Proyek Abadi Masela Masuki Fase FEED, Segini Nilai Investasinya

2 weeks ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Proyek Abadi, Blok Masela, resmi memasuki fase Front End Engineering Design (FEED).Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, proyek Abadi Blok Masela mengantongi investasi jumbo senilai USD 20,94 miliar atau setara Rp 341 triliun (asumsi kurs Rp 16.300 terhadap dolar AS)

"Dengan nilai investasi sebesar USD 20,94 miliar," kata Yuliot dalam acara dalam acara peresmian fase Feed proyek LNG Abadi, di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Menurut Yuliot, Masela bukan sekadar proyek migas, melainkan motor pembangunan nasional dan daerah. Dengan nilai investasi yang begitu besar, pemerintah berharap manfaatnya tidak hanya berhenti pada sektor energi, tetapi juga menyebar luas ke perekonomian daerah.

Proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2029 dan akan memproduksi gas bumi hingga 9,5 juta ton per tahun (MTPA LNG), 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas pipa, serta 35 ribu barel kondensat per hari. Kapasitas ini diyakini mampu menekan impor energi sekaligus memperkuat daya saing industri.

Proyek Strategis Nasional

"Acara ini sebagai momentum percepatan pelaksanaan proyek agar Lapangan Gas Abadi Masela ini dapat berproduksi pada tahun 2029 demi ketahanan energi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan," ujarnya.

Yuliot menegaskan, proyek strategis nasional ini sejalan dengan astacita Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kemandirian energi.

"Sejalan dengan salah satu astacita Presiden Prabowo, yaitu swasembada energi, proyek ini harus menjadi bagian dari strategi bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri dan juga menyediakan energi bagi seluruh kegiatan ekonomi," ungkapnya.

Serap Puluhan Ribu Tenaga Kerja

Selain kapasitas energi, Proyek Abadi Blok Masela juga menjanjikan penciptaan lapangan kerja dalam jumlah signifikan. Pemerintah mencatat, pada fase pembangunan (development), proyek ini akan menyerap sekitar 12.611 tenaga kerja, sedangkan pada fase operasi sekitar 850 orang.

"Proyek ini menyerap sekitar 12.611 tenaga kerja pada fase development dan sekitar 850 tenaga kerja pada fase operasi. Multiplier effect yang kita harapkan bisa benar-benar terwujud dan masyarakat di sekitar proyek merasakan langsung dampak positif keberadaan proyek ini," ujarnya.

Pemerintah menekankan agar perusahaan kontraktor tidak hanya menghadirkan pekerja dari luar, tetapi memberi porsi besar bagi tenaga kerja lokal.

"Tidak hanya itu, proyek ini harus mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal, membuka kesempatan kerja, memberdayakan pengusaha daerah agar ikut menjadi bagian dari rantai pasok industri yang sangat besar ini," ujarnya.

Komitmen Lingkungan dan Keberlanjutan

Proyek Masela juga diproyeksikan menjadi percontohan pengembangan migas yang berorientasi pada keberlanjutan. Pemerintah memastikan proyek ini akan berjalan dengan standar lingkungan yang tinggi, termasuk penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) untuk menekan emisi karbon.

"Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa proyek ini, juga seperti proyek-proyek yang lain, bisa dengan standar lingkungan yang tinggi, termasuk implementasi Carbon Capture Storage atau CCS yang sudah disampaikan tadi," ujarnya.

Selain itu, seluruh proses perizinan akan dipangkas melalui mekanisme integrasi satu pintu agar tidak menghambat laju proyek. Pemerintah bersama SKK Migas berkomitmen mempercepat fase FEED dan EPC agar target operasional 2029 dapat tercapai.

Read Entire Article
Bisnis | Football |