Liputan6.com, Jakarta Final Liga Europa lebih dari sekadar perebutan trofi bagi Manchester United. Pertandingan melawan Tottenham pada Kamis 22 Mei 2025 nanti bisa menjadi titik balik krusial dalam sejarah klub berjuluk Setan Merah tersebut.
Rene Meulensteen menyebut laga ini sebagai "momen persimpangan" bagi MU. Eks pelatih tim utama MU itu tak menutupi kekecewaannya terhadap performa klub musim ini.
Laga kontra Spurs bisa menjadi penyelamat musim yang nyaris jadi bencana total. Tapi jika kalah, masa depan klub disebut-sebut akan makin mengkhawatirkan.
Tekanan Besar di Tengah Musim Buruk
Manchester United mungkin mengakhiri musim Premier League di posisi ke-16, terburuk dalam lebih dari 50 tahun. Hanya trofi Liga Europa yang tersisa sebagai pelipur lara.
Meulensteen mengatakan kemenangan tetap tak bisa menutupi musim yang "paling mengerikan", namun bisa menyuntikkan harapan baru. Ia menilai trofi bisa membantu klub menarik pemain dan mendongkrak dana belanja.
Jika gagal menang, dampaknya akan lebih luas dari sekadar absen di Eropa. Meulensteen khawatir MU akan makin sulit bersaing di level atas.
Liga Champions: Tiket Kehidupan MU
Partisipasi di Liga Champions dianggap krusial dari sisi finansial. Menurut pakar keuangan sepak bola Kieran Maguire, laga final ini adalah yang paling penting secara ekonomi dalam sejarah MU.
Kemenangan bisa menghadirkan pemasukan lebih dari 100 juta pounds dari tiket, siaran, hingga bonus sponsor. Jika melaju jauh, pendapatan tambahan bisa mencapai 30-40 juta pounds.
Kondisi keuangan MU makin rapuh karena beban utang yang mencapai lebih dari 1 miliar pounds. Klub juga berisiko melanggar aturan Profit and Sustainability Rules (PSR) Premier League.
Krisis Finansial yang Membayangi
Meski pendapatan MU tahun lalu mencapai 651 juta pounds, mereka tetap mencatat kerugian 113 juta pounds. Sebaliknya, Spurs "hanya" merugi 26 juta pounds, membuat MU jauh lebih membutuhkan kemenangan ini.
Kerugian MU selama tiga tahun terakhir mencapai 300 juta pounds. Sebagian besar disebabkan oleh akuisisi menggunakan utang oleh keluarga Glazer sejak 2005.
Beban bunga dan kewajiban pembayaran utang menyedot puluhan juta pound setiap tahun. Jika tak tampil di Liga Champions, beban itu bisa menjadi bom waktu finansial.
Amorim: Liga Champions Lebih Penting dari Trofi
Pelatih MU, Ruben Amorim, menyadari pentingnya laga ini jauh melampaui prestise. Ia secara terbuka menyebut Liga Champions sebagai prioritas utama.
Menurut Amorim, hanya Liga Champions yang bisa mempercepat kebangkitan MU dalam beberapa tahun ke depan. Sebuah sinyal tegas bahwa trofi Liga Europa bukan tujuan akhir.
Ia pun memperingatkan bahwa kekalahan akan membuat situasi musim depan lebih sulit. "Kesabaran fans dan media akan sangat terbatas jika kami kalah," tegas Amorim.