Liputan6.com, Jakarta Arda Guler baru saja menutup musim 2024/25 dengan sedikit menit bermain di bawah Carlo Ancelotti. Meski begitu, gelandang 20 tahun asal Turki itu tetap memancarkan potensi besar yang membuat Real Madrid jatuh hati tahun lalu. Kini, kedatangan Xabi Alonso membuka lembaran baru bagi karier Guler di ibu kota Spanyol.
Perubahan di kursi pelatih memang selalu memantik rasa penasaran di ruang ganti Los Blancos. Alonso datang membawa filosofi permainan yang berbeda, lebih dinamis dan menitikberatkan kreativitas di lini tengah. Bagi pemain sekreatif Guler, skema ini ibarat panggung yang akhirnya disorot lampu terang.
Langkah Alonso juga disambut optimisme oleh para penggemar dan pengamat sepak bola Turki. Salah satunya Kenan Kocak, mantan asisten pelatih timnas Turki yang memberi debut Guler di usia 17 tahun. Kata-kata Kocak menggambarkan betapa tinggi harapan terhadap duet baru di Santiago Bernabuu.
Kenan Kocak: Arda adalah Tipe Pemain Alonso
Kocak mengenal Guler lebih dekat dari kebanyakan orang di Madrid. Ia ingat betul malam ketika bakat sang gelandang muncul di panggung internasional. Dalam wawancara dengan AS, Kocak menegaskan, “Arda Guler adalah tipe pemain yang diinginkan Xabi Alonso.”
Menurut Kocak, Alonso mencari gelandang yang piawai membaca ruang, cepat memindahkan bola, dan berani mengambil keputusan di antara garis lawan. Guler memenuhi semua syarat itu sejak remaja di Fenerbahce. “Di Real Madrid, Arda dan Alonso akan membentuk duet hebat. Filosofi permainan Alonso sangat berbeda dari Ancelotti, dan saya yakin Arda akan jauh lebih diuntungkan,” sambungnya.
Keyakinan itu bukan basa-basi. Kocak menilai transisi dari era Ancelotti ke Alonso bakal membuka porsi menit bermain yang selama ini terbatas. “Saya yakin kita akan melihat versi Arda yang jauh lebih produktif di bawah Alonso,” tegasnya, seakan menitipkan pesan optimistis kepada para Madridista.
Filosofi Alonso: Dinamis dan Kreatif
Xabi Alonso dikenal menerapkan pressing tinggi dan rotasi posisi antarpemain lini tengah. Ia mendorong gelandangnya untuk aktif mencari bola, bukan menunggu servis dari bek. Dalam kerangka itu, Guler bisa bergerak bebas di half-space dan membuka jalur umpan vertikal ke penyerang.
Sistem ini kontras dengan pendekatan Ancelotti yang lebih mengandalkan struktur tetap dan transisi cepat. Perbedaan itulah yang diyakini akan menonjolkan kekuatan teknis Guler. Gelandang Turki ini punya visi dan sentuhan yang membuat peluang muncul dari situasi sempit.
Latihan pramusim akan menjadi laboratorium pertama bagi Alonso dan Guler menguji kolaborasi mereka. Di sana, konsep permainan akan diasah, dan peran Guler diukur dengan kebutuhan tim. Jika semuanya mulus, Santiago Bernabuu bisa menyaksikan lahirnya kreator baru di lini kedua Los Blancos.
Musim 2025/26: Saatnya Arda Unjuk Gigi
Memasuki usia 20 tahun, Guler berada di fase krusial untuk mengonversi potensi menjadi performa konsisten. Konsistensi menit bermain bakal membantu sang gelandang menemukan ritme dan kepercayaan diri. Real Madrid pun beruntung memiliki pelatih yang percaya pada proses tersebut.
Alonso dikenal piawai memoles pemain muda sejak kiprahnya di Real Sociedad B dan Bayer Leverkusen. Rekam jejak itu menjadi kabar baik bagi Guler, yang selangkah lagi butuh panggung reguler untuk bersinar. Jika sang pemain mampu menjawab kepercayaan pelatih, statusnya bisa melonjak dari prospek masa depan menjadi pilar utama.
Kocak dan publik Turki menunggu momen itu dengan antusias. Dukungan moral dan teknis sudah selaras untuk mendukung perkembangan Guler. Musim 2025/26 pun berpotensi menjadi babak pembuktian—sebuah kisah coming-of-age gelandang bernomor punggung 15 di bawah sinar lampu megah Bernabeu.
Sumber: AS, Madrid Universal