setahun kepemimpinannya.
Pelantikan berlangsung di Istana Negara pada Senin sore, 8 September 2025 ini. Setelah sebelumnya reshuffle kabinet diumumkan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini menggantikan Sri Mulyani yang telah menjabat sebagai Menteri Keuangan sejak era Presiden Jokowi.
Purbaya memperoleh gelar Sarjana dari jurusan Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB), memperoleh gelar Master of Science (MSc) dan gelar Doktor di bidang Ilmu Ekonomi dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat.
Purbaya Yudhi Sadewa diangkat sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 58/M Tahun 2020 tanggal 3 September 2020.
Sebelum menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS, beliau pernah menjabat sebagai, antara lain:
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Mei 2018-September 2020)
Perjalanan Karier
- Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Juli 2016 – Mei 2018)
- Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (November 2015-Juli 2016)
- Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis, Kantor Staf Presiden Republik Indonesia (April 2015-September 2015)
- Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2010-2014)
- Anggota Komite Ekonomi Nasional (2010-2014)
- Wakil Ketua Satgas Penanganan dan Penyelesaian Kasus (Debottlenecking), yang lebih dikenal dengan “Pokja IV”, di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Juni 2016-sekarang)
- Anggota Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (2016-sekarang)
- Anggota Indonesia Economic Forum (2015-sekarang).
Sebelum Terjun di Pemerintahan
Sebelum terjun di pemerintahan, Purbaya memulai karier sebagai:
- Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989-1994)
- Senior Economist di Danareksa Research Institute (Oktober 2000-Juli 2005)
- Direktur Utama PT Danareksa Securities (April 2006-Oktober 2008)
- Chief Economist Danareksa Research Institute (Juli 2005-Maret 2013)
- Anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) (Maret 2013-April 2015).