Chile vs Argentina: Si Juru Kunci Hadapi Tim Terkuat Amerika Selatan

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta Pertandingan antara Chile dan Argentina di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona CONMEBOL akan menjadi pertemuan dua tim dengan nasib berbeda. Tuan rumah tengah terseok-seok di dasar klasemen, sementara tamunya justru telah memastikan tiket ke putaran final. Laga ini dijadwalkan berlangsung di Estadio Nacional Julio Martinez Pradanos, Jumat, 6 Juni 2025 pukul 08.00 WIB.

Argentina datang dengan status juara dunia sekaligus tim terkuat di Amerika Selatan. Tiga kemenangan beruntun dan jarak delapan poin dari posisi kedua jadi bukti dominasi skuad Lionel Scaloni. Sebaliknya, Chile masih berjuang menemukan bentuk terbaik dan terancam gagal lolos ke Piala Dunia untuk ketiga kalinya secara beruntun.

Top vs bottom—itulah gambaran sederhana duel nanti. Argentina ingin mempertegas statusnya sebagai raja zona CONMEBOL, sementara Chile membutuhkan keajaiban untuk sekadar menjaga harapan hidup di klasemen.

Chile: Bayang-bayang Masa Lalu

Satu dekade lalu, Chile adalah tim yang disegani dunia. Mereka tampil di dua edisi Piala Dunia dan menyabet dua gelar Copa America secara beruntun. Namun, kini, bayangan masa kejayaan itu terasa semakin jauh dari genggaman.

Di tangan Ricardo Gareca, La Roja sempat menunjukkan sedikit peningkatan performa usai kekalahan memalukan dari Bolivia tahun lalu. Mereka hanya kalah sekali dari empat laga terakhir. Akan tetapi, dua kemenangan dari 14 pertandingan total tak cukup mengangkat mereka dari dasar klasemen.

Masalah terbesar Chile terletak di lini serang. Mereka baru mencetak kurang dari 10 gol dan sembilan kali gagal mencetak gol dari 14 laga. Menghadapi Argentina yang solid di semua lini, tantangan ini terasa makin berat.

Argentina: Uji Coba di Tengah Dominasi

Argentina datang ke Santiago dalam suasana tenang. Tiket ke Piala Dunia sudah di tangan, dan pertandingan ini menjadi ruang eksperimen bagi Lionel Scaloni. Meski begitu, mereka tetap membidik kemenangan demi mempertahankan rekor mengesankan.

Di laga tandang, Albiceleste punya catatan yang jarang dimiliki tim lain di kualifikasi CONMEBOL. Mereka mengoleksi 13 poin dari tujuh laga tandang, termasuk kemenangan penting atas Uruguay. Dengan momentum yang masih menyala, Argentina tetap favorit kuat di laga ini.

Beberapa nama kunci memang absen, seperti Alexis Mac Allister dan Lisandro Martinez. Namun, Lionel Messi kembali masuk skuad setelah absen pada laga Maret, begitu pula Lautaro Martinez yang siap tampil meski sempat mengalami cedera di akhir musim.

Alexis Sanchez, Simbol Semangat

Chile harus turun tanpa bek utama Paulo Diaz dan gelandang Luciano Cabral yang cedera jelang laga. Nama besar Eduardo Vargas juga tak masuk daftar, meski Alexis Sanchez tetap dipanggil meski minim menit bermain bersama Udinese.

Kehadiran Sanchez menjadi simbol semangat terakhir generasi emas Chile yang tersisa. Meski tak lagi produktif, pengalaman dan kepemimpinannya masih bisa memberi pengaruh positif di ruang ganti. Namun, publik Chile sadar, kekuatan utama tim kini hanya tinggal dalam cerita nostalgia.

Di sisi lain, Argentina punya darah muda yang siap tampil. Empat pemain belum pernah mencatatkan caps, termasuk Franco Mastantuono yang baru berusia 17 tahun. Dia digadang-gadang sebagai bintang masa depan, dan laga seperti ini bisa jadi panggung debut yang sempurna.

Rekor Pertemuan Tak Memihak Tuan Rumah

Harapan Chile untuk mencuri poin juga tidak didukung catatan pertemuan terakhir. Sejak kemenangan dramatis di final Copa America 2016, mereka gagal menang dalam delapan laga terakhir melawan Argentina. Dalam periode itu, mereka hanya mampu mencetak empat gol.

Argentina unggul di setiap aspek permainan, baik teknis maupun mental. Meski laga tandang seringkali menyulitkan di zona Amerika Selatan, Lionel Messi dan kolega terbukti mampu melewati ujian semacam itu. Ini bukan hanya soal tiga poin, tapi juga konsistensi menjelang Piala Dunia.

Bagi Chile, laga ini bisa menjadi titik balik atau titik akhir. Apa pun hasilnya nanti, publik tuan rumah berharap timnya setidaknya bisa tampil terhormat di hadapan pendukung sendiri—meski lawan yang datang adalah monster sepak bola dari Buenos Aires.

Read Entire Article
Bisnis | Football |