Rupiah Diprediksi Bakal Loyo ke Level 16.340 per USD

2 weeks ago 6

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 39 point sebelumnya sempat melemah 45 point di level 16.298 per USD dari penutupan sebelumnya di level 16.259 per USD.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 16.290-16.340," kata Ibrahim dalam keterangannya, Selasa (26/8/2025).

Adapun faktor yang mempengaruhi pelemahan tersebut yakni faktor eksternal, yakni konflik di Ukraina tetap menjadi pendorong utama sentimen pasar.

"Presiden AS Donald Trump telah berusaha memposisikan dirinya sebagai mediator, tetapi pekan lalu memperingatkan bahwa ia akan mengenakan sanksi baru terhadap Moskow jika tidak ada kemajuan yang dicapai menuju kesepakatan damai dalam dua minggu," ujarnya.

Kemudian, Wakil Presiden J.D. Vance mengatakan Rusia telah membuat "konsesi yang signifikan," termasuk jaminan keamanan untuk Ukraina, meskipun para diplomat Barat memperingatkan bahwa Moskow belum berkomitmen pada kerangka kerja yang mengikat. Trump telah mengusulkan pertemuan puncak trilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Rusia Vladimir Putin, tetapi belum ada tanggal yang ditetapkan.

Bahkan kata Ibrahim, sejumlah analis memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin bulan depan. Powell dalam pidatonya di simposium Jackson Hole pekan lalu menegaskan risiko terhadap pasar tenaga kerja AS semakin tinggi, meski inflasi masih menjadi ancaman.

Pelaku Pasar

Kendati demikian, pelaku pasar mulai menyadari bahwa peluang pemangkasan suku bunga belum sepenuhnya pasti. Data ekonomi penting seperti Core PCE pada pekan ini, laporan tenaga kerja (NFP) pekan depan, serta inflasi (CPI) Agustus akan menjadi penentu arah kebijakan The Fed.

"Situasi ini mendorong aksi lindung nilai atau hedging dan membuat dolar kembali menguat secara luas," ujarnya.

Selain arah kebijakan moneter, pelaku pasar juga mencermati dinamika politik di AS. Presiden Donald Trump kembali melontarkan kritik terhadap Powell dan jajaran The Fed, bahkan dikabarkan mempertimbangkan langkah untuk mengganti Powell. Meski demikian, penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menyebut proses penggantian membutuhkan waktu berbulan-bulan.

Faktor Internal pelemahan Rupiah

Adapun kata Ibrahim, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2025 dapat menyentuh 5,1 persen, bahkan berpotensi lebih tinggi.

Optimisme tersebut didukung oleh kinerja perekonomian kuartal II-2025 yang mencatat pertumbuhan sebesar 5,12 persen year on year (yoy), lebih baik dibandingkan kuartal I-2025 yang tumbuh 4,87 persen.

"Membaiknya pertumbuhan ekonomi didukung oleh beberapa faktor, salah satunya kinerja ekspor yang akan terus membaik, belanja pemerintah yang akan terus ekspansi sehingga mendorong permintaan domestik," ujarnya.

Kemudian, investasi di sejumlah sektor terus meningkat, terutama yang berorientasi pada ekspor. Selain itu, sektor transportasi, pergudangan, serta industri alat pertanian maupun juga investasi di sejumlah proyek strategis juga tetap akan tumbuh.

BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sesuai dengan kapasitas perekonomian nasional sejalan dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi dan mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah ke depan di tengah tentu saja ketidakpastian global.

Selain itu, sinergi kebijakan antara pemerintah dan BI akan terus diperkuat untuk menjaga momentum pertumbuhan belanja pemerintah dan BI terus memaksimalkan kombinasi kebijakan moneter, makropudensial dan sistem pembayaran guna mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga inflasi serta stabilitas nilai tukar rupiah.

Read Entire Article
Bisnis | Football |