Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) akan mempercepat pembangunan pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT). Targetnya, kapasitasn EBT bisa meningkat 10 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.
Manajer Transisi Energi PLN, Arionmaro Asi Simareme menjelaskan, target EBT tersebut telah tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Liatrik (RUPTL) 2025-2034. Pembangkit listrik tenaga surya, angin, air hingga panas bumi akan jadi fokus PLN ke depannya.
"Hampir 70 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit yang akan dibangun di RUPTL selama 10 tahun ke depan, itu 61 persen dari pembangkit energi terbarukan, dari PLTS, dari PLTB, PLTA, dan PLTP," ungkap Arion dalam Indonesia Connect by Liputan6, ditulis Sabtu (23/8/2025).
Sumber EBT itu akan digarap oleh PLN. Nantinya, akan terbangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 17 GW. Kemudian, 10 GW Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau angin.
"Kita sekarang lihat punya kapasitas PLTS berapa? Tidak sampai 1 gigawat, tapi dalam 10 tahun ke depan kita canangkan kita akan bangun 17 gigawat. PLTB kita juga punya berapa sekarang di Sulawesi? Itu tidak sampai juga 1 gigawat, tapi kita akan membangun 10 kali lipat," tuturnya.
"Ini memang sebagai salah satu cara agar, tadi disampaikan, listrik yang akan kita hasilkan itu lebih hijau," Arion menambahkan.
Tak Bisa Sendiri
Arion menyadari bauran EBT ini bisa jadi tak membuat sektor pembangkit listrik nol emisi. Tapi, setidaknya bisa menghasilkan listrik dengan emisi sangat rendah.
"Mungkin tidak 100 persen nol emisi, tapi semakin tahun listrik yang dihasilkan itu akan semakin hijau dan semakin bersih, semakin rendah emisi," ucapnya.
Satu lagi, Arion menegaskan PLN tak bisa berjalan sendiri dalam konteks reduksi emisi karbon ini. "Kita bicara transisi energi tidak hanya bicara terkait isu teknis saja. Tapi kita juga bicara finansial. Bagaimana financing transisi energinya? Ada pihak swasta di sana, ada bank di sana," ucapnya.
"Kemudian kita juga harus bicara terkait policy dan regulation. Di situ peran pemerintah, peran regulator itu bagaimana meng-create suatu regulasi dan kebijakan yang memang energy transition friendly," Arionmaro menambahkan.
Prabowo Target Capai EBT 100% di 2035, Bahlil Kasih Penjelasan
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, buka suara soal target Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai bauran energi baru terbarukan (EBT) hingga 100 persen pada 2035 mendatang.
Bahlil mengatakan, Kementerian ESDM telah memiliki Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 untuk kebutuhan 10 tahun ke depan, termasuk yang berasal dari EBT.
"Oh gini, sampai dengan 2040 kemarin, di dalam pertemuan dengan Presiden Brasil, itu rencana pemerintah ke depan, 2040 kita menambah kurang lebih sekitar 100 gigawatt. Tapi sekarang kan sudah sekitar 70 gigawatt, di 2025 sampai dengan 2034," jelasnya di Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin (14/7/2025).
Untuk eksekusi, pemerintah menyiapkan sumber Prabowo Target Capai EBT 100% di 2035, Bahlil Kasih Penjelasandaya EBT yang berasal dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Itu nantinya akan disalurkan hingga ke pelosok desa yang belum tersambung listrik.
"Ini salah satu dari antaranya adalah kita penetrasi untuk masuk solar cell, di daerah-daerah desa-desa yang belum ada listriknya. Kita akan memastikan arahan dari Presiden, untuk desa-desa itu segera kita harus pasang listriknya, sambung listriknya ke rumah," ungkap Bahlil.
Komitmen Prabowo
Pernyataan itu diberikan Bahlil usai Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk mencapai 100 persen EBT dalam 10 tahun ke depan.
Itu disampaikan Prabowo dalam pernyataan pers bersama usai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Planalto, Brasilia, Rabu, 9 Juli 2025.
"Targetnya tentu saja 2040, tetapi para ahli saya mengatakan bahwa kita dapat mencapainya jauh lebih cepat. Sekali lagi, kami melihat keberhasilan Brasil dalam mengembangkan biofuel. Dan saya pikir kami bertekad untuk mengejar kemajuan yang telah Brasil capai," ujar Bahlil.