Liputan6.com, Jakarta Ange Postecoglou sedang menanti kepastian nasibnya di Tottenham. Meskipun berhasil membawa Spurs meraih trofi Eropa pertama mereka dalam 17 tahun, posisinya justru kini berada dalam ancaman.
Menurut laporan, Postecoglou menjadi target pemecatan setelah Tottenham mengalami musim Premier League yang buruk. Spurs finis di peringkat ke-17 dan menderita 22 kekalahan.
Postecoglou sendiri saat ini sedang menikmati liburan dan belum mengetahui apakah dirinya akan melanjutkan sisa dua tahun kontraknya. Situasinya kini menambah daftar pelatih yang harus pergi meski sudah memberikan gelar.
Fenomena ini terbilang ironis, karena meraih kemenangan ternyata tidak selalu menjamin keamanan jabatan seorang pelatih. Seringkali, manajemen klub memilih berpisah demi perbaikan performa tim.
Berikut ini tujuh contoh pelatih yang dipecat segera setelah mengangkat trofi bergengsi. Siapa saja mereka?
1. Louis van Gaal
Louis van Gaal dikenal publik luar sebagai pelatih Manchester United yang humoris di konferensi pers dan sempat mengantarkan tim meraih Piala FA 2016. Namun, trofi tersebut hanyalah menutupi masalah yang lebih besar di klub.
Musim pertamanya yang cukup terhormat pun tak lepas dari masalah, terutama gaya main yang lebih fokus pada penguasaan bola daripada serangan yang mematikan. Hal ini kerap membuat para pendukung Setan Merah bosan sepanjang masa kepemimpinannya.
Puncak masa sulit Van Gaal terjadi antara November 2015 hingga Januari 2016, ketika United enam kali berturut-turut gagal menang. Situasi itu membuat posisinya semakin terancam, dan akhirnya Piala FA tak cukup untuk menyelamatkan pekerjaannya.
2. Maurizio Sarri
Maurizio Sarri memang dikenal sebagai pelatih yang cemerlang ketika segala sesuatunya berjalan lancar. Namun, di manapun ia berada, selalu ada drama yang mengikuti langkahnya.
Setelah meninggalkan Chelsea pada 2019, Sarri mengambil alih Juventus, meski hubungan itu terkesan sekadar melanjutkan warisan Massimiliano Allegri. Juventus harus beradaptasi dengan gaya main Sarri yang unik sehingga awalnya muncul banyak tantangan.
Walau demikian, Sarri tetap berhasil membawa Juventus meraih Scudetto kesembilan secara beruntun dengan mengungguli Inter Milan. Sayangnya, setelah disingkirkan Lyon di babak 16 besar Liga Champions akibat pandemi, ia dipecat hanya satu tahun setelah menandatangani kontrak tiga tahun.
3. Antonio Conte
Antonio Conte menunjukkan kepada sepak bola Inggris seperti apa dirinya ketika membawa Chelsea menjadi juara Premier League pada musim 2016/2017. Gaya permainan yang kejam dan pragmatisnya sukses mengantarkan The Blues ke puncak klasemen.
Namun, di musim kedua, permainan tanpa kompromi itu mulai terasa sulit diterima. Chelsea hanya finis kelima pada musim 2017/2018 dan jauh dari harapan mereka.
Meskipun begitu, Conte masih berhasil mempersembahkan trofi Piala FA setelah mengalahkan Manchester United di final. Sayangnya, prestasi itu tidak cukup untuk mempertahankan pekerjaannya dan ia akhirnya dipecat untuk digantikan oleh Maurizio Sarri.
4. Vicente del Bosque
Vicente del Bosque adalah legenda Real Madrid, baik sebagai pemain maupun pelatih. Ia ditunjuk sebagai pelatih tetap klub ini pada 1999 dengan menggantikan John Toshack.
Del Bosque memimpin Real Madrid di era kejayaan awal 2000-an, setelah beberapa kali menjadi pelatih sementara di pertengahan 90-an. Ia berhasil mempersembahkan trofi Liga Champions pada 2000 dan 2002, serta gelar La Liga pada 2001 dan 2003.
Keputusan klub untuk membiarkan kontraknya berakhir pada 2003 terasa aneh, hanya sehari setelah meraih gelar La Liga dan seminggu setelah kedatangan David Beckham. Setelah kepergiannya, Real Madrid kesulitan untuk kembali ke puncak hingga akhirnya meraih gelar bergengsi lagi pada 2007.
5. Fabio Capello
Fabio Capello pernah dipecat dari Real Madrid tak lama setelah memenangkan gelar liga pada 1997. Namun, sepuluh tahun kemudian, ia kembali untuk mengambil alih Los Blancos pada musim 2006/2007.
Sayangnya, cerita yang sama terulang, di mana para suporter tidak suka dengan gaya defensifnya dan Capello tidak mau mengubah pendekatannya. Meskipun begitu, ia berhasil membawa Real Madrid menjuarai La Liga di musim itu.
Namun, hubungan Capello dengan para pemain seperti David Beckham, Ronaldo, dan Antonio Cassano membuat suasana tim memanas. Setelah gelar La Liga diraih, Capello justru dipecat karena gagal bersinar di Liga Champions.
6. Jupp Heynckes
Jupp Heynckes menggantikan Fabio Capello di Real Madrid pada tahun 1997 setelah menunjukkan performa baik bersama Tenerife. Ia diharapkan mampu membawa perubahan positif untuk Los Blancos.
Heynckes berhasil membawa Madrid meraih gelar Liga Champions pertama sejak 1966 dengan mengalahkan Juventus 1-0. Namun, pencapaian tersebut tidak cukup untuk mempertahankan posisinya karena performa buruk di kompetisi domestik.
Real Madrid hanya finis di posisi keempat La Liga dan gagal meraih trofi Copa del Rey. Akhirnya, Heynckes harus angkat kaki setelah satu musim menangani klub.
7. Laurent Blanc
Laurent Blanc menggantikan Carlo Ancelotti sebagai pelatih PSG pada 2013 dan berhasil membawa klub menjadi kekuatan besar di Prancis. Di bawah kepemimpinannya, PSG mulai mendominasi kompetisi domestik.
Pada musim pertamanya, Blanc langsung membawa tiga gelar domestik, termasuk juara Ligue 1. Ia berhasil mempertahankan gelar liga selama dua musim berikutnya.
Meski sukses di dalam negeri, manajemen kecewa karena PSG belum mampu bersinar di pentas Eropa. Pada 2016, setelah meraih treble domestik, Blanc akhirnya dipecat.