Portugal vs Spanyol: Duel Panas Dua Kekuatan Besar dari Semenanjung Iberia

4 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Final UEFA Nations League 2024/2025 mempertemukan dua kekuatan besar dari Semenanjung Iberia: Timnas Portugal dan Timnas Spanyol. Laga panas ini akan digelar di Allianz Arena, Munich, pada Senin, 9 Juni 2025 pukul 02.00 WIB. Pertandingan ini menjanjikan drama tinggi dan kualitas sepak bola kelas dunia.

Baik Portugal maupun Spanyol sama-sama mengincar gelar kedua di ajang ini. Spanyol datang sebagai juara bertahan dan unggulan, sementara Portugal berstatus juara edisi perdana dan kuda hitam yang siap mengguncang prediksi. Pertemuan ini juga menjadi ulangan dari rivalitas klasik dua negara bertetangga yang sarat sejarah.

Atmosfer di Munich dipastikan membara, bukan hanya karena status partai final, tapi juga karena aroma rivalitas yang kuat di antara keduanya. Penggemar sepak bola Eropa akan dimanjakan dengan duel pemain bintang dan strategi pelatih kelas atas.

Portugal: Dari Diragukan Jadi Penantang Serius

Portugal datang ke turnamen ini tanpa banyak harapan, apalagi setelah performa mengecewakan di Euro lalu. Namun, di tangan Roberto Martinez, Selecao das Quinas menjelma menjadi tim penuh kejutan. Mereka melaju ke final setelah mengalahkan tuan rumah Jerman secara dramatis di semifinal.

Gol penentu kemenangan atas Jerman dicetak oleh Cristiano Ronaldo, yang tampil di laga internasional ke-220. Sebelumnya, Portugal juga harus bersusah payah saat menghadapi Denmark, di mana gol Francisco Trincao di menit akhir menyelamatkan mereka dari kekalahan.

Martinez sempat berada di bawah tekanan publik Portugal, tapi kemenangan demi kemenangan di Nations League mengubah narasi. Kini, timnya punya kesempatan untuk menorehkan sejarah sebagai negara pertama yang dua kali menjuarai ajang ini setelah sebelumnya menjadi juara perdana pada 2019.

Spanyol: Tim Muda dengan Daya Ledak Mematikan

Di kubu Spanyol, antusiasme tinggi mengiringi laju tim yang tampil penuh warna sepanjang turnamen. Perhatian utama tertuju Lamine Yamal, pemain 17 tahun yang menyarangkan dua gol saat menumbangkan Prancis 5-4 di semifinal. Sang wonderkid menjadi simbol regenerasi La Roja yang begitu menjanjikan.

Luis de la Fuente membentuk tim yang menyerang dengan filosofi mirip Barcelona. Total 23 gol dicetak Spanyol dalam sembilan laga Nations League musim ini, termasuk pesta enam gol ke gawang Belanda di perempat final. Kombinasi teknik, kecepatan, dan insting menyerang membuat mereka sulit dihentikan.

Meski hampir kehilangan keunggulan besar atas Prancis, Spanyol tetap menunjukkan kematangan. Rekor tak terkalahkan sejak Maret 2023 memperkuat posisi mereka sebagai favorit juara, sekaligus kandidat kuat untuk Piala Dunia 2026 mendatang.

Duel Generasi: Ronaldo vs Yamal

Final ini bukan hanya soal dua tim, tapi juga tentang dua sosok yang mewakili generasi berbeda: Cristiano Ronaldo dan Lamine Yamal. Keduanya terpaut 23 tahun, tapi akan jadi pemimpin di lini depan masing-masing. Ini akan menjadi duel yang menggugah emosi dan penuh simbol.

Ronaldo, sang legenda hidup Portugal, kembali membuktikan kapasitasnya sebagai penentu kemenangan di laga krusial. Sebaliknya, Yamal sedang menapaki jalan menuju kejayaan, dengan target jangka panjang yang tidak lain adalah Ballon d'Or.

Pertemuan mereka menjadi suguhan istimewa yang mungkin hanya terjadi sekali di panggung internasional. Ini momen lintas generasi yang bisa jadi cerita indah—atau akhir pahit—tergantung siapa yang mengangkat trofi nanti.

Strategi dan Formasi: Adu Kecermatan Dua Pelatih

Martinez kemungkinan akan merombak komposisi Portugal usai laga melelahkan kontra Jerman. Nama-nama seperti Conceicao dan Vitinha berpeluang jadi starter, sementara Ruben Neves dan Pedro Neto bisa jadi korban rotasi. Lini belakang juga masih jadi PR besar yang harus segera dibenahi.

Di sisi lain, De la Fuente harus memutuskan apakah tetap mempercayai formasi tanpa striker murni. Oyarzabal tampil efektif sebagai false nine, tapi Morata bisa saja kembali diturunkan. Fabian Ruiz juga menanti kesempatan usai tampil cemerlang di Liga Champions.

Pertahanan Spanyol masih rawan, terlihat dari kepanikan saat Prancis bangkit di babak kedua. Pemain muda seperti Huijsen dan Porro harus tampil lebih tenang jika tak ingin jadi titik lemah di partai final nanti.

Read Entire Article
Bisnis | Football |