Bauran EBT Indonesia Tembus 16%, Tapi Target 23% Masih PR Besar

4 days ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menyampaikan, bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia telah mencapai 16 persen.

Angka tersebut naik dari capaian di 2024 sekitar 14,6 persen. Namun untuk mencapai target bauran EBT 23 persen, Eniya menyebut masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diberesi.

"Alhamdulillah terbaru saya bisa menjawab 16 persen. Jadi ini baru pertama mencapai 16 persen, dan 23 persen masih PR," kata dia di Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Bauran 16 persen ini didapat berkat adanya penambahan kapasitas terpasang EBT sebesar 876,5 MW. Adapun total kapasitas terpasang EBT kini mencapai 15,2 GW, atau sekitar 14,5 persen dari total pembangkit nasional sebesar 105 GW.

"Jadi ada catatan COD (commercial operation date) yang tambahan dari panas bumi, lalu COD beberapa PLTS kecil, itu ada. Sehingga tambahannya bisa mencapai bau ran energy mix 16 persen," imbuh Eniya.

Ia pun bersyukur angka tersebut bisa dicapai, lantaran secara proyeksi awal campuran energi bersih 16 persen baru bisa digapai pada 2026. "Saya tuh prediksi minimumnya tuh tahun depan akhir. Ternyata Alhamdulillah bisa tercapai," ungkapnya.

Industri Masih Bergantung pada Energi Fosil

Hanya saja, eksekusi bauran EBT ini masih terbentur oleh sektor industri yang bergantung pada pemakaian energi fosil semisal dari batu bara dan juga minyak. "Gas kita lagi drilling kan, ini PR dari kementerian ESDM, SKK Migas itu juga menaikkan lifting migas," ucapnya.

Oleh karenanya, Eniya berharap akan adanya pembangkit listrik bersih lain yang COD di sisa akhir 2025 ini, baik dalam bentuk Mikrohidro (PLTMH) atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

"Mudah-mudahan (di akhir 2025) bisa 16,5 persen atau ke 17 persen. Mudah-mudahan COD-nya terealisasi," pungkas Eniya.

Kantongi Rp 471 Triliun untuk Proyek Energi Bersih

Adapun pada pertengahan 2025, Indonesia sukses mengantongi dua paket investasi proyek energi bersih mencapai lebih dari USD 29 miliar, atau sekitar Rp 471 triliun (kurs Rp 16.242 per USD). Itu berasal dari World Bank Group dan pemerintah Arab Saudi.

World Bank bersama mitra menyetujui skema pendanaan sebesar USD 2,13 miliar yang difokuskan untuk mempercepat akses energi bersih di Kalimantan dan Sumatra.

Proyek ini mencakup pengembangan listrik tenaga surya dan angin dengan kapasitas hingga 540 MW, pembangunan jaringan distribusi, serta peningkatan akses listrik bagi lebih dari 3,5 juta masyarakat, termasuk di wilayah pelosok Kalimantan Tengah yang hingga kini masih menghadapi kendala akses energi.

Read Entire Article
Bisnis | Football |