Investor Kaya Indonesia Kini Beralih ke Emas, Ini Penyebabnya

2 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Laporan HSBC Affluent Investor Snapshot 2025 mengungkapkan investor affluent di Indonesia semakin mengandalkan emas sebagai aset utama portofolio mereka. Alokasi emas melonjak tajam sebesar 12 poin persentase dalam setahun terakhir dan kini menempati porsi terbesar, yaitu 25% dari total portofolio investasi.

Kenaikan ini mencerminkan pergeseran signifikan dari instrumen kas ke aset berwujud. Investor affluent di Indonesia mengurangi kepemilikan tunai menjadi 19% dan mengalihkan sebagian besar dana tersebut ke emas. Tren serupa juga terlihat secara global, di mana alokasi emas meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Selain emas, tiga produk investasi teratas yang dimiliki investor affluent Indonesia adalah emas fisik (44%), deposito berjangka (33%), dan investasi terkelola (31%). Ke depan, minat terhadap emas digital juga meningkat, terutama di kalangan Gen Z dan Milenial, yang menunjukkan selera risiko dan adopsi inovasi yang lebih besar.

Head of Networks Sales and Distribution HSBC Indonesia, Sumirat Gandapraja, menegaskan relevansi emas sebagai aset aman di tengah ketidakpastian. 

“Saya pikir emas adalah safe haven seperti kita tahu semua, gitu ya. Pada saat terjadinya sesuatu yang tidak menentu, baik itu politik maupun ekonomi, emas jaga sebagai safe haven. Bukan hanya di Indonesia, tapi di negara-negara lain pun sama,” ujarnya dalam acara Media Briefing: Survei HSBC Affluent Investor Snapshot 2025, Senin (15/9/2025).

Sumirat juga mengapresiasi kejelian investor Indonesia dalam memanfaatkan momentum kenaikan harga emas. 

“Pada beli tahun ini, ternyata harga emas naiknya paling tinggi daripada yang lain. Hebat ya orang Indonesia ya, bisa baca lebih cepat daripada negara-negara lain. Sehingga mereka porsinya jadi emas dan betul,” tambahnya

Harga Emas Hari Ini Bisa Naik ke USD 3.675, Simak Analisisnya

Sebelumnya, harga emas dunia kembali menguat di awal pekan ini setelah pada perdagangan sesi Amerika Utara hari Jumat lalu (12/9/2025) mencatat kenaikan lebih dari 0,44%.

Kenaikan harga emas ini terjadi seiring rilis data pasar tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan, sehingga memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan minggu ini.

Di awal perdagangan sesi Asia Senin pagi (15/9/2025), harga emas bergerak mendekati level USD 3.640, mempertahankan momentum bullish yang telah terbentuk sejak pekan lalu.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, secara teknikal tren bullish pada emas masih menguat. Berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini, tekanan beli diperkirakan tetap dominan.

"Apabila momentum bullish ini berlanjut, harga emas berpotensi naik hingga ke level USD 3.675 pada perdagangan hari ini. Level ini menjadi target terdekat yang kini dibidik para pelaku pasar, khususnya setelah emas berhasil bertahan di area kunci di sekitar USD 3.640," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (15/9/2025).

Namun demikian, Andy juga mengingatkan adanya potensi koreksi harga apabila tekanan beli melemah. Skenario alternatif yang perlu diwaspadai adalah jika harga gagal mempertahankan kenaikan dan justru mengalami koreksi, dengan potensi penurunan terdekat ke area USD 3.619.

Koreksi ini dapat dipicu apabila rilis data inflasi atau perkembangan terbaru dari perundingan dagang tingkat tinggi antara AS dan China di Madrid menunjukkan tanda meredanya ketegangan. Setiap sinyal perbaikan hubungan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut berpotensi meningkatkan selera risiko investor, sehingga menekan permintaan aset safe-haven seperti emas.

Area yang Perlu Diperhatikan

Senior Market Strategist RJO Futures Daniel Pavilonis mengatakan, kondisi ketenagakerjaan yang lebih lemah dan inflasi yang tidak merata memberikan ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga.

“Ekspektasi pemangkasan suku bunga mendorong logam mulia lebih tinggi karena ada risiko inflasi jangka panjang,” ujarnya.

Pandangan ini memperkuat proyeksi bahwa emas akan tetap menarik di tengah ketidakpastian makroekonomi dan kebijakan moneter.

Dengan kombinasi fundamental dan teknikal yang solid, emas diperkirakan tetap dalam jalur positif, setidaknya hingga keputusan The Fed diumumkan.

Bagi investor dan trader, memantau pergerakan harga di area USD 3.640 dan reaksi pasar terhadap keputusan suku bunga akan menjadi kunci dalam menentukan langkah transaksi jangka pendek, baik untuk memanfaatkan potensi kenaikan menuju USD 3.675 maupun mengantisipasi skenario koreksi ke USD 3.619. 

Read Entire Article
Bisnis | Football |