Liputan6.com, Jakarta Bagi pendukung Manchester City yang mungkin khawatir soal rekrutan baru dari Wolverhampton Wanderers, tidak perlu panik. Rayan Ait-Nouri bisa dibilang jauh lebih baik dibanding Matheus Nunes selama membela Wolves.
Jika transfer Nunes ke City dua musim lalu membingungkan banyak pengamat karena minimnya kontribusi sang gelandang di Molineux, maka keputusan merekrut Ait-Nouri terasa lebih masuk akal. Laporan dari The Athletic menyebut bahwa kesepakatan antara kedua klub telah tercapai.
Berbeda dengan Nunes yang datang ke Etihad dengan catatan prestasi minim, Ait-Nouri justru sudah membuktikan kapasitasnya sebagai pembeda di Premier League. Meski tetap membawa risiko, pemain asal Aljazair ini adalah tipikal pemain yang bisa memberikan dampak besar saat tampil dalam performa terbaiknya.
Statistik Serangan Ait-Nouri Tunjukkan Kelasnya
Sejak bergabung dengan Wolves hampir lima tahun lalu, hanya lima bek yang mencatatkan kontribusi gol (gol dan assist) lebih banyak darinya di Premier League. Bahkan ketika dihitung berdasarkan rasio per 90 menit, Ait-Nouri tetap menunjukkan angka yang impresif.
Dalam empat musim terakhir sejak pindah permanen dari Angers, ia masuk 25 besar bek dengan kontribusi gol tertinggi per 90 menit (untuk pemain dengan menit bermain minimal 900).
Dalam tiga musim terakhir, ia naik ke peringkat 15, dan dua musim terakhir — sejak menjadi andalan utama di bawah Gary O’Neil — ia menempati peringkat ke-12.
Musim ini saja, Ait-Nouri menempati posisi kedua di antara semua bek Premier League dengan rata-rata 0,32 kontribusi gol per 90 menit. Ia hanya kalah dari Trent Alexander-Arnold yang mencatatkan 0,34 kontribusi per laga.
Senjata Andalan City di Sayap Kiri?
Ait-Nouri menjadi salah satu senjata paling berbahaya bagi Wolves dalam situasi menyerang. Aksi khasnya adalah berlari kencang di sisi kiri, menggunakan fisik untuk melewati lawan, lalu mengirimkan umpan silang matang ke rekan setim.
Salah satu contohnya terjadi di laga melawan Leicester, saat lari eksplosifnya diakhiri dengan assist untuk Matheus Cunha. Namun kontribusinya bukan cuma soal kecepatan. Umpan matang kepada Hugo Bueno di laga Piala FA melawan Coventry City memperlihatkan kemampuannya menciptakan peluang di momen krusial.
Fleksibilitas Ait-Nouri juga menjadi daya tarik besar bagi Pep Guardiola. Kemampuannya untuk "invert" dan menciptakan keunggulan jumlah pemain di tengah lapangan bisa menambah dimensi serangan City, seperti halnya Joao Cancelo dulu.
Tantangan Pep: Ubah Wing-Back Jadi Bek Kiri Murni?
Namun, di balik potensi besarnya, ada pertanyaan besar yang harus dijawab Guardiola: apakah Ait-Nouri bisa berfungsi sebagai bek kiri murni di sistem City? Karena selama di Wolves, ia lebih sering bermain sebagai wing-back ketimbang full-back tradisional.
Di akhir musim lalu, bersama Nelson Semedo, Ait-Nouri bahkan menjadi penyerang paling maju di formasi lima bek Wolves. Peta menit bermainnya musim ini memperlihatkan bahwa ia sangat jarang beroperasi sebagai bek kiri konvensional.
Di bawah Gary O’Neil musim sebelumnya, ia juga dimainkan dalam berbagai peran: dari wing-back, gelandang kiri, hingga sayap. Bahkan saat krisis cedera melanda lini depan, Ait-Nouri dipasang sebagai penyerang sayap karena dianggap sebagai pemain paling berbahaya Wolves.
Kelebihan dan Kekurangan yang Harus Diolah Guardiola
Ait-Nouri adalah pemain yang sulit diprediksi dan menyenangkan untuk ditonton. Backheel-nya melawan Liverpool di Anfield menjadi contoh bagaimana kreativitasnya bisa membuka peluang dari situasi sulit.
Namun, kelebihan itu juga bisa menjadi bumerang. Ia kerap terlalu sering mengandalkan trik saat seharusnya memilih opsi sederhana. Dalam laga terakhirnya untuk Wolves, kesalahan seperti itu berujung pada gol pembuka Brentford.
Ketika Wolves dalam posisi unggul, pelatih Vitor Pereira kerap menariknya keluar demi memasukkan bek yang lebih disiplin. Meskipun sudah lima tahun bermain di Premier League, Ait-Nouri masih menunjukkan tanda-tanda ketidakkonsistenan seperti pemain muda.
Namun, jika Guardiola mampu memoles sisi mentahnya, City bisa mendapatkan pemain langka dengan kemampuan unik — seorang pengisi lubang yang telah lama kosong di skuad mereka.