Persaingan 6 Pelatih di Piala Presiden 2025: Dari Bojan Hodak hingga Alexandre Gama

8 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Piala Presiden 2025 bukan hanya sekadar turnamen pramusim biasa. Lebih dari sekadar pemanasan, Piala Presiden jadi ajang mengukur kesiapan, meracik taktik, dan memperkenalkan wajah baru—termasuk dari sisi pelatih.

Musim ini, deretan pelatih yang akan bersaing kian beragam. Mulai dari sosok yang sudah malang melintang di sepak bola Indonesia seperti Bojan Hodak dan Rahmad Darmawan, hingga nama-nama internasional seperti Gary Rowett dan Alexandre Gama.

Masing-masing membawa pendekatan dan filosofi yang berbeda. Ada yang mengusung permainan pragmatis nan efektif, ada pula yang menekankan dominasi menyerang. Dalam format turnamen singkat seperti Piala Presiden, fleksibilitas dan kecermatan membaca situasi bisa jadi pembeda antara sekadar partisipasi dan meraih trofi.

Berikut adalah daftar pelatih yang akan beradu taktik dan strategi dalam Piala Presiden 2025:

Persib Bandung: Bojan Hodak

Bojan Hodak dikenal bukan sebagai pelatih yang mengedepankan penguasaan bola atau gaya bermain atraktif. Ia mengusung pendekatan pragmatis: memperkuat lini pertahanan, menunggu celah, dan memaksimalkan momen ketika lawan lengah. Dalam pandangan Hodak, kemenangan lebih penting ketimbang sekadar menguasai pertandingan.

Catatan statistik mendukung filosofi tersebut. Dari 75 laga bersama Persib, Hodak menorehkan 38 kemenangan, 26 hasil imbang, dan hanya menelan 11 kekalahan. Persib mencetak 135 gol dan hanya kebobolan 75 kali, sebuah bukti efektivitas dan kokohnya pertahanan.

Dewa United: Jan Olde Riekerink

Sejak mulai menukangi Dewa United, Riekerink telah memimpin tim dalam 85 pertandingan dengan torehan impresif: 36 kemenangan, 26 hasil imbang, dan hanya 23 kekalahan. Lebih dari itu, pendekatan menyerang sang pelatih terbukti menghasilkan produktivitas tinggi, dengan total 143 gol tercipta dalam periode tersebut.

Namun, pendekatan agresif ini juga memiliki sisi negatif. Sebanyak 105 gol bersarang ke gawang mereka, menandakan bahwa keseimbangan antara menyerang dan bertahan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Reputasi Riekerink pun tak bisa dipandang sebelah mata. Sebelum melatih di Indonesia, ia sempat menukangi klub-klub besar Eropa seperti Galatasaray dan SC Heerenveen.

Liga Indonesia All-Stars: Rahmad Darmawan

Penunjukan Rahmad Darmawan sebagai arsitek tim tentunya bukan tanpa pertimbangan. Pria yang akrab disapa Coach RD itu dikenal memiliki pendekatan personal yang kuat terhadap pemain, serta rekam jejak mentereng di level klub maupun tim nasional.

"Coach RD dipilih karena memiliki reputasi bagus di sepak bola Indonesia. Dia juga mantan pemain dan pelatih timnas. Pernah juga membawa klub menjuarai Liga Indonesia," kata Ketua OC Piala Presiden 2025, Arya Sinulingga.

Dengan bekal pengalaman tersebut, Coach RD diharapkan mampu menyatukan para pemain dari latar belakang klub yang berbeda agar bisa tampil padu di atas lapangan.

Arema FC: Marquinhos Santos

Ze Gomes resmi berpisah dengan Arema, dan posisinya kini ditempati oleh Marquinhos Santos, pelatih asal Brasil yang belum pernah mencicipi atmosfer sepak bola Asia sebelumnya. Marquinhos memiliki rekam jejak yang cukup di negaranya. Terakhir, ia menangani Clube Nautico dengan torehan delapan kemenangan, tiga hasil imbang, dan tujuh kekalahan dari 18 laga.

Meski minim pengalaman di Asia, keberadaan sejumlah pemain Brasil di tubuh Arema diyakini akan mempercepat proses adaptasi sang pelatih. Dari sisi komunikasi dan pendekatan taktik, hal tersebut diprediksi tak akan menjadi hambatan besar.

Justru tantangan sesungguhnya terletak pada bagaimana Marquinhos bisa menyatukan tim yang sebagian besar diisi wajah baru, dalam waktu yang relatif singkat menjelang Piala Presiden.

Oxford United: Gary Rowett

Selama menangani Oxford dalam 26 pertandingan, Rowett mencatatkan sembilan kemenangan, delapan hasil imbang, dan sembilan kekalahan. Produktivitas gol menunjukkan keseimbangan permainan, dengan total 29 gol dan 31 kebobolan. Mereka bukan tim yang produktif, namun juga tidak mudah ditembus.

Rowett bukan sosok asing di sepak bola Inggris. Ia pernah bermain sebagai bek kiri untuk Everton dan Leicester City, serta sempat menjabat sebagai asisten pelatih Timnas Inggris U-16. Dalam perjalanan karier kepelatihannya, pria berusia 51 tahun ini dikenal sebagai spesialis penyelamat tim-tim papan bawah yang membutuhkan stabilitas.

Port FC: Alexandre Gama

Menatap musim 2025/2026, Port FC memasuki era baru dengan melakukan pergantian pelatih. Klub memutuskan tidak melanjutkan kerja sama dengan Rangsan Viwatchaichok dan menunjuk Alexandre Gama sebagai pelatih kepala yang baru. Gama bukan nama asing di sepak bola Thailand. Pelatih asal Brasil ini memiliki rekam jejak yang impresif, termasuk pengalaman melatih Timnas Thailand kelompok usia U-21, U-22, hingga U-23.

Di level klub, Gama pernah mencetak sukses besar bersama Buriram United. Antara tahun 2014 hingga 2016, ia berhasil mempersembahkan lima gelar juara, termasuk dua trofi Thai League 1 dan satu gelar Thai Cup. Kehadiran Gama diharapkan membawa nuansa dan pendekatan baru bagi Port FC, termasuk saat mereka berpartisipasi di ajang Piala Presiden 2025.

Read Entire Article
Bisnis | Football |