Juara di Napoli Itu Berat, Biar Conte Saja

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta Antonio Conte kembali mengukir prestasi sensasional. Pelatih Italia mantan arsitek Inter Milan itu membawa Napoli menjuarai Serie A 2024/25 setelah menang 2-0 atas Cagliari. Scudetto ini menjadi klimaks luar biasa dari musim penuh tekanan dan tantangan.

Meski Inter menang 2-0 atas Como di laga pekan terakhir lainnya, upaya mereka tetap tak cukup. Napoli sudah menutup jalur perebutan Scudetto lebih dulu dan keunggulan satu poin cukup untuk mengunci gelar. Kota Naples pun kembali bergemuruh, dua tahun setelah gelar pertama sejak era Maradona.

Conte kini sejajar dengan Fabio Capello sebagai pelatih yang mampu menjuarai Serie A bersama tiga klub berbeda: Juventus, Inter, dan Napoli. Namun, bagi Conte, gelar ini terasa berbeda: lebih berat, lebih emosional.

Napoli: Tekanan Gila di Balik Euforia

“Ini terjadi lagi dan ini sesuatu yang luar biasa,” ucap Conte seusai pertandingan, seperti dikutip Football Italia. “Waktu kami tiba di stadion, jujur saja, sulit untuk masuk karena saya tak tahu berapa banyak orang yang ada di sana. Saya sempat berpikir, kalau kami mengecewakan mereka, itu akan menjadi beban yang akan kami bawa untuk waktu yang lama.”

Beban itu bukan sekadar tekanan biasa. “Anak-anak ini luar biasa. Tekanan pada kami gila-gilaan, tapi kami menghadapi laga dengan cara terbaik,” katanya. “Ini musim yang luar biasa dan para pemain layak mendapat pujian karena ingin menantang diri lagi, terutama mereka yang juara dua tahun lalu, lalu finis di peringkat 10 musim lalu.”

Kegagalan musim lalu justru menjadi bahan bakar musim ini. Tidak bermain di kompetisi Eropa, Napoli bisa fokus sepenuhnya pada liga. Di sisi lain, Inter harus berbagi tenaga untuk final Liga Champions dan semifinal Coppa Italia.

Napoli: Dari Kekacauan ke Puncak

Conte datang saat Napoli hancur lebur. Mereka finis ke-10 di musim sebelumnya, kehilangan arah dan rasa percaya diri. “Ini jelas tantangan paling tak terduga, tersulit, dan paling menantang dalam karier saya,” katanya. “Datang ke Napoli setelah peringkat 10 dan mencoba memperbaiki semuanya, meyakinkan pemain-pemain terbaik untuk bertahan karena kami bisa melakukan sesuatu yang positif.”

Awal musim tidak meyakinkan. Hasil imbang 0-0 melawan Modena di Coppa Italia dan kalah 0-3 dari Verona di Serie A sempat membuat banyak pihak pesimistis. Namun, dari kekacauan itulah fondasi dibangun. Napoli bangkit dan Conte membuktikan dirinya lagi.

Meski harus menonton laga pamungkas dari tribune karena skorsing akibat kartu merah melawan Parma, Conte langsung turun ke lapangan usai peluit akhir. Di sana, pelukan hangat menyambutnya—termasuk dari Romelu Lukaku, striker yang sudah mencetak 78 gol dan 27 assist di bawah asuhannya.

Napoli: Gelar Spesial di Tempat yang Spesial

“Terus terang, sangat sulit menjadi juara di Napoli,” ujar Conte. “Untuk para pemain ini bisa melakukannya dua kali dalam tiga tahun, berarti ada sesuatu yang spesial di sini. Saya senang untuk mereka.”

Conte tahu, Napoli bukan klub yang terbiasa mengejar gelar dari awal musim. “Saya ulangi, ini bukan situasi yang mudah. Sebab, Anda tidak berada di klub yang secara sistematis bermain untuk menang sejak awal,” katanya.

Sejarah terasa hidup kembali di kota ini. “Lebih dari 30 tahun lalu, Diego Armando Maradona memenangkan gelar. Sekarang, Giovanni Di Lorenzo sebagai kapten mengangkat trofi dengan ban kapten di lengannya. Itu istimewa.”

Akankah Conte Bertahan?

Setelah selebrasi dan potongan kue dari legenda Napoli Ciro Ferrara, satu pertanyaan besar muncul: akankah Conte tetap di Napoli musim depan? Jawaban Conte masih menggantung.

“Kami sedang menikmati semuanya,” ujarnya. “Saya punya hubungan yang baik dengan Presiden. Bisa dibilang, kami punya kesempatan untuk saling mengenal musim ini. Kami berdua adalah pemenang. Mungkin dengan cara berbeda, tapi kami sama-sama pemenang.”

Conte tahu betul, menjadi juara di Naples bukan soal strategi semata. Ini tentang membangun harapan dari puing-puing dan bertarung sampai akhir, dan dia melakukannya sekali lagi.

Read Entire Article
Bisnis | Football |