Duel Antarlini Tottenham vs Man United: Siapa Lebih Siap di Final Liga Europa?

5 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta Final Liga Europa musim ini mempertemukan dua tim yang tidak diunggulkan sejak awal. Tottenham dan Manchester United, dua tim dari papan tengah Premier League, akan bentrok demi satu-satunya harapan trofi musim ini. Meski bukan favorit, keduanya tetap menyimpan potensi kejutan di Bilbao.

Tottenham lebih dominan dalam tiga pertemuan terakhir, mencatatkan tiga kemenangan atas Setan Merah dengan skor agregat 8-3. Namun, laga final selalu punya nuansa berbeda, terlebih dengan banyaknya pemain absen di kedua kubu. Pertarungan ini pun bukan sekadar adu taktik, tapi juga adu keberanian dalam mengatasi krisis skuad.

Absennya sejumlah pemain kunci menambah lapisan teka-teki dalam laga ini. Ruben Amorim dan Ange Postecoglou harus memutar otak untuk meracik tim dari stok yang tersisa. Laga ini pun menjadi ujian sejati bagi keduanya—baik dari segi kedalaman skuad maupun kecerdasan strategi.

Duel Penjaga Gawang: Keunggulan Tipis Vicario

Performa Andre Onana dan Guglielmo Vicario musim ini memang tidak istimewa. Namun secara statistik, Vicario sedikit lebih unggul dibanding kiper MU tersebut. Vicario mencatatkan rata-rata expected goals against sebesar 1,3 per laga, lebih baik dari Onana yang mencatatkan 1,4.

Tingkat penyelamatan Vicario juga sedikit lebih tinggi, yakni 68,3% berbanding 67% milik Onana. Meski selisihnya tipis, performa Onana yang kerap melakukan blunder menambah keraguan. Bahkan, Amorim sempat mencadangkannya di semifinal melawan Lyon.

Dengan catatan tersebut, Tottenham memiliki keunggulan tipis di sektor penjaga gawang. Namun, laga final tetap bergantung pada bagaimana masing-masing kiper merespons tekanan tinggi.

Duel Lini Belakang: Spurs Lebih Solid

Tottenham mendapat kabar baik karena bek utama mereka, Cristian Romero dan Micky van de Ven, sudah fit. Statistik membuktikan dampak kehadiran keduanya sangat signifikan dalam menstabilkan pertahanan Spurs. Tanpa mereka, angka kebobolan Tottenham meningkat drastis.

Romero dan Van de Ven hanya bermain bersama dalam 18 laga, tapi Spurs mencatatkan angka kebobolan rata-rata yang jauh lebih rendah saat mereka tampil. Ditambah Pedro Porro dan Destiny Udogie, lini belakang Spurs terlihat komplet dan siap tempur. Ini menjadi modal penting bagi Postecoglou.

Sebaliknya, United dipusingkan dengan kondisi Matthijs de Ligt dan Leny Yoro yang belum pasti tampil. Jika absen, Amorim hanya bisa mengandalkan Harry Maguire dan Victor Lindelof yang sering tampil inkonsisten. Situasi ini menjadikan lini belakang sebagai titik lemah utama MU.

Duel Lini Tengah: Keuntungan Tipis untuk MU

Tottenham kehilangan tenaga di lini tengah dengan absennya James Maddison, Dejan Kulusevski, dan Lucas Bergvall. Postecoglou dipaksa mengandalkan Bissouma, Bentancur, serta opsi darurat seperti Wilson Odobert dan Mikey Moore. Kombinasi ini masih jauh dari ideal untuk partai final.

Manchester United sebenarnya juga tidak berada dalam kondisi sempurna. Namun, keberadaan Bruno Fernandes memberi harapan di tengah performa medioker Casemiro dan Manuel Ugarte. Fernandes bahkan secara terbuka meminta rekan setimnya untuk tampil lebih berani.

Dengan kreativitas dan determinasi yang ia miliki, Fernandes bisa menjadi pembeda di lini tengah. Jika pemain lain mampu mengimbangi, MU berpeluang menguasai sektor vital ini.

Duel Lini Serang: Tottenham Masih Tajam

Serangan Tottenham tetap menjadi kekuatan utama mereka musim ini. Meski Maddison dan Kulusevski absen, mereka tetap punya Son Heung-min, Brennan Johnson, dan Dominic Solanke. Johnson menjadi top skor tim dengan 17 gol, diikuti Solanke (15) dan Son (11).

Spurs juga unggul dalam berbagai statistik menyerang di Premier League. Mereka berada di peringkat keenam dalam urusan mencetak gol dan termasuk dalam 10 besar untuk jumlah tembakan serta expected goals. Ketajaman kolektif ini jadi senjata utama mereka di laga puncak.

Di sisi lain, MU justru menjadi tim ke-16 dalam urusan mencetak gol di liga. Hanya tiga pemain selain Fernandes yang mampu mencetak dua digit gol: Garnacho, Hojlund, dan Amad Diallo. Ketimpangan ini bisa menjadi pembeda besar saat laga berlangsung di bawah tekanan final.

Nah melihat duel antarlini di atas, dapat dijawab bahwa Tottenham masih lebih siap daripada MU untuk final Liga Europa nanti. Meski begitu, Setan Merah diprediksi bakal habis-habisan untuk menyelamatkan muka.

Read Entire Article
Bisnis | Football |