Tabungan di Bank Didominasi Kalangan Orang Kaya

2 weeks ago 5

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan hasil survei LPS pada Agustus 2025 menunjukkan kinerja indeks ekspektasi konsumen dan indeks penabung masih didominasi oleh kelompok rumah tangga kelas atas. Sementara itu, kelompok masyarakat lainnya dinilai belum sepenuhnya pulih.

Menurut Purbaya, kondisi tersebut menunjukkan adanya ketimpangan pemulihan konsumsi yang berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi.

"Pada periode Agustus 2025, survei LPS menunjukkan kinerja indeks ekpektasi konsumen dan indeks penabung konsumen masih didominasi kelompok rumah tangga kelas atas serta kelompok lainnya. Sementara kelompok lainnya belum sepenuhnya pulih," kata Purbaya dalam konferensi pers Penetapan Tingkat Bunga Penjaminan LPS, di kantor LPS, Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Ia menilai, langkah kolaborasi antar otoritas sangat penting agar kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan saling menopang. Dengan begitu, daya beli masyarakat di semua lapisan, terutama kelas menengah dan bawah, bisa kembali bangkit.

"Mencermati hal tersebut, maka diperlukan sinergi stimulus lintas otoritas untuk mendorong perbaikan aktivitas produksi dan konsumsi yang lebih kuat, berimbang, dan berkelanjutan," ujarnya.

Kredit dan Dana Pihak Ketiga Tumbuh

Lebih lanjut, Purbaya menyampaikan kinerja intermediasi perbankan, menurut LPS, masih berada dalam tren positif. Permodalan dan likuiditas juga dinilai cukup memadai sehingga fungsi intermediasi relatif terjaga. Meski begitu, LPS menyoroti adanya tren moderasi pada pertumbuhan kredit yang perlu diwaspadai.

Data LPS mencatat, pada Juli 2025 penyaluran kredit tumbuh 7,03 persen secara tahunan (year-on-year), terutama didorong oleh meningkatnya aktivitas investasi. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 7 persen yoy, yang menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan masih kuat.

"Penghimpunan DPK utamanya ditopang perbaikan aktivitas fiskal pemerintah, korporasi, dan konsumsi masyarakat yang tercermin dari peningkatan pada produk giro sebesar 10,72 persen dan tabungan sebesar 5,91 persen year-on-year," ujarnya.

Permodalan Solid, Risiko Kredit Terkendali

Selain kinerja intermediasi, LPS juga menekankan bahwa ketahanan permodalan industri perbankan tetap solid. Rasio permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR/KPMM) terjaga di level 25,81 persen pada Juni 2025, jauh di atas batas ketentuan.

Dari sisi likuiditas, kondisi perbankan masih sangat memadai. Hal ini tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 119,3 persen, jauh melampaui threshold 50 persen. Selain itu, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) juga tinggi, mencapai 27,08 persen, di atas threshold 10 persen pada Juli 2025.

"Kemudian terjaganya, tingkat permodalan diikuti aspek pengelolaan aspek kredit masih terjaga, hal ini tercermin dari rasio non perfomaning loan yang terkendali pada level 2,28 persen dan loan at risk yang terus turun berada di level 9,68 persen dari total penyaluran kredit pada periode Juli 2025," pungkasnya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |