Bukan Lagi Soal Lari, tapi Kendali: Modric Datang, Allegri Ubah Wajah Lini Tengah AC Milan

2 months ago 18

Liputan6.com, Jakarta Kembalinya Massimiliano Allegri ke AC Milan menandai awal dari transformasi permainan Rossoneri. Tak lagi mengandalkan intensitas lari, Milan kini mengusung pendekatan yang lebih sabar dan terkontrol di lini tengah.

Filosofi baru ini berakar pada penguasaan bola dan kepemimpinan. Untuk itu, nama besar seperti Luka Modric menjadi pilihan utama guna menjadi jangkar perubahan.

Gaya ini akan membuat Milan lebih mendominasi permainan daripada memburunya. Dengan lini tengah yang diisi pemain berteknik tinggi, Allegri ingin Milan bermain cerdas dan efisien.

Modric, sang Maestro yang Didatangkan Demi Ketenangan

Luka Modric akan resmi bergabung setelah gelaran Piala Dunia Antarklub berakhir. Gelandang 38 tahun itu datang untuk menjadi pemimpin dalam revolusi lini tengah Milan.

Sebagai pemegang enam gelar Liga Champions dan peraih Ballon d'Or, Modric tahu cara membawa timnya ke puncak. Ia bukan hanya simbol pengalaman, tetapi juga contoh nyata konsistensi dan kecerdasan bermain.

Modric akan menjadi titik acuan permainan Milan yang baru. Allegri ingin segalanya berawal dari kaki sang maestro, bukan dari kecepatan kaki pemain muda yang ceroboh.

Target Baru: Ricci dan Jashari

Ada setidaknya dua gelandang tambahan yang dibutuhkan untuk mendukung proyek ini. Nama Samuele Ricci muncul kembali sebagai regista ideal berkat visi bermainnya di Torino dan statusnya sebagai pemain timnas Italia.

Ricci dinilai sebagai mezzala yang tak hanya piawai mengatur tempo, tapi juga rajin bergerak tanpa bola. Ia dianggap sebagai pemain yang bisa menyatu dengan visi Modric dalam skema Allegri.

Nama lain yang sedang diincar adalah Ardon Jashari, gelandang asal Swiss yang kini bermain di Club Brugge. Ia sudah menyatakan ingin bermain di San Siro dan itu jadi sinyal kuat bagi Milan.

Negosiasi Jalan Terus, tapi Tak Terburu-buru

Club Brugge mematok harga €35 juta (sekitar Rp619 miliar) untuk Jashari, sementara Milan baru menawar €30 juta (sekitar Rp531 miliar). Dengan bonus dan kompromi, kesepakatan masih mungkin tercapai.

Milan sendiri belum bisa menggenjot negosiasi karena butuh dana segar. Yunus Musah masuk daftar jual, dengan Wolverhampton dan Nottingham Forest sebagai calon pelabuhan baru.

Musah yang dinilai kurang cocok dengan proyek Allegri harus digantikan oleh sosok yang lebih sesuai. Di sinilah peran Jashari atau Ricci menjadi semakin penting.

Lapangan Tengah Milan

Youssouf Fofana akan bertahan sebagai gelandang pekerja keras. Sementara itu, Ruben Loftus-Cheek diharapkan kembali ke performa terbaik setelah musim lalu dilanda masalah fisik.

Loftus-Cheek mencetak 10 gol di musim debutnya, tetapi musim lalu ia nihil gol dari 28 laga. Allegri yakin pemain asal Inggris itu bisa kembali menjadi senjata rahasia jika pulih sepenuhnya.

Dengan kehadiran Modric, peran Loftus-Cheek bisa lebih terfokus. Ia tak lagi harus mengatur permainan, cukup jadi pelari yang menembus lini belakang lawan.

Membangun dari Kontrol, Bukan Kekacauan

Musim lalu, Milan kesulitan menemukan formula pasti di lini tengah. Skema empat pemain dengan Theo dan Jimenez di sisi sayap, dan duet Reijnders-Fofana di tengah, tak memberi stabilitas.

Reijnders terkadang dimainkan lebih ke depan, atau Musah diminta menjadi poros ganda. Tidak ada pola yang konsisten karena kekurangan karakter pemegang kendali.

Kini, Milan ingin semua dimulai dari penguasaan bola. Mereka mencari gelandang yang tidak hanya berlari, tapi bisa berpikir di bawah tekanan.

Bukan Reijnders Baru, tapi Gaya Baru

Reijnders memang cerdas membaca ruang, tapi Milan tak ingin menduplikasinya. Mereka mengincar gelandang dengan karakter berbeda yang bisa menyokong kontrol permainan.

Dengan Modric sebagai arsitek utama, Ricci sebagai pengatur tempo, dan Jashari sebagai tenaga pelapis, keseimbangan akan tercipta. Allegri ingin setiap mezzala berlari atas komando dari pusat permainan.

Granit Xhaka dinilai terlalu mirip dengan karakter yang sudah ada, jadi makin jauh dari radar. Antara Jashari dan Javi Guerra, Allegri lebih percaya pada pemain Swiss itu.

Arah Baru yang Jelas

Allegri dan manajemen sepakat: Musah keluar, Jashari masuk. Pergantian ini menggambarkan arah permainan yang lebih tenang, lebih berpikir, dan lebih elegan.

Dengan Modric sebagai inspirasi, Milan tidak ingin bermain dengan intensitas liar. Mereka ingin mengendalikan laga dari tengah, bukan mengejarnya dari belakang.

Perlahan tapi pasti, wajah lini tengah Milan akan berubah total. Seperti kata Allegri, untuk membangun tim juara, semuanya harus dimulai dari otak permainan.

Sumber: La Gazzetta dello Sport, Sempre Milan

Read Entire Article
Bisnis | Football |