Liputan6.com, Jakarta Sepak bola bukan sekadar soal gol dan kemenangan, tapi juga soal aturan keuangan yang ketat. Aturan Profit and Sustainability Rule (PSR) Premier League dan Financial Fair Play (FFP) UEFA jadi tantangan besar bagi klub-klub top.
Musim panas 2025, beberapa klub Premier League dihadapkan pada risiko pelanggaran aturan keuangan. Regulasi ini mengharuskan klub menjaga neraca keuangan agar tetap sehat dan berkelanjutan.
Tidak mudah memang memahami seluk-beluk aturan keuangan sepak bola yang semakin kompleks. Setidaknya lima klub yang diperkirakan harus segera melakukan penjualan pemain.
Jika tidak, mereka bisa berhadapan dengan sanksi dari Premier League dan UEFA yang dapat merugikan performa dan reputasi klub. Lalu, siapa saja klub yang tengah berada di ujung tanduk ini?
Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
1. Aston Villa
Aston Villa diperkirakan meraup sekitar 100 juta pounds dari partisipasi mereka di Liga Champions musim ini. Pendapatan besar ini jelas menjadi sumber penting bagi keuangan klub.
Namun, kegagalan meraih kemenangan di Old Trafford pada laga terakhir bisa berdampak besar pada masa depan klub. Karena itu, kemarahan atas keputusan wasit yang kontroversial sangat dimengerti.
Villa juga disebut sudah hampir mencapai batas pengeluaran sesuai aturan PSR dan harus menjual pemain sebelum musim 2025/2026. Emiliano Martinez, yang menangis di laga terakhirnya di Villa Park, diyakini akan menjadi salah satu pemain yang dilepas.
2. Manchester United
Manchester United menyatakan dalam surat kepada suporter di Januari lalu bahwa klub tengah menghadapi kerugian besar. Dalam tiga tahun terakhir, total kerugian mencapai lebih dari 300 juta pounds.
Klub harus membuat keputusan sulit, termasuk pengurangan tenaga kerja dan penghematan di berbagai sektor. Mereka juga mempertimbangkan strategi harga tiket agar tetap terjangkau bagi fans sekaligus membantu keuangan klub.
Kegagalan lolos ke kompetisi Eropa musim depan akan berdampak besar secara finansial, dengan potensi kerugian mencapai 100 juta pounds. Pemain seperti Marcus Rashford, Antony, dan Alejandro Garnacho sudah masuk daftar jual, dan nama-nama populer lain bisa menyusul jika tawaran sesuai datang.
3. Chelsea
Chelsea berhasil lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya di era kepemilikan Todd Boehly. Kepastian ini tentu memberikan suntikan finansial besar yang dapat meringankan tekanan klub.
Namun, masalah belum sepenuhnya selesai bagi The Blues. Untuk mematuhi aturan PSR, Chelsea sempat menjual dua hotel dan tim wanita mereka.
Meski begitu, langkah tersebut belum diterima UEFA sebagai upaya yang sah. Pada April lalu, The Times melaporkan bahwa Chelsea berpotensi kena denda karena diduga melanggar batas pengeluaran.
4. Nottingham Forest
Menurut pakar keuangan sepak bola Stefan Borson, Nottingham Forest bisa menghadapi masalah aturan PSR jika gagal lolos ke Liga Champions. Hal ini juga berlaku jika mereka hanya berhasil ke Liga Europa, yang pendapatannya jauh lebih kecil namun biaya operasionalnya tetap tinggi.
Lolos ke Conference League memang akan menambah pemasukan klub, tapi jumlahnya hanya sebagian kecil dibanding jika Forest berhasil finish di posisi lima besar. Borson juga menyebutkan bahwa skema tukar pemain yang terjadi antara Forest dan Newcastle musim lalu tidak diakui oleh UEFA dalam menghitung keuntungan.
Artinya, keuntungan dari penjualan pemain yang dilaporkan mencapai 100 juta pounds tidak sepenuhnya dihitung oleh UEFA. Salah satu pemain yang perlu diperhatikan adalah Morgan Gibbs-White yang bisa masuk dalam daftar jual.
5. Wolverhampton
Wolves mengalami kerugian total sebesar 127,6 juta pounds dalam tiga tahun terakhir, melebihi batas kerugian 105 juta pounds yang ditetapkan Premier League. Namun, klub tetap lolos dari sanksi karena beberapa pengeluaran seperti investasi infrastruktur, tim wanita, dan program komunitas dikecualikan dari perhitungan PSR.
Meski begitu, Wolves hampir mencapai batas kerugian yang diizinkan dan bisa saja mendapat penalti jika bukan karena penjualan besar Ruben Neves dan Matheus Nunes pada musim panas 2023. Perpanjangan periode akuntansi hingga akhir Juni tahun ini juga memberi indikasi posisi keuangan mereka saat ini.
Setelah penjualan Matheus Cunha ke Manchester United terealisasi, maka pendapatan tersebut akan dihitung pada periode keuangan sekarang. Hal ini bisa membantu Wolves menjaga kepatuhan terhadap aturan PSR musim ini.