Rupiah Menguat terhadap Dolar AS Hari Ini 2 September 2025 Imbas Ketidakpastian Tarif Trump

1 week ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) naik tilis 5 poin atau 0,03% menjadi 16.414 per dolar AS pada perdagangan Selasa (2/9/2025).

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR)  Bank Indonesia ikut menguat ke posisi 16.418 per dolar AS dari sebelumnya 16.463 per dolar AS.

Analis mata uang Ibrahim Assuabi menuturkan, nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS didorong ketidakpastian atas tarif perdagangan yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

“Meningkatnya ketidakpastian atas tarif perdagangan Trump, setelah pengadilan banding memutuskan pekan lalu kalau tarif tersebut ilegal,” kata dia seperti dikutip dari Antara.

Ibrahim menuturkan, meski pengadilan banding menyatakan tarif impor Trump dapat tetap berlaku hingga pertengahan Oktober, tetapi Donald Trump mengkritik keputusan itu dan akan menggugat putusan tersebut di Mahkamah Agung.

Perkembangan ini dinilai memicu meningkatnya ketidakpastian atas dampak ekonomi dari tarif Trump, yang sebagian besar mulai berlaku pada Agustus.

Sentimen Rupiah

"Putusan apapun yang menentang tarif tersebut juga akan memaksa Washington untuk menegosiasikan kesepakatan terbaru dengan mitra dagang utama," ujar dia.

Sentimen juga masih dipengaruhi potensi pemotongan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee bulan ini sebesar 85 persen menurut CME FedWatch Tool.

"Hal ini terjadi bahkan ketika data indeks harga PCE (Personal Consumption Expenditure) untuk bulan Juli menunjukkan inflasi tetap stagnan dan terus meningkat di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen," kata Ibrahim.

Rupiah Terkuat di Asia, Sentimen Internal dan Eksternal Dukung Mata Uang Garuda

Sebelumnya, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Senin (1/9/2025) sore kemarin menguat sebesar 81 poin atau 0,49 persen menjadi Rp 16.419 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.500 per dolar AS.

Sedangkan Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada perdagangan Senin kemarin stabil di angka ke Rp 16.463 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.461 per dolar AS.

Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap penguatan nilai tukar rupiah dipengaruhi peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis points (bps) mendekati 90 persen pada pertemuan Federal Open Market Committee bulan ini menurut CME FedWatch Tool.

“Investor meningkatkan taruhan mereka pada penurunan suku bunga pada bulan September setelah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS terbaru sebagian besar sesuai dengan perkiraan,” katanya dikutip Selasa (2/9/2025).

Sentimen Dalam Negeri

Sedangkan sentimen dari dalam negeri, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia versi S&P Global naik ke 51,5 pada Agustus 2025 dari 49,2 pada bulan sebelumnya, level tertinggi sejak Maret.

“Angka ini juga menandai ekspansi pertama dalam lima bulan terakhir, didorong oleh rebound output dan pesanan baru setelah empat bulan berturut-turut melemah,” ungkap Ibrahim.

Terbaik di Asia

Penguatan rupiah ini menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Pada perdagangan Senin kemarin memang dolar AS mengalami tekanan.

Penyebab pelemahan dolar AS adalah prediksi Federal Reserve (Fed) akan menurunkan suku bunga pada bulan ini setelah mempertahankan selama sembilan bulan terakhir.

Keputusan ini akan menjadi panduan bagi bank-bank sentral dunia lainnya karena semua berfokus pada peta jalan kebijakan The Fed di tengah ketidakpastian tarif.

Mata Uang yang Menguat Terhadap Dolar AS

  • Rupiah (Indonesia): Menguat 0,49%
  • Baht Thailand: Menguat 0,37%
  • Yen Jepang: Menguat 0,17%
  • Dolar Singapura: Menguat 0,12%
  • Dolar Hong Kong: Menguat 0,02%
  • Yuan Tiongkok: Menguat 0,01%

Mata Uang yang Melemah Terhadap Dolar AS

  • Won Korea Selatan: Melemah 0,23%
  • Peso Filipina: Melemah 0,13%
  • Dolar Taiwan: Melemah 0,11%
  • Rupee India: Melemah 0,07%.
Read Entire Article
Bisnis | Football |