Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia Antarklub 2025 akan segera digelar di Amerika Serikat dengan format baru yang menghadirkan 32 tim. Turnamen ini menjadi salah satu agenda besar FIFA tahun ini.
Namun, tidak semua klub top berhasil mengamankan tiket ke ajang prestisius ini. Beberapa nama besar justru harus absen.
Hal ini menimbulkan tanda tanya soal sistem kualifikasi dan distribusi kuota antar konfederasi. Banyak yang menilai format baru ini masih belum sepenuhnya ideal.
Beberapa klub elite Eropa, yang biasanya langganan tampil di ajang dunia, tak masuk dalam daftar peserta. Ini jelas menjadi kejutan bagi para penggemar.
Siapa saja klub besar yang akan absen dari turnamen besar ini? Berikut ulasan lengkapnya.
1. Barcelona
Barcelona menjalani musim domestik yang gemilang dengan meraih gelar La Liga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol. Namun sayangnya, prestasi itu tak cukup untuk membawa mereka ke Piala Dunia Antarklub 2025.
Sistem koefisien UEFA dan batas maksimal dua wakil per negara jadi penghalang utama. Real Madrid otomatis lolos sebagai juara Liga Champions, sementara Atlético Madrid unggul dalam perhitungan poin koefisien.
Kembalinya Barcelona ke semifinal Liga Champions musim 2024–2025 datang terlalu terlambat. Bintang muda seperti Lamine Yamal, Pedri, dan Raphinha belum mampu mengubah nasib tim di klasemen UEFA.
2. Liverpool
Liverpool harus menerima kenyataan pahit absen di Piala Dunia Antarklub 2025 meski tampil impresif di Premier League. Musim gemilang mereka tak cukup karena terbentur aturan maksimal dua wakil dari setiap negara.
Chelsea dan Manchester City sudah lebih dulu mengamankan tempat sebagai juara Liga Champions pada edisi 2021 dan 2023. Alhasil, Liverpool kehilangan kesempatan lolos meski peringkat koefisien mereka tinggi.
Kekalahan lewat adu penalti dari PSG di babak 16 besar UCL 2025 menjadi pukulan telak. Momen itu menutup peluang terakhir The Reds untuk menyalip lewat jalur poin UEFA.
3. Napoli
Meski sukses menjuarai Serie A, Napoli tak masuk dalam daftar wakil Italia di Piala Dunia Antarklub 2025. Dominasi domestik ternyata belum cukup menjamin tiket ke ajang dunia.
UEFA lebih mengedepankan performa di kompetisi Eropa sebagai tolok ukur utama. Juventus unggul lewat akumulasi poin koefisien, sementara Inter Milan lolos berkat penampilan di final Liga Champions 2023.
Situasi ini memberi pesan jelas bagi klub-klub besar Eropa. Kemenangan liga tak serta-merta membawa mereka tampil di panggung global.
4. Arsenal
Harapan tinggi fans Arsenal pupus setelah tim gagal lolos ke Piala Dunia Antarklub 2025. Meski menyingkirkan Real Madrid dan mencapai semifinal Liga Champions, gelar juara tetap tak kunjung datang.
The Gunners harus puas menjadi runner-up Premier League dalam tiga musim terakhir. Sayangnya, konsistensi tersebut tak cukup mengangkat poin koefisien UEFA mereka.
Dengan jatah dua tim Inggris sudah diisi Chelsea dan Manchester City, peluang Arsenal tertutup rapat. Keberhasilan Arteta membentuk tim tangguh belum berbuah tiket ke panggung dunia.
5. Manchester United
Manchester United pernah menjadi raja sepak bola Inggris selama tiga dekade di bawah Sir Alex Ferguson. Tahun 2008, mereka mencetak sejarah sebagai klub Inggris pertama yang menjuarai Piala Dunia Antarklub.
Namun sejak kepergian Ferguson pada 2013, situasi berubah drastis. Mereka sering tersendat antara Liga Champions dan Liga Europa tanpa konsistensi.
Musim 2024/2025 menjadi titik nadir baru bagi Setan Merah. Mereka finis di posisi ke-15 Premier League dan absen dari kompetisi Eropa musim depan.
6. AC Milan
AC Milan masih menjadi salah satu klub tersukses dalam sejarah Liga Champions dengan koleksi tujuh gelar. Meski sempat terpuruk di era 2010-an, mereka berhasil bangkit dan kembali bersaing di level elite, termasuk lolos ke semifinal Liga Champions 2022/2023.
Di bawah asuhan Sergio Conceicao, performa mereka musim 2024/2025 memang naik turun. Namun kualitas pemain seperti Rafael Leao, Theo Hernandez, dan Mike Maignan membuat Rossoneri tetap diperhitungkan di masa depan.
Sayangnya, Milan gagal tampil di Piala Dunia Antarklub 2025 karena aturan UEFA yang hanya memberikan dua kuota per negara. Dua slot Italia diambil oleh Inter Milan dan Juventus yang punya catatan koefisien lebih baik dari Milan.